backup og meta

Keraguan sebelum Menikah Muncul, Harus Apa?

Keraguan sebelum Menikah Muncul, Harus Apa?

Merasa gugup dan cemas sebelum pesta pernikahan adalah hal yang wajar. Namun, memiliki keraguan sebelum menikah merupakan kondisi yang sebetulnya harus dipertanyakan. 

Apakah wajar bila muncul keraguan menjelang pernikahan? Bagaimana cara mengatasinya? Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.

Wajarkah jika ragu dengan pasangan sebelum menikah?

Keraguan yang terjadi sebelum pernikahan adalah hal yang umum, tetapi tidak wajar. Pasalnya, perasaan ini dapat berdampak pada pernikahan bila dibiarkan begitu saja.

Sebuah studi dalam Journal of Family Psychology (2012) menyebutkan bahwa orang yang ragu menikahi pasangannya berpeluang lebih besar untuk bercerai setelah empat tahun.

Hal ini terjadi karena orang tersebut hidup dalam bayang-bayang ketidakyakinan akan perasaan mereka terhadap pasangan. Akibatnya, pernikahan menjadi tidak bahagia.

Bagi beberapa orang, sangat sulit untuk mengakui perasaan ragu terhadap pasangan. Terlebih lagi jika perasaan ini muncul sesaat sebelum menikah. 

Pasalnya, sudah banyak waktu yang dihabiskan sehingga mereka memilih untuk mengabaikan keraguan tersebut.

Meski begitu, keraguan sebelum menikah bukanlah sebuah pertanda Anda harus membatalkan pernikahan tersebut. 

Yang harus Anda lakukan adalah mencari tahu akar dari permasalahan tersebut sebelum mengambil keputusan yang begitu besar dalam hidup.

Cara menghadapi perasaan ragu sebelum menikah

jujur pada pasangan

Perasaan ragu tidak akan hilang begitu saja ketika Anda telah berkomitmen satu sama lain. Itu sebabnya, sangat penting untuk mengakui perasaan tersebut pada pasangan Anda.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi rasa ragu dengan pasangan sebelum menikah.

1. Utarakan keraguan Anda

Salah satu dasar dari hubungan yang kuat yakni komunikasi dan keterbukaan. Jika Anda tidak terbuka, bagaimana mungkin pasangan tahu bahwa Anda sedang mengalami masalah?

Ceritakan padanya perihal keraguan Anda. Mungkin Anda takut melihat reaksi pasangan, tetapi hal tersebut lebih baik dibandingkan dengan menyimpannya sendiri.

Cara ini memang beresiko karena bisa saja pasangan Anda merasa tersinggung. Namun, tidak ada salahnya untuk mencobanya demi mencari jalan keluar berdua. 

Bukankah pasangan Anda adalah orang yang Anda percayai untuk menghabiskan waktu hingga akhir hidup Anda?

2. Menjalani terapi

Jika Anda dan pasangan memilih untuk bercerita dengan ahlinya, ini tidak jadi masalah. Begitu pula jika Anda ingin melakukannya seorang diri.

Terapi bisa membantu merumuskan kembali pikiran Anda seputar keraguan sebelum menikah, mulai dari latar belakang hingga langkah penyelesaiannya.

Selain itu, terapis yang berkompeten tentu bisa membantu Anda mencari cara untuk mengatasi kecemasan dan menandai apa yang tidak boleh dikatakan saat berbincang dengan pasangan.

Proses ini juga membantu Anda menjauhkan diri sementara dari pandangan negatif akan masa depan dengan cara melihat bagaimana hubungan Anda dan pasangan terbentuk.

3. Pergi berlibur sesaat

pasien kanker payudara liburan

Cobalah memesan tiket perjalanan ke luar kota untuk menjernihkan pikiran dan meredakan stres menjelang pernikahan.

Pergi berlibur sesaat memungkinkan Anda untuk menemukan hal yang akan Anda rindukan dari pasangan dan menemukan akar dari permasalahan ini.

Selain itu, mengambil waktu sendiri atau me time juga efektif untuk menikmati kesendirian Anda sebelum menikah dan mengatasi perasaan ragu untuk menikahi pasangan. 

4. Menunda pernikahan

Jika keraguan sebelum menikah terus menghantui dan pasangan tidak mendukung Anda sama sekali, pertimbangkan kembali apakah Anda memang sudah yakin menikah atau belum. 

Apabila belum, Anda bisa menceritakan masalah ini kepada keluarga dan teman untuk mendapatkan perspektif baru.

Namun, bila akar dari masalah keraguan ini tak kunjung Anda temukan, salah satu jalan yang dapat Anda tempuh adalah menunda pernikahan. 

Hal ini bisa dilakukan sampai Anda dapat mengingat kembali mengapa Anda memilih pasangan Anda sebagai teman hidup. Dengan begitu, Anda pun lebih mantap dan siap untuk menikah.

Pernikahan merupakan sebuah ikatan suci yang tentu saja bukan untuk dimainkan. Oleh karena itu, keraguan sebelum menikah memang sering menodai hal tersebut. 

Jika hal ini diatasi dengan baik, peluang untuk memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia pun sangat besar tanpa dibayang-bayangi ketidakyakinan terhadap pasangan. 

Kesimpulan

  • Keraguan sebelum pernikahan adalah hal yang umum terjadi, tetapi perlu diatasi agar tidak berdampak negatif pada kehidupan pernikahan di masa depan.
  • Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi keraguan sebelum menikah yakni berkomunikasi dengan pasangan, menjalani terapi, atau mengambil waktu sendiri untuk berpikir lebih jernih.
  • Apabila perasaan ini terus berlanjut dan tidak dapat diselesaikan, pertimbangkan untuk menunda pernikahan sampai Anda lebih yakin dan mantap untuk menikahi pasangan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

LaBier, D. (2012). Have doubts about marrying? You should heed them! Psychology Today. Retrieved August 18, 2024, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-new-resilience/201210/have-doubts-about-marrying-you-should-heed-them

Gibson, D. (2012). Is it cold feet? Or something more serious? For Your Marriage. Retrieved August 18, 2024, from https://www.foryourmarriage.org/blogs/is-it-cold-feet-or-something-more-serious/

Premarital counseling. (n.d.). GoodTherapy. Retrieved August 18, 2024, from https://www.goodtherapy.org/learn-about-therapy/modes/premarital-counseling

Premarital counseling: A vital, untapped niche. (2017). American Psychological Association. Retrieved August 18, 2024, from https://www.apa.org/monitor/2017/04/premarital-counseling

Lavner, J. A., Karney, B. R., & Bradbury, T. N. (2012). Do cold feet warn of trouble ahead? Premarital uncertainty and four-year marital outcomes. Journal of family psychology : JFP : journal of the Division of Family Psychology of the American Psychological Association (Division 43), 26(6), 1012–1017. https://doi.org/10.1037/a0029912

Versi Terbaru

22/08/2024

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

6 Jenis Olahraga untuk Persiapan Sebelum Hari Pernikahan

Sebelum Menikah dengan Pria yang Lebih Muda, Pertimbangkan 4 Hal Ini


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 22/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan