Memelihara silaturahmi dengan mantan istri atau suami setelah bercerai memang tidak pernah mudah. Beberapa pasangan mungkin berpisah secara alot sehingga rasanya sedikit mustahil buat menjalin hubungan yang baik. Namun meski sulit, Anda dan mantan pasangan tetap harus berusaha untuk menjalin hubungan baik setelah bercerai. Apalagi jika Anda dan pasangan telah memiliki buah hati. Ingat, peran orangtua sangat penting untuk masa depan anak Anda kelak.
Lantas, bagaimana Anda bisa melakukan hal tersebut? Simak tipsnya di bawah ini.
Cara membangun hubungan baik dengan mantan istri/suami
1. Jangan menjelekkan pasangan di depan anak
Anda mungkin merasa kesal, marah, dan kecewa dengan mantan pasangan. Namun, jangan pernah tunjukkan perasaan tersebut di hadapan anak Anda. Apalagi sampai mengungkit sifat buruk atau bahkan merendahkan pasangan Anda.
Membicarakan hal buruk tentang mantan pasangan berarti Anda juga berpikir negatif tentang anak Anda. Pasalnya, anak adalah bagian dari mantan pasangan Anda. Apa pun yang terjadi itu tidak akan berubah.
Jadi, jangan biarkan emosi mengambil alih dengan menceritakan pada anak tentang kesalahan mantan pasangan atau hal-hal lain yang menyudutkan mantan pasangan Anda.
Berbagai hal tersebut justru akan membuat anak memiliki rasa benci. Entah dia akan berpihak pada Anda atau malah memihak pada pasangan.
2. Fokus pada masa depan anak
Alih-alih menyimpan banyak energi negatif pada mantan istri/suami, sebaiknya gunakan energi tersebut pada sesuatu yang lebih positif, misalnya menyiapkan masa depan anak Anda. Meski sudah tidak lagi bersama, Anda berdua memiliki tanggung jawab penuh terhadap masa depan anak Anda.
Diskusikan tentang rencana tentang tabungan pendidikan hingga asuransi kesehatan anak. Perhitungkan dengan baik berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan per bulan untuk kedua hal tersebut. Bila perlu, Anda bisa melibatkan jasa perencana keuangan (financial adviser) agar pembiayaan anak Anda lebih terstruktur dan terencana.
Jadi, entah tinggal dengan Anda atau mantan pasangan, masa depan anak penting untuk dibicarakan dan dipikirkan secara matang.
3. Maafkan diri Anda dan mantan pasangan
Rasa bersalah, marah, dan benci bukanlah perilaku yang patut untuk dipertahankan. Berusalah sekuat tenaga untuk berdamai dengan diri sendiri sekaligus mantan pasangan Anda.
Meski sulit dilakukan, memaafkan kekhilafan diri sendiri dan bahkan mantan pasangan sangat penting untuk membangun hubungan baik setelah perceraian.
Belajarlah untuk melepaskan perasaan negatif agar Anda dan mantan pasangan bisa sama-sama bangkit dari keterpurukan.