backup og meta

5 Tips Menjalani Hidup Bersama Orangtua yang Depresi

5 Tips Menjalani Hidup Bersama Orangtua yang Depresi

Mengetahui bahwa orangtua Anda mengalami depresi tentu tidak mudah. Depresi bisa menyebabkan kesedihan berkepanjangan dan rasa lelah setiap saat. Apabila depresi pada orangtua tidak ditangani, hal ini tentu bisa menyebabkan masalah dalam hubungan Anda.

Mengenal risiko memiliki orangtua yang depresi

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa anak yang terlahir dari orangtua dengan depresi memiliki risiko 3–4 kali lipat untuk mengalami kondisi serupa.

Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan mental lainnya, seperti gangguan depresi mayor, gangguan kecemasan, hingga ketergantungan zat.

Selain itu, anak-anak dari orangtua yang depresi dapat mengalami lebih banyak masalah kesehatan pada awal hingga pertengahan usia 30-an, khususnya masalah jantung.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS One (2021) menemukan bahwa 1 dari 3 (35%) ibu dan 1 dari 5 (18%) ayah mengalami depresi.

Saat orangtua berada di bawah tekanan emosional hebat, hal tersebut bisa mengubah aktivitas genetik anak-anaknya selama masa remaja dan bahkan berlanjut hingga dewasa. 

Karena beberapa gen yang diubah dapat memengaruhi perkembangan otak, efek depresi orangtua mungkin akan terpatri secara permanen dalam otak anak-anak mereka.

Ciri-ciri orangtua yang depresi

gangguan mental pada lansia

Depresi dapat menampakkan wajah yang berbeda-beda pada setiap orang. Namun, perubahan seperti di bawah ini mungkin bisa menandakan depresi pada ibu atau ayah Anda.

  • Tidak tertarik pada kegiatan yang biasanya dinikmati, seperti berkebun, memasak, atau bahkan menghadiri acara keluarga.
  • Mengabaikan kebersihan pribadi dan tanggung jawab sehari-hari.
  • Sering merasa sedih, murung, atau putus asa.
  • Mengeluhkan gejala fisik, seperti sakit kepala atau nyeri punggung tanpa alasan jelas.
  • Merasa lelah terus-menerus meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
  • Mudah marah atau tersinggung, seperti sering mengumpat atau mengomel.
  • Tidur lebih lama atau lebih jarang dari biasanya.
  • Mengalami penurunan atau peningkatan berat badan tanpa alasan yang jelas.
  • Munculnya pikiran tentang kematian hingga keinginan bunuh diri.

Memahami gejala depresi di atas dapat membantu Anda menentukan langkah tepat untuk menghadapinya. 

Setelah memahami depresi, Anda mungkin akan lebih sabar, mengetahui cara yang baik untuk menanggapi “tantrum” orangtua, dan lebih paham terhadap pilihan pengobatan depresi.

Penyebab depresi pada orangtua

Dilansir dari healthdirect, ada tiga penyebab utama depresi pada orangtua yang berusia lanjut.
  • Kondisi fisik yang menurun. Penurunan kesehatan fisik disertai penyakit kronis, seperti diabetes atau kanker, dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya dan putus asa.
  • Perasaan kehilangan. Kehilangan orang terkasih yang meninggal dunia, kemandirian untuk beraktivitas, dan pekerjaan setelah pensiun bisa memicu depresi.
  • Isolasi sosial. Depresi dapat muncul akibat kurangnya interaksi sosial dan perasaan kesepian karena teman dan keluarga sudah tidak ada atau tinggal jauh sehingga sulit dikunjungi.

Cara menangani orangtua depresi

Anda tidak akan bisa membantu orang yang sakit bila Anda sendiri sakit. Dengan kata lain, pastikan Anda telah memenuhi kebutuhan diri sendiri sebelum membantu orang lain yang terpuruk. 

Ketika hal tersebut berhasil terpenuhi, Anda akan mempunyai banyak energi untuk menangani orangtua yang depresi. Berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan.

1. Perhatikan gerak-geriknya

orangtua depresi

Orangtua Anda kemungkinan sering mengatakan, “Nggak, saya tidak sedih,” atau “Nggak, saya nggak kesepian,” karena mereka tidak ingin menjadi beban tambahan dalam keluarga.

Oleh sebab itu, perhatikanlah gerak-gerik remeh tetapi tampak tidak biasa, contohnya meremas tangan berlebihan, cepat marah atau tersinggung, atau sulit duduk tenang.

Perubahan kecil ini bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang berjuang dengan perasaan yang rumit dan membutuhkan dukungan lebih dari Anda.

2. Ajak orangtua bicara tentang perasaannya

Orangtua sulit mengatasi kehilangan, misalnya saat menghadapi kenyataan bahwa sang anak pergi dari rumah. Tak jarang, hal ini bisa menjadi pemicu depresi pada orangtua.

Anda dapat membantu orangtua mengakui arti penting di balik kehilangannya dengan bertanya, “Bu/Pak, baik-baik saja? Saya ingin tahu keadaan karena belakangan ini merasa khawatir.”

