Tubuh harus beristirahat untuk mengembalikan energi yang telah terbuang seharian. Karena itu, bagi sebagian orang, pulang ke rumah dan istirahat tidur merupakan hal yang paling ditunggu. Sayangnya, ini tidak dirasakan oleh penderita somniphobia.
Apa itu somniphobia?
Somniphobia, atau yang juga dikenal dengan nama hypnophobia, adalah ketakutan berlebihan untuk jatuh tertidur. Pasalnya, mereka takut kegiatan ini akan membuat mereka kehilangan kendali atas tubuhnya.
Mereka yang mengalaminya akan merasa khawatir dengan ada hal-hal buruk yang terjadi selama tidur. Mereka juga takut tak bisa bangun dan membuka mata lagi.
Karena alasan-alasan tersebut, mereka pun melakukan segala cara agar tetap terjaga. Tak peduli walau tubuh sudah terasa sangat lelah, mereka akan terus berusaha membuka mata. Ketika akhirnya mereka terlelap pun kualitas tidur yang didapatkan sangatlah rendah dan mudah terbangun oleh lingkungan sekitar.
Terkadang, orang-orang dengan somniphobia juga memiliki fobia spesifik lain seperti hal-hal berkaitan yang sekiranya dapat memicu rasa kantuk mereka.
Apa penyebab somniphobia?
Pada umumnya, fobia bisa didapatkan dari beberapa faktor seperti genetika, pengalaman hidup, atau hal lain yang dapat memengaruhi perkembangan otak dalam menilai sesuatu. Beberapa penyebab somniphobia meliputi:
- Mimpi buruk. Mimpi buruk yang terjadi adalah mimpi yang sangat menyeramkan dan terasa seperti nyata. Sehingga orang-orang somniphobia tidak mau tidur karena takut akan mendapatkan mimpi yang serupa.
- Gangguan kecemasan. Dikabarkan orang-orang yang memiliki gangguan akan kecemasan juga rentan memiliki fobia ini. Ketika cemas, orang memang cenderung memikirkan skenario terburuk yang akan terjadi dan hal ini dapat berujung pada ketakutan akan beberapa hal.
- Takut akan kematian. Seperti yang sudah disebutkan, beberapa orang tak mau jatuh tertidur karena mereka takut akan mati dan tidak bisa bangun lagi.
- Pengalaman traumatis. Ketakutan ini juga bisa dihasilkan dari pengalaman melihat atau mendengar orang terdekat yang meninggal saat sedang tidur.
- Parasomnia. Gangguan tidur ini bisa membuat orang melakukan hal-hal yang tak diinginkan saat mereka tidur. Orang-orang somniphobia mungkin takut akan melakukan hal yang berbahaya saat tidur.
- Film atau buku bergenre horor. Biasanya penyebab ini banyak ditemui pada anak-anak. Mereka takut makhluk-makhluk yang menyeramkan di dalam film yang mereka tonton atau buku yang mereka baca akan menghantui mereka.
Gejala yang dapat muncul
Kebanyakan gejala yang akan muncul pertama kali adalah serangan panik. Terlebih, gejala ini bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa peringatan apa pun. Gejala somniphobia adalah:
- keringat dingin
- tubuh gemetar
- kelelahan kronis
- merinding
- napas pendek atau sulit bernapas, bisa berujung pada efek seperti tersedak
- detak jantung lebih cepat
- nyeri dan berat di dada
- mual
- pusing
- linglung
- merasa sedih dan putus asa
- kehilangan kendali atas diri sendiri
- perubahan suasana hati yang drastis
Orang dengan somniphobia tak harus berada pada situasi yang dapat mendorong mereka untuk terlelap. Mereka bisa saja memunculkan gejala hanya dengan memikirkannya saja.
Somniphobia dapat berujung bahaya bila tak diatasi
Tidur penting untuk keberlangsungan hidup manusia. Kegiatan ini menempati daftar teratas dalam kebutuhan tubuh selain makan. Saat tidur, tubuh akan melakukan perbaikan untuk seluruh fungsi organ di dalamnya agar siap bekerja di siang hari.
Tidur juga memberi kesempatan bagi tubuh dalam memproduksi hormon yang akan berperan sebagai sistem kekebalan yang akan melindungi dari berbagai infeksi penyakit.
