backup og meta

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengambil Keputusan?

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengambil Keputusan?

Menentukan waktu yang tepat untuk mengambil keputusan memang bukanlah hal yang mudah, terlebih satu keputusan bisa berdampak pada beberapa kondisi sekaligus. 

Apabila Anda masih bingung memutuskan sesuatu, cobalah untuk mempertimbangkan beberapa waktu berikut.

Waktu yang tepat untuk mengambil keputusan

Salah satu tips mengambil keputusan yang bisa dilakukan setiap orang adalah dengan menentukan waktu yang tepat.

Meski begitu, setiap orang mungkin memiliki waktu yang berbeda untuk mengambil keputusan. Maka, usahakan untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan dengan mengikuti orang lain.

Berikut adalah waktu-waktu yang sebaiknya Anda pertimbangkan saat akan mengambil keputusan.

1. Tidak sedang sedih atau marah

birthday blues adalah, ulang tahun sendirian sedih, birthday blues

Ketika sedang sedih atau marah, emosi Anda cenderung tidak stabil sehingga mengurangi kemampuan untuk berpikir logis dan rasional.

Dengan begitu, risiko Anda untuk mengambil keputusan yang impulsif akan lebih tinggi.

Selain itu, keputusan yang dibuat saat sedih, galau, atau marah sering kali didorong oleh perasaan semata, bukan logika atau informasi yang tepat.

Emosi negatif cenderung membuat seseorang menilai dirinya lebih rendah sehingga keputusan yang diambil mungkin memberikan lebih sedikit manfaat daripada apa yang sebenarnya bisa didapat.

2. Tidak sedang terlalu bahagia

Tidak hanya emosi negatif seperti ketakutan atau rasa sedih, terlalu bahagia juga bukanlah waktu yang tepat untuk mengambil keputusan.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Humanities and Social Sciences Studies Journal, seseorang yang sedang berbahagia cenderung mengambil keputusan secara terburu-buru.

Saat berbahagia, Anda cenderung mengambil keputusan berdasarkan suasana hati dan berpikir bahwa keputusan tersebut akan membawa kondisi yang sama seperti yang sedang Anda rasakan.

Alhasil, beberapa risiko yang seharusnya dipertimbangkan justru terabaikan. Oleh karena itu, waktu terbaik untuk membuat keputusan adalah ketika emosi Anda stabil.

3. Setelah beristirahat yang cukup

Tidur yang berkualitas dan nyenyak membuat pikiran Anda lebih waspada. Anda bisa mempertimbangkan setiap risiko dan keuntungan dari keputusan yang harus diambil.

Dengan istirahat yang cukup, Anda juga bisa memperhatikan detail-detail kecil akan segala sesuatu.

Selain itu, tidur cukup akan membuat kemampuan otak Anda dalam memproses informasi menjadi lebih baik. Maka secara tidak langsung, istirahat yang cukup akan membantu Anda dalam mengambil keputusan.

Di samping itu, kurang tidur bisa membuat Anda mudah lelah, mengantuk, serta sulit mengingat dan berkonsentrasi.

Ketika konsentrasi terganggu, kemampuan Anda untuk mempertimbangkan sesuatu akan ikut berkurang.

Waktu istirahat yang ideal

Orang dewasa idealnya membutuhkan waktu istirahat (tidur pada malam hari) selama 7–9 jam dalam satu hari. Selain itu, perlu Anda ingat bahwa tidur siang tidak bisa menggantikan waktu tidur malam yang Anda lewatkan.

4. Pagi hari sebelum beraktivitas

Tanpa disadari, aktivitas sehari-hari bisa menyebabkan Anda kelelahan, baik secara fisik maupun mental. Ketika fisik dan mental lelah, kemampuan Anda dalam mengambil keputusan akan berkurang.

Saat kelelahan, kemampuan berpikir Anda akan menjadi lebih dangkal. Akibatnya, Anda lebih mungkin mengabaikan risiko dan keuntungan akan suatu hal yang harus diputuskan.

Selain itu, seseorang cenderung lebih cepat mengambil keputusan pada malam hari karena ingin cepat-cepat istirahat setelah beraktivitas. Akibatnya, Anda lebih berisiko salah mengambil keputusan.

Maka dari itu, satu lagi waktu terbaik untuk mengambil keputusan adalah pada pagi hari saat pikiran Anda masih segar dan belum lelah karena aktivitas.

5. Kebutuhan cairan tubuh terpenuhi

waktu yang tepat untuk mengambil keputusan

Satu lagi waktu yang tepat untuk mengambil keputusan adalah ketika kebutuhan cairan terpenuhi.

Tidak hanya menyegarkan, minum air putih juga membantu meningkatkan konsentrasi dan fungsi otak secara umum.

Sebaliknya, saat tubuh kekurangan cairan, Anda akan lebih mudah merasa lelah, lesu, dan kehilangan konsentrasi.

Ketika susah berkonsentrasi, Anda akan kesulitan mempertimbangkan manfaat dan risiko dari suatu pengambilan keputusan.

Namun, perlu diingat bahwa minum air saja tidak dapat secara langsung meningkatkan kemampuan Anda dalam mengambil keputusan.

Menjaga tubuh terhidrasi hanyalah salah satu tips untuk membantu Anda mengambil keputusan dengan cara meningkatkan kinerja otak.

Waktu merupakan faktor yang penting dalam pengambilan keputusan. Meski begitu, ini bukanlah satu-satunya hal yang harus Anda pertimbangkan.

Sebelum memutuskan sesuatu, pastikan Anda sudah mempertimbangkan manfaat dan risiko yang akan Anda peroleh dari keputusan tersebut.

Oleh karena itu, jangan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, tetapi jangan terlalu lama pula menundanya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How to make great decisions, quickly. (2022, March 22). Harvard Business Review. Retrieved 20 March 2023 from https://hbr.org/2022/03/how-to-make-great-decisions-quickly

Psychreg. (2023, February 1). The best way to make decisions when you’re emotional – Is to not make them. Retrieved 20 March 2023 from https://www.psychreg.org/decisions-when-emotional/.

“Sleeping on it” doesn’t lead to better decisions. (2016, May 1). Harvard Business Review. Retrieved 20 March 2023 from https://hbr.org/2016/05/sleeping-on-it-doesnt-lead-to-better-decisions.

Thoma, V., Patsalos, O. (2020). Water supplementation after dehydration improves judgment and decision-making performance. Psychological Research. Retrieved 20 March 2023 from doi: 10.1007/s00426-018-1136-y.

Emotions aren’t the enemy of good decision-making. (2022, September 9). Harvard Business Review. https://hbr.org/2022/09/emotions-arent-the-enemy-of-good-decision-making.

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Bisakah Melihat Kepribadian Orang Lain dari Cara Bicaranya?

12 Tanda Orang Cerdas yang Jarang Diketahui


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan