backup og meta

Tipe Pasangan Ideal Tiap Orang Bisa Berbeda, Asalnya Dari Mana, Sih?

Tipe Pasangan Ideal Tiap Orang Bisa Berbeda, Asalnya Dari Mana, Sih?

Setiap orang pasti punya kriteria masing-masing yang khusus dicari pada sosok pasangan ideal mereka. Ada yang mendambakan pasangan humoris, berkulit putih, tinggi semampai, dan berbadan atletis. Ada pula yang menginginkan pasangan dari ras atau etnis tertentu, ada yang tidak mementingkan fisik dan gaya hidup asalkan taat beragama, dan masih banyak lagi. Mungkin tipe pasangan ideal Anda lain daripada yang sudah tersebut, karena Anda memiliki kriteria khusus yang Anda sendiri anggap penting. Pernahkah Anda penasaran, dari mana asalnya ‘tipe ideal’ itu?

Dari mana asalnya tipe pasangan ideal?

Gambaran tipe pasangan ideal tidak jarang membuat orang-orang lantas sebisa mungkin mencari pendamping yang harus bisa memenuhi semua kriterianya. Lantas, kenapa setiap orang bisa punya kriteria pasangan ideal yang berbeda-beda?

Mengutip dari laman Psychology Today, perbedaan ini muncul dipengaruhi oleh teori ketertarikan (law of attraction). Teori ini berangkat dari anggapan bahwa segala sesuatu yang bertolak belakang dengan diri kita nampak lebih masuk akal, atau kita cenderung lebih merasa ingin memiliki sesuatu yang belum/tidak kita punya sekarang.

Sederhananya, tipe ideal Anda sebetulnya merupakan cerminan dari hal-hal apa saja yang diri Anda tidak miliki atau yang dianggap bisa melengkapi hidup Anda. Maka ketika suatu saat ada seseorang yang nampaknya mampu “mengisi kekosongan” itu, Anda merasa seperti ada dorongan misterius yang mendorong Anda untuk mendekatinya.

Misalnya begini, Anda adalah orang yang pendiam dan cenderung pasif. Anda mungkin akan cenderung memilih pasangan yang lebih aktif, caring, atau humoris untuk lebih memeriahkan hari-hari. Sementara teman Anda yang karakternya cenderung mendominasi mungkin akan lebih memilih pasangan yang tidak suka mengatur. Di sisi lain, seseorang yang cenderung clingy (maunya nempel terus dengan pasangan), mungkin akan memilih pasangan yang terlihat “dingin” untuk mengejar sensasi “tarik-ulur”nya.

Bisa dibilang, kriteria tipe ideal berasal dari keinginan dalam diri untuk melengkapi apa yang mungkin dirasa kurang untuk mencapai tujuan pribadi yang diinginkan.

Lalu, apakah tipe pasangan ideal kita akan selalu sama?

Bisa jadi. Meski habis putus cinta kita semestinya mencari pasangan dengan karakter atau tipe berbeda agar tidak mengulang kesalahan yang sama, menariknya kenyataan tidak selalu begitu.

Studi yang dimuat dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science malah menunjukkan hal sebaliknya. Studi tersebut melaporkan, kita akan cenderung jatuh cinta pada orang-orang yang bertipe atau berkarakter mirip dengan tipe ideal kita hingga berulang kali. Itu kenapa kita juga cenderung akan mencari pasangan baru yang berkarakter sama atau memiliki kesamaan serupa dengan pasangan sebelumnya.

Nah, konsistensi yang ditunjukkan dari riwayat asmara para partisipan ini menunjukkan bahwa tiap orang memang memiliki tipe pasangan ideal masing-masing.

Untungnya punya tipe pasangan ideal

Ketika sudah terjun dalam hubungan, kita pasti akan merancang strategi interaksi yang akan disesuaikan dengan karakter dan kepribadian pasangan. Mulai dari bagaimana caranya berkomunikasi harian, memecahkan masalah A-Z, mengungkapkan bahasa cinta, dan lain sebagainya. Di sini keuntungannya punya tipe pasangan ideal.

Jika rekam jejak percintaan Anda selama ini menunjukkan tendensi Anda berpacaran dengan orang yang berkarakter itu-itu saja, maka segala ilmu dan kemampuan yang Anda dapatkan dari sewaktu berinteraksi dengan si mantan dulu masih relevan untuk diterapkan pada hubungan yang baru. Ilmu-ilmu tersebut juga dapat menjadi pelajaran untuk Anda membangun fondasi yang lebih kuat pada hubungan yang sekarang.

Sayangnya, strategi “usang” tidak selalu berjalan mulus. Anda bisa saja “mandek” dan terus mengalami masalah yang sama tanpa pernah mencapai resolusi yang tepat. Sebab, akar masalah dan model interaksinya untuk memecahkan masalah akan selalu sama meski sosok pasangannya sudah berbeda.

Kalau sudah begini, mau tak mau Anda akan berusaha untuk mencari pasangan dengan tipe yang berbeda supaya tidak mengulang permasalahan yang sama.

Tipe pasangan ideal bisa berubah

Lorne Campbell, seorang psikolog sosial dari University of Western Ontario mengatakan bahwa sebenarnya tipe pasangan dapat berubah dalam sekejap. Apalagi dalam konteks kencan online.

Sebagai contoh dari aspek fisik. Seiring perkembangan dunia digital, standar kecantikan maupun kegantengan seseorang mungkin akan lebih cepat berubah ketimbang sebelumnya. Para ahli menemukan bahwa seseorang cenderung terlihat lebih menarik bila dipandang sekilas daripada dilihat dalam jangka waktu yang lama.

Kesimpulannya, apa pun tipe pasangan ideal Anda, atau karakter atau kepribadian apa pun yang menurut Anda ideal, penelitian menunjukkan bahwa “tipe ideal” mungkin sebenarnya tidak ada. Alih-alih, yang memengaruhinya adalah preferensi pribadi.

Seseorang bisa saja berpacaran dengan seseorang yang karakternya mereka sukai dan tiba-tiba berubah pada hubungan yang selanjutnya. Tujuannya untuk saling mencocokkan diri dengan sifat-sifat dari orang yang mereka pacari pada saat itu.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

In romantic relationships, people do indeed have a ‘type’. (1560). EurekAlert!. Retrieved 2 October 2019, from https://www.eurekalert.org/pub_releases/2019-06/uot-irr061019.php

Why Do People Have a Type?. (2019). Psychology Today. Retrieved 2 October 2019, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/compassion-matters/201702/why-do-people-have-type

Why Science Says Having A “Type” Is BS. (2015). Bustle. Retrieved 2 October 2019, from https://www.bustle.com/articles/83713-you-dont-really-have-a-type-study-says-instead-your-preferences-change-to-match-your-partnerS

Ponti, C. (2019). Why you don’t really have a ‘type’Bbc.com. Retrieved 2 October 2019, from http://www.bbc.com/future/story/20180918-online-dating-is-changing-our-perceptions-of-beauty

Versi Terbaru

13/12/2022

Ditulis oleh Risky Candra Swari

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

6 Cara Menurunkan Hormon Kortisol yang Tinggi

Obsessive Love Disorder


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 13/12/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan