Jadi, entah tinggal dengan Anda atau mantan pasangan, masa depan anak penting untuk dibicarakan dan dipikirkan secara matang.
3. Maafkan diri Anda dan mantan pasangan

Rasa bersalah, marah, dan benci bukanlah perilaku yang patut untuk dipertahankan. Berusalah sekuat tenaga untuk berdamai dengan diri sendiri sekaligus mantan pasangan Anda.
Meski sulit dilakukan, memaafkan kekhilafan diri sendiri dan bahkan mantan pasangan sangat penting untuk membangun hubungan baik setelah perceraian.
Belajarlah untuk melepaskan perasaan negatif agar Anda dan mantan pasangan bisa sama-sama bangkit dari keterpurukan.
4. Atur waktu bersama anak

Dalam banyak kasus, urusan hak asuh anak sering kali membawa petaka setelah perceraian. Untuk menghindari hal ini, Anda dan mantan pasangan harus mendiskusikan dengan hati-hati dan kepala dingin. Bila perlu, libatkan pengacara untuk membantu memilih cara terbaik.
Namun, terlepas siapa pun yang mendapatkan hak asuh anak nantinya, masing-masing dari kalian berdua berhak untuk bertemu dan menikmati waktu bersama dengan anak.
Ingat, anak Anda ingin tetap menyayangi Anda berdua dan menikmati waktu bersama. Jadi, hindari berpikir bahwa anak terlalu memihak karena lebih senang tinggal di rumah Anda atau mantan pasangan
Jika anak Anda sedang berada di rumah mantan pasangan, sempatkan untuk chatting, menelepon, dan bercerita apa pun selayaknya anak dan orangtua. Begitu pula ketika anak sedang berada di rumah Anda, ingatkan ia untuk memberi kabar ayah/ibunya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar