Meski belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan sudut drainase tersumbat, beberapa ahli meyakini bahwa ini bersifat genetik, alias diturunkan. Ini membuat Anda berisiko lebih besar kena glaukoma jika dalam keluarga memiliki kondisi yang sama.
Penyebab glaukoma sekunder
Penyakit atau kondisi kesehatan lain yang sudah ada pada pasien glaukoma sebelumnya, ternyata dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan bola mata. Fenomena inilah yang disebut dengan glaukoma sekunder, yaitu ketika tingginya tekanan bola mata dipicu oleh penyakit atau masalah kesehatan lain yang sudah ada.
Situasi ini tentunya berbeda dengan glaukoma primer karena dokter dapat mendeteksi apa penyebab di balik penyakit glaukoma. Meski sedikit berbeda, peningkatan tekanan mata dan dampak dari kerusakan saraf optik pada kedua jenis glaukoma tersebut sama buruknya.
Berikut ini adalah beberapa penyakit dan kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan glaukoma:
1. Diabetes

Orang dengan diabetes rentan mengalami retinopati diabetik, yaitu pecahnya pembuluh darah di belakang mata (retina). Retinopati diabetik meningkatkan risiko glaukoma karena pembuluh darah membengkak secara tidak wajar dan dapat menghalangi sudut drainase pada mata.
Penderita diabetes juga rentan mengidap jenis glaukoma yang lebih spesifik, yang disebut glaukoma neovaskular. Pembuluh darah baru yang tumbuh akibat glaukoma muncul di iris, bagian berwarna dari mata. Pembuluh darah ini berpotensi menghalangi aliran cairan mata, sehingga meningkatkan tekanan mata.
2. Uveitis

Uveitis adalah pembengkakan dan peradangan pada uvea, lapisan tengah pada mata. Peradangan pada uvea ternyata juga bisa menjadi penyebab glaukoma. Bagaimana bisa?
Sebenarnya, hubungan uveitis dengan peningkatan tekanan bola mata cukup rumit. Namun, umumnya kondisi ini dapat mengakibatkan sumbatan pada drainase akibat adanya serpihan dari peradangan mata. Dalam jangka panjang, peradangan tersebut juga dapat menimbulkan jaringan luka yang menghalangi aliran cairan mata.
3. Penggunaan obat kortikosteroid

Sebelum menggunakan obat tetes mata tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis mata terlebih dahulu. Pasalnya, tidak semua obat mata yang dijual bebas aman untuk mata. Salah satunya obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid, yang berpotensi menjadi penyebab penyakit glaukoma.
Obat kortikosteroid dilaporkan dapat menyebabkan peningkatan tekanan bola mata serta pelebaran pupil mata. Bila kondisi ini terus-terusan terjadi, Anda pun berisiko mengalami glaukoma.
Kortikosteroid sendiri terdiri dari berbagai jenis. Beberapa di antaranya adalah deksametason dan prednisolon. Pastikan Anda menggunakannya sesuai dengan anjuran dokter.
4. Operasi mata

Ternyata, operasi mata juga dapat menjadi salah satu penyebab glaukoma. Fenomena ini disebut juga dengan iatrogenik.
Salah satu penyebab di balik iatrogenik adalah operasi retina. Selama prosedur operasi, dokter bedah mungkin akan menggunakan minyak silikon atau gas pada mata. Zat-zat tersebut yang berpotensi meningkatkan tekanan pada mata.
Apa saja faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena glaukoma?
Glaukoma memang bisa terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang berperan dalam meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit mata ini.
Sebelumnya, penting untuk Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko di bawah bukan berarti Anda pasti akan terkena glaukoma. Faktor risiko hanyalah kondisi yang dapat memperbesar peluang seseorang terkena suatu penyakit.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang bisa jadi penyebab di balik glaukoma:
- Berusia 40 tahun ke atas
- Berasal dari ras Asia, Afrika, atau Hispanik
- Memiliki anggota keluarga dengan glaukoma
- Memiliki aliran darah yang buruk pada mata
- Memiliki kornea dan saraf optik yang menipis
- Pernah mengalami cedera pada mata, misalnya pernah terbentur benda tumpul atau terpapar zat kimia
- Mengidap infeksi mata yang parah
- Memiliki mata dengan kondisi rabun jauh atau dekat
Dengan memahami faktor-faktor risiko yang mungkin dimiliki, Anda bisa melakukan langkah-langkah pencegahan glaukoma sesuai kondisi Anda.
Mengetahui penyebab dan faktor risiko juga dapat membantu Anda mencari tahu jenis pengobatan glaukoma yang tepat untuk Anda, sehingga perkembangan penyakit dapat diminimalisir.