Jika Anda mulai merasakan gejala gangguan mental yang mengganggu aktivitas sehari-hari, langkah terbaik untuk mengatasinya adalah dengan berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Namun, mana yang sebaiknya Anda datangi terlebih dahulu? Agar tak salah pilih, simak penjelasannya melalui uraian berikut.
Apa perbedaan psikolog dan psikiater?
Psikolog dan psikiater sama-sama dapat memberikan terapi untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Tak jarang, keduanya berkolaborasi dalam pemberian terapi kepada pasien.
Meski begitu, ruang lingkup praktik dan perawatan yang diberikan oleh keduanya tidaklah sama. Agar Anda mendapatkan penanganan yang tepat, berikut adalah beberapa perbedaan psikiater dan psikolog yang perlu Anda ketahui.
1. Pendidikan dan pelatihan

Psikolog bukanlah dokter medis, melainkan tenaga ahli bidang kesehatan mental yang terlebih dahulu lulus dari program sarjana psikologi (S.Psi.).
Selanjutnya, sarjana psikologi harus mengikuti program pendidikan Magister Psikologi Profesi (Mapro) selama paling tidak dua tahun untuk mendapatkan gelar Magister Psikologi (M.Psi.).
Sementara itu, psikiater (Sp.KJ) merupakan dokter medis dari lulusan sarjana kedokteran yang mengambil spesialis untuk menangani masalah kejiwaan.
Saat menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), calon psikiater akan mempelajari diagnosis dan pengobatan masalah kesehatan mental setidaknya selama empat tahun.
2. Metode diagnosis
Psikolog dan psikiater sama-sama bisa memberikan diagnosis penyakit atau gangguan mental. Meski begitu, ada perbedaan metode diagnosis di antara keduanya.
Seorang psikolog mendiagnosis masalah yang dialami klien lewat kepribadian, tingkah laku, perilaku dan kebiasaan, cara berbicara, serta cerita yang dicurahkan oleh klien.
Sementara itu, psikiater mendiagnosis melalui ilmu kedokteran fisik, termasuk tentang pengaruh kinerja otak dan sistem saraf terhadap kondisi mental pasiennya.
Jika dibutuhkan, psikiater bisa melakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, tes urine, serta MRI atau CT-scan untuk mengetahui kondisi otak pasien.
3. Perawatan dan resep obat
Karena psikolog bukan dokter, mereka tidak bisa meresepkan obat untuk gangguan kejiwaan. Cakupan perawatan yang bisa diberikan oleh psikolog adalah konsultasi dan terapi psikologis (psikoterapi).
Kedua perawatan tersebut berfokus untuk mengubah pola pikir dan perilaku klien terhadap pemicu gangguan kejiwaan sehingga kesejahteraan hidupnya bisa menjadi lebih baik.
Umumnya, klien dan psikolog akan terlebih dahulu menentukan satu tujuan spesifik yang ingin dicapai melalui rangkaian terapi.
Sementara itu, psikiater bisa memberikan terapi seperti yang dilakukan psikolog dan meresepkan obat untuk mengatasi gejala yang dialami pasien.
Perbedaan antara psikolog dan psikiater ini membuat dokter spesialis kejiwaan bisa melakukan terapi pendukung, seperti elektrokonvulsif (ECT) untuk otak.
4. Ruang lingkup praktik
Psikolog umumnya membuka praktik dalam ruang lingkup yang kecil, seperti klinik swasta, perusahaan, hingga penjara. Namun, tidak sedikit psikolog yang melakukan praktik di rumah sakit besar.
Sementara itu, psikiater cenderung bekerja di lingkungan rumah sakit atau klinik yang lebih besar. Ini memungkinkan mereka untuk menangani pasien yang membutuhkan perawatan medis intensif.
Tidak jarang, psikiater perlu berkolaborasi dengan dokter spesialis lain untuk menangani pasien dengan kasus tertentu.
Kapan Anda membutuhkan psikolog?
Adanya emosi negatif yang sudah mengganggu produktivitas sehari-hari adalah salah satu tanda Anda butuh psikolog.
Psikolog merupakan pilihan tepat ketika Anda mengalami gejala gangguan mental yang masih bisa ditangani secara efektif melalui terapi psikologis, seperti terapi perilaku kognitif (CBT).
Keterbukaan merupakan hal penting saat Anda konsultasi ke psikolog untuk pertama kali. Psikolog juga akan membantu Anda meluapkan emosi atau cerita yang selama ini mungkin terasa sulit dikeluarkan.
Dari cerita itulah, psikolog bisa memberikan diagnosis dan membuat rencana perawatan. Tak jarang, beberapa klien sudah merasa lebih baik dengan perawatan melalui terapi online.
Beberapa kondisi yang bisa ditangani oleh psikolog adalah masalah perilaku (seperti kecanduan), gangguan emosi, fobia, kesulitan belajar, depresi, dan gangguan kecemasan.
Kapan Anda membutuhkan psikiater?

Pasien psikiater biasanya merupakan individu dengan masalah psikis yang lebih rumit, seperti gangguan bipolar, depresi berat, atau skizofrenia.
Dikutip dari laman Health Direct, Anda sebaiknya juga segera mendatangi psikiater jika memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri.
Psikiater sering kali juga menjadi rujukan dari psikolog ketika perawatan dengan terapi psikologis tidak kunjung membuahkan hasil.
Jika masih kebingungan untuk menentukan kunjungan ke psikolog atau psikiater, Anda bisa mendatangi dokter umum terlebih dahulu.
Dokter umum bisa membantu memberikan diagnosis awal dan merujuk Anda ke psikolog atau dokter spesialis kesehatan jiwa.
Kesimpulan
- Bedanya psikolog dan psikiater ada pada latar pendidikan, metode diagnosis, cakupan perawatan, dan ruang lingkup praktik.
- Psikolog hanya boleh memberikan perawatan dengan terapi psikologi, sedangkan psikiater boleh memberikan resep obat karena memiliki latar pendidikan kedokteran.
- Keputusan konsultasi dengan psikolog dan psikiater harus didasari pada intensitas gejala gangguan mental yang Anda rasakan. Anda harus segera mendatangi psikiater jika gangguan mental sudah menimbulkan keinginan untuk menyakiti diri sendiri.
- Psikiater sering kali menjadi rujukan oleh psikolog ketika terapi psikologi tidak kunjung membuahkan hasil.