Dengarkan tanpa menghakimi dan hormati perasaan mereka. Perlu Anda ingat bahwa menjadi pendengar yang baik dan penuh kasih jauh lebih baik daripada memberi nasihat.

Jangan harap satu kali percakapan akan menyelesaikan masalah. Ungkapkan kesediaan untuk mendengar lagi dan lagi. Lakukan perlahan dan jangan memaksa, tetapi terus-menerus.

3. Ajak konsultasi dengan dokter

Ajak orangtua untuk menemui dokter atau psikolog untuk mendiskusikan gejala yang dia alami. 

Namun, perlu dipahami bahwa depresi dapat membuat orangtua memiliki motivasi serta energi yang minim untuk melakukan sesuatu, bahkan beranjak konsultasi dengan dokter. 

Maka dari itu, akan lebih baik bila Anda membujuknya secara perlahan, membuatkan janji temu dengan dokter, dan menemani orangtua selama konsultasi berlangsung. 

Awasi terus rencana pengobatan orangtua Anda untuk memastikan bahwa dia mengikuti setiap langkah perawatan dengan baik, termasuk rutin minum obat dan menghadiri sesi terapi.

4. Usahakan terus berada di samping orangtua

cara berbicara dengan orangtua

Dukung orangtua untuk terus minum obat dan menjalani terapi meski mereka telah merasa lebih baik. 

Apabila orangtua Anda memaksa untuk berhenti berobat, konsultasikan dengan dokter dalam melakukan penyesuaian untuk mencegah gejala depresi kambuh di kemudian hari.

Pekerjaan yang tampak remeh, seperti menyetir atau berbelanja, mungkin sulit bagi orangtua.

Cobalah tawarkan bantuan, tetapi jangan mengambil alih sepenuhnya. Pasalnya, hal ini hanya akan menguatkan persepsi bahwa mereka tidak berdaya dan tidak berharga.

Mintalah bantuan tetangga dekat untuk memantau kondisi mereka bila Anda tidak tinggal seatap.

Jika orangtua Anda berhenti merawat diri sama sekali, berhenti makan, atau mengisolasi diri, sekarang waktunya Anda untuk ikut campur tangan.

5. Awasi tanda-tanda bunuh diri

Jangan berharap orangtua yang depresi mampu membaik dengan cepat. Kebanyakan antidepresan butuh hitungan minggu hingga bulan untuk bekerja efektif.

Pada waktu-waktu ini, pelajari tanda-tanda bunuh diri yang mungkin ditunjukkan orangtua, seperti membicarakan kematian, mengucapkan perpisahan, dan perubahan mood mendadak.

Apabila orangtua Anda menunjukkan sedikit saja tanda atau keinginan untuk mengakhiri hidup, segera cari bantuan untuk menstabilkan dirinya. 

Jangan tinggalkan dia sendirian. Segala tindak-tanduk yang tidak biasa harus disikapi secara serius sebagai tindakan gawat darurat untuk menolong mereka yang ingin bunuh diri.

Kesimpulan

  • Mengetahui orangtua depresi tidak mudah dan bisa memicu masalah dalam hubungan.
  • Memahami tanda depresi pada orangtua, mulai dari perubahan fisik dan emosionalnya,  akan membantu Anda dalam menentukan langkah penanganan yang tepat.
  • Untuk menangani orangtua yang depresi, pastikan mereka menjalani terapi dan perhatikan gerak-geriknya, termasuk tanda-tanda ingin bunuh diri.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Depression and older adults. (2021). National Institute on Aging. Retrieved July 30, 2024, from https://www.nia.nih.gov/health/mental-and-emotional-health/depression-and-older-adults

Depression in older people. (2023). healthdirect. Retrieved July 30, 2024, from https://www.healthdirect.gov.au/depression-in-older-people

When a parent is depressed – What kids want to know. (n.d.). Centre for Addiction and Mental Health. Retrieved July 30, 2024, from https://www.camh.ca/en/health-info/guides-and-publications/when-a-parent-is-depressed

How to recognize and address the signs of depression in your aging parent. (n.d.). Mental Health America. Retrieved July 30, 2024, from https://mhanational.org/blog/how-recognize-and-address-signs-depression-your-aging-parent

Brophy, S., Todd, C., Rahman, M. A., Kennedy, N., & Rice, F. (2021). Timing of parental depression on risk of child depression and poor educational outcomes: A population based routine data cohort study from Born in Wales, UK. PloS one, 16(11), e0258966. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0258966

Essex, M. J., Boyce, W. T., Hertzman, C., Lam, L. L., Armstrong, J. M., Neumann, S. M., & Kobor, M. S. (2013). Epigenetic vestiges of early developmental adversity: childhood stress exposure and DNA methylation in adolescence. Child development, 84(1), 58–75. https://doi.org/10.1111/j.1467-8624.2011.01641.x

Versi Terbaru

14/08/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Edria


Artikel Terkait

Mengapa Depresi Memburuk di Malam Hari? Ini Penyebabnya

Ini 7 Masalah Kesehatan Akibat Depresi yang Tidak Diobati


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 14/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan