Peradangan pada mata dapat terjadi sesuai dengan bagian mata yang terdampak. Iridosiklitis merupakan salah satu jenis peradangan mata yang cukup umum terjadi dan bisa menimbulkan berbagai gejala pada mata. Bila tidak mendapat pengobatan yang tepat, kondisi ini juga bisa menimbulkan sejumlah komplikasi. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.
Apa itu iridosiklitis?
Iridosiklitis atau iridocyclitis adalah jenis penyakit mata yang muncul akibat adanya peradangan pada iris dan badan siliar.
Umumnya, orang mengenal satu jenis uveitis saja. Padahal pada uveitis, peradangan dapat terjadi di tiga bagian, yaitu iris, badan siliar, dan koroid.
Iridosiklitis merupakan salah satu jenis uveitis anterior karena peradangan hanya terjadi di bagian depan mata (iris dan badan siliar).
Dilansir dari Osmosis, selain iridosiklitis, penyakit mata uveitis anterior sendiri juga dapat dibagi lagi menjadi iritis (peradangan pada iris) dan siklitis (peradangan pada badan siliaris).
Sebagian besar kasus iridocyclitis terjadi cukup ringan dan bisa sembuh dalam beberapa hari atau minggu.
Namun jika tidak mendapat pengobatan yang tepat, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi berupa masalah penglihatan lain atau bahkan kebutaan.
Iridosiklitis adalah jenis peradangan mata yang cukup umum terjadi dan bisa menyerang salah satu atau kedua mata sekaligus.
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun, tetapi paling sering dialami oleh orang dewasa lanjut usia (lansia).
Apa saja tanda dan gejala iridosiklitis?
Tergantung dari tingkat keparahannya, iridocyclitis dapat terbagi menjadi jenis-jenis berikut ini.
- Iridosiklitis akut: gejala muncul secara tiba-tiba dan berlangsung selama 4—8 minggu.
- Iridosiklitis kronis: gejala berlangsung selama lebih dari 3 bulan dan terjadi kekambuhan setelah pengobatan.
Adapun gejala iridocyclitis umumnya meliputi berikut ini.
- Mata merah.
- Mata bengkak di sekitar iris.
- Sakit pada mata.
- Mata berair.
- Mata bernanah.
- Fotofobia dan lingkaran di sekitar cahaya.
- Pupil menyempit (miosis).
- Penglihatan kabur atau menurunnya penglihatan.
- Sakit kepala.
- Floaters.
Namun, terkadang kondisi ini juga bisa terjadi tanpa menimbulkan gejala apa pun (idiopatik).
Perlu Anda Ketahui
Apa penyebab iridosiklitis?
Penyebab pasti dari iridosiklitis umumnya sulit untuk diketahui. Bahkan, satu dari tiga kasus iridosiklitis tidak diketahui penyebabnya.
Namun, kondisi ini bisa terkait dengan berbagai kondisi lain, seperti infeksi, cedera, gangguan kesehatan sistemik, dan alergi.
Berdasarkan penyebabnya, iridocyclitis dapat dikelompokan seperti berikut ini.
1. Iridosiklitis traumatis
Iridosiklitis traumatis disebabkan oleh segala jenis cedera pada mata, seperti luka bakar kimia, trauma benda tumpul, tusukan pada mata, atau komplikasi operasi mata.
Dalam kasus ini, peradangan dan pembengkakan cenderung berkurang dalam beberapa minggu seiring dengan penyembuhan mata.
Namun, terkadang risiko masalah penglihatan jangka panjang juga bisa disebabkan oleh cedera tersebut.
2. Iridosiklitis non-traumatik
Iridosiklitis non-traumatik bisa disebabkan oleh berbagai infeksi dan penyakit di dalam tubuh, yang meliputi berikut ini.
- Infeksi bakteri, seperti penyakit Lyme, sifilis, toksoplasmosis, TBC.
- Infeksi virus, seperti herpes simplex, herpes zoster mata yang disebabkan oleh herpes zoster, sitomegalovirus, dan tuberculosis.
- Efek samping obat-obatan, seperti pil KB, interleukin-2, interleukin-6, dan asam pamidronat (disodium pamidronate).
- Infeksi parasit, seperti toksoplasmosis.
- Penyakit autoimun, seperti penyakit Crohn, Reiter’s Syndrome, kolitis ulseratif,
- psoriasis, Behcet’s Syndrome, lupus eritematosus sistemik, rheumatoid arthritis, dan ankylosing spondylitis.
- Sistem kekebalan tubuh lemah, seperti yang disebabkan oleh HIV/AIDS atau diabetes.
- Reaksi alergi.
- Kondisi peradangan, seperti penyakit radang usus atau sarkoidosis.
Faktor risiko iridosiklitis
- Memiliki kebiasaan merokok akibat paparan asap pada mata dalam jangka waktu yang lama
- Memiliki kondisi genetik yang disebut antigen leukosit manusia B27 atau HLA-B27 karena lebih rentan mengalami kondisi autoimun.
Bagaimana dokter mendiagnosis iridosiklitis?
Untuk mendeteksi iridosiklitis, dokter akan memulai pemeriksaan dengan menanyakan tentang riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan mata secara langsung.
Pemeriksaan mata dilakukan dengan menggunakan obat tetes mata yang akan membuat pupil mata lebih besar, sehingga dokter bisa mengamati tanda-tanda kerusakan, kemerahan, atau keluarnya cairan.
Dokter juga akan memeriksa ketajaman penglihatan Anda, respons pupil, dan tekanan mata, yang dapat dipengaruhi oleh iridocyclitis.
Bila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti berikut ini.
- Pemeriksaan slit lamp untuk mendeteksi aqueous flare atau hipopion (lapisan sel darah putih di bilik mata depan) yang merupakan gejala uveitis anterior akut.
- Tes laboratorium dan radiologi untuk memastikan penyebab.
Apa pengobatan untuk iridosiklitis?
Iridosiklitis adalah penyakit yang umumnya dapat pulih sepenuhnya jika segera mendapat pengobatan.
Tujuan pengobatan iridocyclitis yaitu untuk meredakan peradangan dan nyeri pada mata, mencegah terjadinya komplikasi, dan memulihkan fungsi penglihatan.
Dokter akan melakukan pengobatan berdasarkan masing-masing penyebabnya. Pengobatan iridocyclitis dapat meliputi berikut ini.
- Midriatik sikloplegik, seperti atropin atau skopolamin, untuk melebarkan pupil.
- Steroid topikal, untuk mengurangi peradangan mata. Contohnya prednisolon asetat dan betametason.
- NSAID oral dan sistemik, untuk mengurangi kekambuhan iridocyclitis.
- Antikolinergik, seperti atropin dan siklopentolat, guna memblokir sinyal saraf untuk nyeri dan mencegah lensa menempel pada iris (sinekia posterior).
- Imunosupresan, seperti metotreksat atau azathioprine, untuk memperlambat aktivitas kekebalan tubuh, terutama pada iridocyclitis terkait JIA.
- Penghambat faktor nekrosis tumor-alpha (TNF-α), sebagai pengobatan utama untuk ankylosing spondylitis (AS), yang mengurangi kejadian iridocyclitis.
- Antibiotik, untuk membantu dalam kasus infeksi bakteri, seperti sifilis.
- Operasi, untuk menangani komplikasi, seperti glaukoma sekunder, ablasi retina (RD), dan katarak.