Bila Anda kurang tidur, tubuh tak bisa bekerja maksimal. Tubuh akan merasa lelah setiap saat dan memberi pengaruh besar pada kegiatan yang sedang dijalani. Anda jadi sulit berkonsentrasi, lebih mudah sakit, dan akhirnya bisa berujung bahaya untuk diri dan orang lain.
Somniphobia masih bisa ditangani dengan banyak cara. Agar tak terus-terusan mengganggu, Anda harus segera mencari pertolongan dari tenaga profesional, bisa dengan berbagai terapi seperti terapi bicara yang meliputi konseling.
Sesi terapi ini akan membantu pasien untuk mengubah pola pikir mereka setiap berhadapan dengan hal yang ditakuti. Konseling dapat menjadi wadah yang aman bagi para pasien untuk bercerita tentang perasaannya tanpa takut dihakimi.
Terapi lain yang juga sering dilakukan adalah cognitive behavioural therapy (CBT). Terapi ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola pikir pasien pada hal yang ditakuti, setelah itu pasien akan dihadapkan dengan fobia tersebut dan mencoba mengatasi ketakutan dengan strategi yang diberikan.
Ada kalanya pasien juga diberi obat-obatan berupa antidepresan atau yang lainnya. Namun, penggunaan obat ini hanya dianjurkan untuk jangka pendek atau saat gejala kambuh. CBT tetap menjadi cara terbaik jika pasien benar-benar ingin lepas dari fobia.
Sleep hygiene untuk bantu mengatasi fobia ini
Selain penanganan dari ahli, pasien tentu juga harus melakukan upaya dengan menerapkan sleep hygiene. Istilah ini mengacu kepada serangkaian kebiasaan sehat yang dapat membantu Anda lebih cepat tertidur.
Praktik sleep hygiene juga termasuk bagian dari terapi CBT dan telah menjadi pengobatan jangka panjang yang efektif pada orang-orang dengan insomnia kritis. Berbagai langkah sleep hygiene meliputi:
1. Ciptakan suasana kamar yang nyaman dan kondusif
Banyaknya distraksi akan membuat seseorang semakin susah tidur. Oleh karena itu, ciptakan suasana yang kondusif dengan hanya meletakkan barang-barang yang memang dibutuhkan di dalam kamar. Tanpa TV atau alat hiburan lainnya, buatlah kamar menjadi ruangan yang hanya akan digunakan untuk tidur.
Kurangi pencahayaan di dalam kamar sebelum tidur. Cara paling baik adalah mematikan lampu. Namun, cara lain bila tak terbiasa dengan gelap adalah dengan memasang lampu meja dengan pencahayaan temaram.
2. Biasakan tidur dengan pola yang teratur
Cobalah untuk mulai tidur pada jam yang sama setiap harinya dan tidurlah selama beberapa jam yang dianjurkan. Pasang peringatan dan alarm setelah bangun tidur. Hal ini akan melatih tubuh agar bisa tertidur di saat waktunya beristirahat.
Pasien juga bisa melakukan rutinitas yang sekiranya dapat membantu Pasien cepat terlelap seperti mematikan lampu kamar, bebersih sekitar tempat tidur, atau membaca buku sampai mengantuk.
3. Hindari kafein
Kurangi asupan kafein sehari-hari. Hindari konsumsinya pada sore atau malam hari. Kafein adalah stimulan yang menghalangi reseptor adenosine, hormon yang membuat Anda mengantuk, untuk bekerja. Oleh karena itu, batasi konsumsinya atau berpindah pada alternatif lain seperti teh herbal.
Hindari juga minum air putih terlalu banyak sebelum tidur karena dapat mendorong produksi urin yang nantinya dapat mengganggu di tengah tidur Anda.
4. Penuhi asupan makanan sehat
Terkadang lapar mendera pada malam hari di jam-jam sebelum tidur. Untuk menghindarinya, makanlah makanan sehat dengan gizi yang seimbang antara sayur, karbohidrat, dan protein, makanlah dengan teratur.
Bila rasa lapar tak tertahankan, Anda bisa mengonsumsi camilan ringan yang sehat seperti potongan buah-buahan atau protein bar.