backup og meta

Memahami Kode Etik Psikologi dan Pentingnya bagi Klien

DefinisiPrinsipKenapa penting?Contoh pelanggaran

Ragu berkonsultasi dengan psikolog karena takut rahasia Anda bocor? Kekhawatiran ini memang umum, terutama bagi yang ingin bertemu psikolog untuk pertama kalinya. Namun, Anda tak perlu takut karena semua yang Anda ceritakan dijamin kerahasiaannya oleh kode etik profesi psikologi.

Apa itu kode etik psikologi?

Kode etik psikologi adalah seperangkat nilai-nilai untuk ditaati dan dijalankan dengan sebaik-baiknya dalam melaksanakan kegiatan psikolog dan ilmuwan psikologi di Indonesia.

Psikolog adalah lulusan pendidikan profesi yang memiliki izin praktik psikologi. Seorang psikolog berwenang melakukan asesmen dan konseling psikologi.

Sementara itu, ilmuwan psikologi adalah ahli dalam bidang ilmu psikologi dengan latar belakang pendidikan S1, S2, atau S3 dalam bidang psikologi.

Ilmuwan psikologi punya wewenang memberikan layanan psikologi, seperti intervensi sosial, supervisi dalam pelatihan, dan konseling sederhana.

Penerapan kode etik psikologi ini memiliki tujuan utama untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera (well-being).

Pasalnya, kesehatan mental bisa berdampak pada kesehatan fisik dan kehidupan secara menyeluruh.

Prinsip-prinsip dasar kode etik psikologi

Berdasarkan laman Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), berikut adalah kode etik psikologi tahun 2010 yang masih berlaku sampai saat ini.

1. Penghormatan pada harkat martabat manusia

psikoterapi suportif

Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi akan memberikan layanan psikologi dengan menekankan pada hak asasi manusia.

Mereka akan berhati-hati agar tidak memperlakukan kelompok rentan, seperti anak-anak, penyandang disabilitas, atau orang dengan latar belakang tertentu secara tidak adil karena terpengaruh pendapat pribadi, stereotipe, atau prasangka.

Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi juga akan memastikan bahwa perlakuan serta keputusan yang diambil tidaklah bias dan tetap menghormati hak serta kesejahteraan setiap klien secara setara.

2. Integritas dan sikap ilmiah

Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi akan bekerja berlandaskan etika dan pengetahuan ilmiah yang telah diakui oleh komunitas psikologi.

Dalam kondisi tertentu, psikolog dan/atau ilmuwan psikologi boleh tidak mengungkapkan fakta secara utuh pada klien.

Keputusan tersebut biasanya diambil demi meminimalkan dampak buruk bagi klien. Namun, keputusan ini tetap harus bisa dipertanggungjawabkan demi menjaga kepercayaan klien.

3. Profesional

Setiap orang yang menjalankan praktik psikologi wajib memiliki keahlian dan bekerja dalam batas kemampuannya.

Pasalnya, hubungan psikolog dan klien perlu dibangun atas dasar saling percaya. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membangun kepercayaan pada klien adalah menjalani pekerjaan berdasarkan ilmu yang dikuasai.

Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi juga harus mampu mengenali dan mengelola konflik kepentingan agar tidak merugikan pihak tertentu.

4. Keadilan

Layanan psikologi akan diberikan secara setara pada semua klien, tanpa memandang latar belakang atau karakteristik tertentu.

Karena itulah, psikolog dan/atau ilmuwan psikologi harus ekstra berhati-hati terhadap kemungkinan prasangka yang mungkin memengaruhi layanan yang diberikan.

Etika ini menjamin bahwa layanan psikologi tidak akan memberikan keberpihakan pada kelompok tertentu.

5. Kebermanfaatan

Tugas utama psikolog dan/atau ilmuwan psikologi adalah memberikan kesejahteraan, perlindungan hak, dan meminimalkan risiko dampak buruk bagi klien serta pihak terkait.

Pasalnya, putusan atau layanan psikolog mungkin memengaruhi kehidupan klien serta pihak di sekitarnya di kehidupan mendatang.

Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi juga perlu waspada terhadap kemungkinan faktor pribadi, seperti keuangan, sosial, organisasi, atau politik, yang mungkin mengarah pada penyalahgunaan atas pengaruh mereka.

Di samping itu, psikolog dan/atau ilmuwan psikologi akan menahan diri dalam melibatkan masalah atau konflik pribadi ketika memberikan layanan pada klien.

Jika menyadari potensi keterlibatan emosi pribadi terhadap layanan psikologi, mereka juga perlu segera melakukan konsultasi.

Kenapa klien perlu tahu kode etik psikologi?

Keterbukaan tentang kode etik diharapkan bisa memberikan rasa aman dan kepercayaan pada klien, terutama bagi Anda yang ingin mencoba konsultasi ke psikolog untuk pertama kali.

Melalui kode etik ini, klien juga bisa mengetahui batasan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh psikolog dan/atau ilmuwan psikologi, seperti berikut.

  • Apakah sesi konseling yang dilakukan diam-diam akan diberitahukan ke orangtua? Secara umum, kerahasiaan adalah hal utama dalam layanan psikologi.  Namun, psikolog mungkin tidak mengungkapkan hal tertentu demi kebaikan klien.
  • Bagaimana jika Anda merasa tidak nyaman dengan pendekatan terapi yang dilakukan? Kenyamanan adalah hal utama dalam keberhasilan konseling. Bicarakan pada penyedia layanan psikologi jika Anda merasa tidak nyaman.
  • Apakah psikolog boleh memberikan obat? Memberikan resep obat untuk kesehatan mental adalah ranah psikiater. Psikolog tidak boleh melakukannya.

Contoh pelanggaran kode etik psikologi

konselor psikologi

Pelanggaran kode etik adalah segala tindakan psikolog dan/atau ilmuwan psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang sudah dirumuskan. Berikut adalah beberapa di antaranya.

  • Memberikan layanan di luar batas kompetensinya, misalnya meresepkan obat.
  • Memalsukan data hasil konsultasi karena prasangka pribadi.
  • Menjalani hubungan pribadi dengan klien. Hal ini dikhawatirkan menimbulkan konflik kepentingan dan merusak profesionalisme.
  • Menggunakan psikoterapi yang belum terbukti secara ilmiah.
  • Merekam sesi konsultasi tanpa persetujuan klien.

Setiap pelanggaran terhadap wewenang kode etik bisa dikenakan sanksi organisasi sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga Himpunan Psikologi Indonesia dan Kode Etik Psikologi Indonesia.

Jika pelanggaran tidak bisa diselesaikan oleh pihak yang terlibat, klien bisa mengirimkan aduan tertulis ke Himpunan Psikologi Indonesia.

HIMPSI akan mempertimbangkan apakah pelanggaran tersebut termasuk pelanggaran ringan, sedang, atau berat.

Selanjutnya, ini akan menjadi pertimbangan bagi Majelis Psikologi Indonesia untuk menentukan hukuman. Bantuan hukum mungkin dilibatkan jika dibutuhkan.

Kode etik psikologi merupakan fondasi penting di dalam praktik psikologi. Tidak hanya penting bagi psikolog dan/atau ilmuwan psikologi sendiri, klien pun bisa merasa lebih aman dan terlindungi karena ada aturan yang menjamin kerahasiaan dan profesionalisme dalam setiap layanan yang diberikan.

Kesimpulan

  • Kode etik psiklogi adalah nilai-nilai yang perlu ditaati ketika psikolog atau ilmuwan psikolog menjalankan pekerjaannya.
  • Terdapat lima poin penting dalam kode etik psikologi, yaitu penghormatan pada harkat martabat manusia, integritas dan sikap ilmiah, profesional, keadilan, dan manfaat.
  • Beberapa contoh pelanggaran kode etik psikolog adalah memberikan layanan di luar batas kompetensi, memalsukan hasil konsultasi, dan merekam sesi konsultasi tanpa persetujuan klien.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Kode etik psikologi indonesia. 2010. Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI). Retrieved 13 May 2025, from https://himpsi.or.id/kode-etik

Ethical principles of psychologists and code of conduct. (n.d.). https://www.apa.org. Retrieved 13 May 2025, from https://www.apa.org/ethics/code

Protecting your privacy: Understanding confidentiality. (2019, October 30). https://www.apa.org. Retrieved 13 May 2025, from https://www.apa.org/topics/psychotherapy/confidentiality

Potential ethical violations. (n.d.). Retrieved 13 May 2025, from https://www.apa.org. https://www.apa.org/topics/psychotherapy/potential-violations

Versi Terbaru

21/05/2025

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Punya Masalah Mental? Ini 7 Rekomendasi Klinik Psikologi di Jakarta

Mengenal Tugas Konselor Psikologi, Pendidikan, dan Fungsinya


Ditinjau oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi. · Psikologi · None · Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Diperbarui 21/05/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan