backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Jenis-Jenis Kacamata Terapi dan Fungsinya untuk Kesehatan Mata

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 05/01/2021

    Jenis-Jenis Kacamata Terapi dan Fungsinya untuk Kesehatan Mata

    Mata adalah salah satu bagian terpenting dari tubuh manusia. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mata wajib kita lakukan untuk memaksimalkan kemampuan melihat. Saat ini, terdapat beberapa jenis kacamata terapi yang bermanfaat untuk mengatasi berbagai masalah pada penglihatan Anda. Untuk mengetahui apa saja jenis serta fungsi kacamata terapi, simak ulasannya berikut ini.

    Apa itu kacamata terapi?

    Kacamata terapi adalah kacamata yang umum digunakan untuk menangani berbagai masalah pada mata. Berbeda dengan kacamata pada umumnya, kacamata terapi memiliki desain yang dikhususkan untuk membantu serta mengontrol agar penglihatan Anda kembali menjadi seperti sediakala.

    Banyak yang mengklaim bahwa pemakaian kacamata terapi secara rutin dapat membantu mengatasi masalah-masalah mata, seperti mata minus, rabun dekat, katarak, silinder, hingga distorsi kornea. Akan tetapi, sebagian besar klaim tersebut belum bisa dibuktikan secara klinis.

    Dalam proses pemeriksaan mata, terkadang kacamata terapi juga digunakan untuk mendiagnosis masalah mata tertentu.

    Apa saja jenis kacamata terapi untuk kesehatan mata?

    Berdasarkan tujuan pemakaiannya, kacamata terapi sendiri dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kacamata pinhole dan kacamata orthoptic.

    1. Kacamata pinhole

    Kacamata pinhole adalah kacamata yang menggunakan lensa penuh dengan lubang-lubang kecil. Tujuan dari lubang-lubang kecil tersebut adalah membantu mata Anda berfokus pada objek yang Anda lihat tanpa adanya cahaya berlebih. Konon, mata dapat melihat lebih jelas dengan cahaya yang dibatasi melalui lubang-lubang tersebut.

    Banyak produsen kacamata pinhole yang mengklaim bahwa kacamata tersebut efektif mengurangi sakit mata akibat penggunaan layar gadget terlalu lama. Apa benar demikian?

    Sebuah studi dari Journal of Korean Medical Sciences membahas mengenai perbandingan kualitas penglihatan setelah menggunakan kacamata pinhole. Hasilnya, kacamata pinhole justru berisiko meningkatkan sakit mata, terutama jika memakainya untuk membaca.

    Studi lainnya dari Investigative Ophthalmology & Visual Science juga menyarankan agar Anda tidak mengenakan kacamata pinhole untuk aktivitas yang memerlukan fokus, seperti menyetir, berolahraga, atau bekerja menggunakan peralatan tertentu.

    Kacamata pinhole memiliki beberapa fungsi. Beberapa di antaranya adalah pengobatan miopi alias mata minus. Ada pula yang mengenakan kacamata ini untuk mengatasi astigmatisme atau mata silinder. Untuk tahu apakah kacamata terapi pinhole memang efektif mengurangi mata minus dan silinder, berikut penjelasannya:

    Kacamata pinhole untuk mata minus

    Mata minus atau rabun jauh merupakan salah satu permasalahan mata yang paling umum ditemukan. Orang dengan mata minus sering kali mengalami kesulitan untuk melihat dengan jelas, terutama jika harus melihat objek atau benda yang cukup jauh.

    Banyak yang mengatakan bahwa penggunaan kacamata pinhole dipercaya dapat mengatasi mata minus. Namun, apa benar praktiknya demikian?

    Hingga saat ini, tingkat keberhasilan kacamata terapi pinhole untuk menyembuhkan mata minus belum diketahui secara pasti. Para ahli masih meneliti apa benar kacamata tersebut memang terbukti secara ilmiah dapat memperbaiki kondisi rabun jauh, atau klaim tersebut hanya dinyatakan oleh produsen kacamata pinhole.

    Kacamata pinhole untuk mata silinder

    Selain itu, banyak pula yang meyakini bahwa pemakaian kacamata terapi pinhole dapat mengatasi masalah mata silinder atau astigmatisme. Namun, ternyata pemakaian kacamata pinhole memperbaiki penglihatan orang dengan mata silinder hanya ketika kacamata tersebut sedang dipakai.

    Memang benar, kacamata ini dapat membatasi cahaya yang masuk dari lubang-lubang kecil di lensa, sehingga fokus penglihatan dapat menjadi lebih jelas. Akan tetapi, kacamata ini tidak dapat menyembuhkan mata silinder Anda. Jadi, penglihatan Anda hanya akan membaik saat Anda mengenakan kacamata tersebut.

    2. Kacamata orthoptic

    Orthoptic adalah perawatan yang berfokus pada diagnosis dan penanganan masalah-masalah mata tertentu, seperti strabismus (mata juling), ambliopia (mata malas), dan diplopia (penglihatan ganda).

    Salah satu kacamata yang digunakan untuk mengatasi kondisi-kondisi di atas disebut dengan kacamata orthoptic. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan mengingat belum cukup banyak penelitian yang membahas mengenai manfaat kacamata orthoptic untuk menyembuhkan masalah-masalah di atas.

    Bagaimana cara menjaga kesehatan mata tanpa kacamata terapi?

    Kacamata terapi mungkin akan membantu meningkatkan kualitas penglihatan Anda apabila dikenakan pada kondisi-kondisi tertentu. Namun, secara keseluruhan, kacamata tersebut belum terbukti secara ilmiah bisa mengembalikan penglihatan Anda ke keadaan semula.

    Satu-satunya kacamata yang bisa diandalkan untuk memperbaiki penglihatan Anda adalah kacamata yang sesuai dengan resep dokter atau penggunaan lensa kontak. Selain itu, prosedur operasi mata seperti lasik dan keratektomi juga bisa menjadi pilihan untuk mengembalikan penglihatan Anda.

    Sebelum memutuskan menggunakan kacamata terapi, ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mata Anda. Selain itu, Anda juga bisa mengikuti tips-tips di bawah ini untuk menjaga kesehatan mata tanpa perlu memakai kacamata terapi:

  • Gunakan kacamata hitam dengan perlindungan dari sinar UV.
  • Hindari merokok.
  • Konsumsi makanan yang kaya akan vitamin C, E, asam lemak omega-3, serta zink.
  • Rutin periksa mata ke dokter, terutama jika Anda mengidap diabetes dan hipertensi.
  • Mengistirahatkan mata setiap 20 menit sekali saat beraktivitas di depan layar komputer.
  • Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 05/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan