Apakah ada seseorang yang terus-terusan membuat Anda merasa kesulitan, bersalah, emosi, atau frustrasi? Jika Anda sudah melakukan introspeksi dan tidak menemukan hal yang salah, Anda mungkin sedang berhadapan dengan orang toxic.
Lantas, bagaimana cara mengenali orang toxic? Lalu, adakah cara untuk menghadapinya? Simak ulasan berikut untuk jawabannya.
Apa itu orang toxic?
Toxic adalah sebutan untuk seseorang yang memberikan dampak negatif bagi orang-orang di sekitarnya. Mereka cukup ahli dalam bersikap manipulatif, egois, dan mengontrol orang lain demi mencapai tujuan tertentu.
Karakteristik ini memang tidak termasuk gangguan mental. Namun, laman Mental Health America menyebutkan bahwa ketoksikan seseorang bisa berdampak buruk pada mental korbannya.
Pasalnya, menghadapi orang toksik bisa membuat Anda marah, sedih, merasa bersalah, frustrasi, dan merasakan emosi negatif lainnya.
Belum lagi, sifat toksik pada diri seseorang terkadang sulit disadari karena pelakunya cukup pandai dalam berpura-pura bersikap positif dan suportif.
Ciri-ciri orang toxic
Berikut adalah beberapa ciri yang biasanya dimiliki oleh orang toxic.
1. Kurang empati
Meski Anda selalu ada untuknya saat kesusahan, seseorang yang toksik mungkin tidak akan begitu peduli ketika Anda mengalami masalah serupa.
Saat Anda mengalami musibah, mereka mungkin justru menyudutkan Anda sehingga membuat Anda merasa bersalah.
Tak jarang, orang yang toksik justru membanding-bandingkan masalah Anda dengan masalah serupa yang pernah dihadapinya.
2. Manipulatif
Demi mendapatkan apa yang diinginkannya, orang toksik tidak akan ragu untuk memanipulasi orang lain.
Tindakan manipulatif tersebut bisa dilakukan dengan cara memutarbalikkan fakta, berbohong, dan bersikap pasif-agresif.
Sebagai contoh, ketika mengerjakan pekerjaan bersama, mereka akan menyudutkan Anda untuk setiap kesalahan dan menyebutkan namanya untuk setiap prestasi yang diperoleh.
3. Suka merendahkan
Sifat toksik membuat seseorang sulit menerima kenyataan bahwa masih banyak orang lain yang lebih baik darinya.
Alhasil, untuk berusaha terlihat lebih unggul, mereka tidak akan ragu untuk merendahkan orang lain. Padahal, orang yang menjadi korban tidak memiliki niat untuk bersaing atau menjadi lebih unggul darinya.
4. Suka membesar-besarkan masalah
Pernah mendengar tentang orang-orang yang penuh drama? Nah, orang toksik adalah salah satu yang sangat menyukainya.
Sifat buruk ini akan mendorong mereka untuk membesar-besarkan permasalahan yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara sederhana.
Tak jarang, orang toksik akan dengan sengaja membuat kekacauan atau menghasut orang lain demi menciptakan drama yang diinginkannya.
5. Suka mengontrol
Terkadang, sikap penuh kontrol memang dibutuhkan agar segala sesuatu bisa berjalan sesuai rencana. Namun, bukan berarti Anda bisa mengontrol orang lain demi kepentingan diri sendiri.
Sikap yang dikenal dengan sebutan control freak ini akan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Jika Anda ingin memimpin seseorang, lakukan sebagai bentuk arahan, bukan paksaan.
6. Tidak konsisten
Ciri-ciri orang toksik lainnya adalah tidak konsisten antara ucapan dan perbuatannya. Ketika Anda sudah membuat janji, mereka mungkin tidak menepatinya karena mendapatkan tawaran lain yang dianggap lebih menguntungkan.
Perilaku lain yang paling mudah terlihat adalah ketika mereka selalu berada di saat-saat bahagia Anda dan segera mengabaikan Anda ketika mendapat ujian.
Jika Anda menemukan tanda-tanda tersebut pada rekan kerja, ini mungkin menandakan bahwa Anda berada dalam lingkungan kerja yang toxic. Ingat, ketoksikan tidak hanya bisa terjadi dalam hubungan percintaan.
Contoh kalimat-kalimat toksik
Ciri-ciri orang toxic memang tidak spesifik. Bisa saja orang yang Anda kenal memiliki salah satu cirinya, tetapi tidak pernah merugikan orang lain.
Ditambah lagi, mereka mungkin lebih sering beraksi dengan kata-kata, bukan tindakan. Berikut adalah beberapa contoh kalimat yang kerap diucapkan orang toksik.
- “Tenang aja. Banyak, kok, yang ngalamin lebih parah dari kamu.”
- “Itu masih mending daripada yang pernah aku alami.”
- “Kamu aja yang terlalu sensitif. Udah, jangan dipikirin.”
- “Capek, deh, dengar kamu ngeluh melulu.”
Seseorang yang toksik mungkin juga sering menyebutkan kalimat-kalimat positif. Padahal, mereka sebenarnya sedang melakukan toxic positivity.
Apa yang harus dilakukan untuk menghadapi orang toksik?
Hal pertama yang harus Anda lakukan saat menghadapi orang toksik adalah meyakinkan diri bahwa perilaku mereka tidak dapat dibenarkan.
Jika Anda bukanlah pihak yang menyebabkan suatu kesalahan, jangan berikan mereka ruang untuk menumpahkan kesalahan tersebut kepada Anda.
Bila perlu, cobalah menegurnya secara langsung. Sampaikan sifat apa yang membuat Anda terganggu dan bawalah bukti atau ajak orang lain yang merasakan hal serupa jika memungkinkan.
Apabila cara di atas tidak berhasil, batasilah interaksi Anda dengannya. Jika Anda memiliki rekan kerja toxic, cukup lakukan interaksi sebatas pekerjaan saja.
Sementara jika yang menunjukkan ciri-ciri orang toxic adalah pasangan Anda, ini bisa menjadi momen bagi Anda untuk mempertimbangkan masa depan hubungan.
Pasalnya, Anda tentu harus menghadapi sifat tersebut selamanya apabila pasangan Anda tidak mau mengubahnya. Jadi, akan lebih baik jika Anda mendiskusikannya sejak dini.
Kesimpulan
- Orang toksik adalah mereka yang bisa membuat orang lain merasa bersalah, sedih, dan merasakan emosi negatif lainnya demi kepentingan pribadi.
- Beberapa ciri orang toksik adalah kurang empati, suka merendahkan, manipulatif, suka membesar-besarkan masalah, control freak, dan tidak konsisten.
- Coba hindari orang toksik dengan menegurnya secara langsung karena mereka sering kali tidak menyadari hal tersebut. Jika tidak berhasil, batasi interaksi Anda dengan mereka.