Tidak jarang putus hubungan dengan kekasih bisa menyebabkan depresi. Patah hati memang sakit rasanya bagi sebagian orang, sehingga wajar bila ada yang merasa depresi. Apalagi bila yang terjadi bukan sekadar putus cinta, melainkan perceraian.
Mencegah depresi karena patah hati
Depresi karena patah hati sering kali terjadi pada orang yang berusia muda. Dikutip Health Line, banyak anak muda di Amerika Serikat memutuskan bunuh diri karena depresi setelah patah hati dengan pasangannya. Setiap tahunnya, hampir 20% anak muda Amerika Serikat bunuh diri. Depresi merupakan faktor risiko nomor satu untuk kasus bunuh diri pada anak muda di Amerika Serikat.
Selain itu, 1 dari 12 anak muda berusia di antara 15-24 tahun akan memutuskan bunuh diri karena depresi setelah ditinggal pasangannya. Makanya penting bagi orangtua, teman, guru, dosen, dan kerabat lainnya untuk mengenali gejala depresi pada seseorang.
Wanita muda juga termasuk kelompok yang memiliki risiko tinggi mengalami depresi, dibandingkan wanita yang lebih tua dan pria dari segala usia, termasuk remaja. Kesedihan, kecemasan, dan emosi negatif lebih banyak dirasakan oleh wanita muda. Sebuah penelitian menyebutkan sebanyak 43% wanita usia kuliah alias mahasiswi mengalami kesulitan tidur dalam beberapa bulan karena patah hati atau putus hubungan dengan kekasih.
Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan agar Anda terhindar dari depresi ketika menghadapi berakhirnya hubungan cinta.
Bicara dengan mantan
Susan Heitler, psikolog klinis di Denver, Colorado, mengatakan kepada Empowher, salah satu langkah terbaik untuk ketika mengalami depresi setelah patah hati atau putus dengan kekasih adalah mengunjungi ahli terapi atau psikolog. Namun, ada beberapa hal lain yang bisa Anda lakukan juga untuk menghapus beberapa rasa sakit yang Anda rasakan.
Heitler menyarankan kepada orang yang mengalami patah hati dan mengalami depresi untuk mencoba berkomunikasi kembali dengan mantan.
“Lakukan ini agar Anda dapat mengatakan apa yang Anda pikirkan, membagi pandangan Anda tentang hubungan yang baru berakhir, dan ini dapat membantu proses pemulihan Anda. Jadi ketika Anda melakukannya, bukan saja Anda menyelesaikan urusan yang belum selesai, tapi juga memberikan masukan kepada satu sama lain,” ujar Susan.
Bila mantan pasangan tidak mau bertemu langsung dan tidak bisa dihubungi lewat telepon, mengirim email atau surat juga bisa cukup membantu untuk menuntaskan uneg-uneg Anda.
Buang semua hadiah dari mantan, bila perlu
Meski sedikit klise, menurut Susan, salah satu cara yang juga cukup membantu untuk mencegah depresi karena patah hati ialah membuang semua hadiah dari mantan yang memiliki kenangan bagi Anda berdua.
“Ini juga merupakan sebuah cara, seperti ‘Oke, ini adalah akhir sebuah masa dalam hidup saya, dan saya bersiap untuk kehidupan yang baru’. Pemikiran itu bisa memberikan Anda perasaan seperti Anda memegang kendali. Mungkin pada kenyataannya tidak seperti itu, tapi bisa membantu Anda terhindar dari depresi,” ujar Susan.
Namun, banyak orang yang memiliki reaksi berbeda dan memilih untuk menyimpan barang-barang dari mantan di tempat tertentu.
Motivasi pikiran supaya tidak depresi
Psikolog pembangunan mental, Deborah L. Davis, Ph.D., dalam tulisannya di Psychology Today, mengatakan bahwa orang yang mengalami depresi karena patah hati harus meneguhkan pikirannya.
Deborah juga menyebutkan ada beberapa penegasan pikiran yang bisa Anda lakukan, seperti dengan cara menanamkan berbagai pemikiran berikut ini:
- Penderitaan saya adalah hasil dari reaksi kimia dalam otak, dan saya tidak gila. Kimia otak saya hanya sedang tidak seimbang saja untuk sementara.
- Hanya karena putus, bukan berarti hubungan kami tidak nyata.
- Saya sebaiknya memberi ruang untuk menghormati keinginannya.
- Stalking tidak menyelesaikan masalah, cuma bikin malu saja.
- Saya orang yang terus tumbuh dan berkembang, serta bisa belajar dari pengalaman ini.
- Saya harus respek pada diri saya dan berperilaku seperti orang yang menjaga kehormatan.
- Semakin saya berperilaku seperti orang normal, semakin saya akan merasa seperti orang normal lainnya.
- Untuk menghindari fokus pada hubungan yang telah berakhir, saya harus fokus pada hal-hal lain dalam hidup saya dan membuatnya jadi lebih baik.
- Saya harus fokus pada apa yang memberikan saya energi untuk hidup, bukan hal-hal yang malah menguras energi saya.
BACA JUGA: