Sedang galau karena cinta? Tak dapat dipungkiri bahwa jatuh cinta tidak hanya menjanjikan kebahagiaan, tetapi mungkin menawarkan kesedihan. Salah satu bentuk kesedihan jatuh cinta itulah yang kerap disebut sebagai istilah galau.
Lantas, mengapa kondisi itu bisa terjadi? Adakah cara khusus untuk mengatasi rasa galau saat jatuh cinta? Coba atasi kegalauan Anda dengan informasi berikut.
Kenapa cinta bisa membuat galau?
Saat jatuh cinta, otak Anda akan melepaskan hormon dopamin, oksitosin, dan adrenalin yang memicu kebahagiaan, euforia, bahkan motivasi akan masa depan.
Reaksi tubuh saat jatuh cinta lainnya adalah menurunkan kadar serotonin. Ini merupakan alasan mengapa jatuh cinta sering kali membuat Anda terobsesi akan hal-hal kecil, misalnya menantikan pesan dari si dia atau mengenali perubahan sederhana dalam dirinya.
Laman American Psychological Association juga menyebutkan bahwa otak cenderung mengaktifkan bagian ganglia basal saat Anda sudah menjalin hubungan romantis cukup lama. Ini adalah bagian otak yang mendorong keterikatan.
Karena itulah, hubungan yang sudah berlangsung lama mungkin tidak dipenuhi euforia, tetapi tetap dipenuhi perasaan memiliki satu sama lain.
Dengan begitu, wajar jika Anda merasa galau atau sedih saat ditinggalkan seseorang yang menimbulkan rasa cinta. Pasalnya, otak Anda akan merespons dengan hal sebaliknya. Sebagai contoh, peningkatan hormon kortisol saat galau bisa menjadi penyebab stres yang kerap ditandai dengan kesedihan mendalam.
Rasa galau mungkin dirasakan lebih mendalam oleh seseorang yang menerima love bombing atau pemberian kasih sayang secara berlebihan dari pasangan.
Cara mengatasi galau karena cinta
Galau setelah putus cinta atau ditinggalkan orang yang Anda sayangi merupakan hal yang wajar. Meski begitu, perasaan ini tidak boleh dibiarkan berlarut karena bisa merugikan diri sendiri.
Supaya fase galau segera berlalu dan Anda bisa merasakan kebahagiaan yang baru, berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan.
1. Jangan malu mengakui kesedihan
Karena satu dan lain hal, beberapa dari Anda mungkin berusaha menyembunyikan kesedihan setelah putus cinta. Padahal, ini merupakan hal yang wajar sehingga tidak perlu disangkal.
Kesedihan yang terus dipendam justru bisa menjadi bom waktu yang meledak sewaktu-waktu dan menimbulkan kondisi yang lebih buruk. Oleh karena itu, tak apa mengakui kesedihan yang Anda rasakan karena ini merupakan emosi yang wajar.
2. Minta penjelasan
Jika kegalauan yang Anda rasakan tercipta karena pasangan yang menyebalkan, berperilaku tidak jelas, atau melakukan kesalahan, Anda memiliki hak meminta penjelasan. Dengan begitu, rasa galau yang muncul karena asumsi-asumsi di pikiran anda akan berkurang.
Ingat, komunikasi adalah kunci hubungan langgeng dan bahagia. Jika pasangan Anda lebih sering membuat Anda galau dibandingkan merasa bahagia, tak ada salahnya untuk mempertimbangkan kembali hubungan tersebut.
3. Luangkan waktu bersama orang terdekat
Pasangan bukanlah satu-satunya orang yang bisa memberi Anda kenyamanan, kasih sayang dan cinta. Sebab, Anda juga bisa mendapatkannya dari teman, sahabat, dan keluarga.
Oleh karena itu, Anda bisa memanfaatkan lebih banyak waktu dengan mereka saat sedang tidak punya kekasih. Dengan begitu, Anda bisa menyadari bahwa sumber kebahagiaan Anda bukan hanya satu orang saja.
4. Fokus pada diri sendiri
Adakah rencana liburan atau perawatan yang tertunda saat Anda berpacaran? Menjadi single merupakan kesempatan baik bagi Anda untuk lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar Anda inginkan.
Sebab, tak dapat dipungkiri bahwa memiliki pasangan sering kali membuat Anda harus lebih sering melakukan toleransi. Jadi, ini adalah waktu yang tepat bagi Anda untuk memanjakan diri.
5. Hindari menyakiti diri sendiri
Setiap orang bisa memiliki caranya masing-masing untuk mengatasi galau karena cinta. Akan tetapi, hindari mengisi waktu dengan hal-hal yang justru bisa menyakiti diri sendiri, seperti merokok, minum alkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang.
Berbagai hal tersebut mungkin menimbulkan ketenangan sesaat. Akan tetapi, efek buruknya akan lebih banyak.
6. Batasi informasi tentang mantan
Meski awalnya mungkin susah, cobalah membatasi asupan informasi tentang mantan kekasih. Hindari membuka media sosialnya atau menanyakan kabarnya pada orang lain.
Jika Anda masih membutuhkannya, misalnya terkait kewajiban mantan suami atau istri, tak ada salahnya untuk tetap menghubunginya terkait hal-hal penting saja.
7. Curhat ke orang terpercaya
Alih-alih memendamnya sendiri, cobalah berbagi perasaan Anda ke orang terdekat yang terpercaya. Selain mengurangi beban di dalam hati, cara ini bisa membuat Anda merasa didukung dan tidak sendirian.
Bila dukungan dari teman, keluarga, atau sahabat ternyata tidak membantu, petimbangkanlah konsultasi ke psikolog. Beberapa orang mungkin bisa berdamai dengan perasaan galau dengan sendirinya. Akan tetapi, tidak sedikit yang membutuhkan bantuan profesional untuk mengatasinya dan ini merupakan hal yang wajar.
Kesimpulan
- Galau bisa terjadi saat Anda putus cinta atau kehilangan orang tersayang. Pasalnya, otak Anda kehilangan stimulus yang meningkatkan produksi hormon kebahagiaan. Sebaliknya, produksi hormon stres akan meningkat.
- Langkah utama untuk mengatasi galau adalah dengan mengakui bahwa Anda merasakan kesedihan tersebut.
- Setelah itu, Anda bisa mencoba lebih fokus pada kebahagiaan diri sendiri, meningkatkan interaksi dengan teman dan keluarga, serta jangan menyakiti atau menyalahkan diri sendiri.