Esotropia adalah salah satu jenis strabismus (mata juling), yang merupakan kondisi di mana satu atau kedua mata berbelok ke dalam. Esotropia memiliki beberapa tipe yang dibedakan berdasarkan usia mulainya kondisi, frekuensi, dan apakah bisa diobati dengan kacamata. Berikut adalah penjelasan mengenai esoptropia lebih lanjut, dari penyebab hingga pengobatannya.
Tipe dari esotropia
Menurut American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus (AAPOS), jenis esotropia dapat dibedakan berdasarkan usia terjadi, jumlah frekuensi, dan pengobatan dengan kacamata.
1. Berdasarkan usia mulainya kondisi
Infantile atau bawaan
Esotropia infatile atau bawaan terjadi pada bayi yang baru lahir. Bayi dengan kondisi ini tidak dapat menggunakan dua mata mereka secara bersama-sama. Jika salah satu mata membelok ke dalam lebih sering daripada mata lainnya, anak memiliki risiko tinggi mengalami ambliopia atau dikenal juga dengan mata malas.
Esotropia bawaan biasanya dapat diobati dengan operasi, kacamata, atau kadang-kadang suntikan Botox. Waktu ideal untuk mengobati anak dengan esotropia adalah sebelum anak berusia dua tahun. Namun beberapa anak bisa mengalami masalah penglihatan saat mereka tumbuh dewasa.
Masalah mata lainnya yang terkait dengan esotropia bawaan meliputi mata melayang ke atas, rabun dekat, dan nistagmus, yaitu gerakan mata yang tidak normal.
Acquired
Esotropia acquired didapat merupakan terjadi akibat dari kondisi medis tertentu, seperti diabetes, atau masalah mata seperti penglihatan ganda dan rabun jauh yang tidak diobati.
Orang dengan esotropia jenis ini seringkali dapat mengobati kondisi dengan kacamata dan terapi penglihatan, dan pembedahan mungkin diperlukan beberapa orang.
2. Berdasarkan pengobatan dengan kacamata
Esotropia akomodatif yang ditandai dengan salah satu mata mengarah ke dalam ketika berusaha melihat sebuah objek dalam jarak dekat, karena kebanyakan orang dengan esotropia mengalami rabun dekat.
Orang bisa mengendalikan esotropia akomodatif dengan memakai kacamata atau lensa kontak. Jika ini gagal, mereka mungkin memerlukan pembedahan.
3. Berdasarkan dengan frekuensi
Berdasarkan frekuensi, esotropia dibagi menjadi sementara dan tetap. Esotropia sementara bisa hilang dan timbul kembali. Ini biasanya hanya terlihat saat seseorang terlihat lelah, sakit, hanya mencari objek yang dekat, atau yang jauh sekali.
Apa saja gejala esotropia?
Gejala yang umum terjadi ketika seseorang mengalami esotropia adalah:
- Mata berbelok ke dalam
- Mata juling
- Mata malas
Orang dengan esotropia tidak dapat memfokuskan perhatian pada tempat dan dalam waktu yang sama. Mereka mungkin hanya bisa melihat benda sepenuhnya dengan satu mata.
Penyebab esotropia
Beberapa orang terlahir dengan esotropia, sementara yang lain baru mengalaminya ketika sudah tumbuh dewasa. Hal ini menandakan bahwa faktor keturunan adalah salah satu penyebab dari esotropia atau jenis strabismus lainnya.
Meski ada anggota keluarga yang terkena kondisi kesehatan ini, tidak semua akan berkembang menjadi esotropia kok. Pasalnya, ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan peluang seseorang untuk terkena esotropia, seperti:
- Riwayat keluarga dengan strabismus
- Memiliki kelainan mata lain, seperti katarak atau glaukoma
- Gangguan medis tertentu, seperti diabetes dan tiroid yang terlalu aktif
- Kondisi neurologis, termasuk cairan yang berlebihan di otak
- Lahir prematur
- mengalami stroke
Bagaimana mengatasi esotropia?
Esotropia dapat diatasi dengan beberapa perawatan yang bergantung pada tingkat keparahan kondisi dan lamanya waktu terjadinya. Selain itu, pengobatan juga tergantung pada berapa mata yang terkena esotropia, apakah satu atau dua mata.
Pengobatan selalu bertujuan untuk membuat mata jadi bisa melihat dengan normal dan sejajar, mengatasi penglihatan ganda, mengurangi masalah penglihatan dengan kedua mata, serta mengoreksi mata malas.
Pilihan pengobatan untuk esotropia adalah:
- Kacamata atau lensa kontak. Cara ini adalah pilihan pengobatan pertama yang kerap kali dilakukan. Pasalnya kacamata juga bisa memperbaiki ketidaksejajaran mata atau rabun jauh. Jika mata seseorang masih juling saat mengenakan kacamata, mereka mungkin memerlukan lensa bifokal.
- Terapi penglihatan. Latihan mata dapat membantu memperkuat fungsi mata dan otot di sekitar mata untuk memperbaiki penglihatan.
- Suntikan Botox. Botox dapat disuntikkan untuk menyesuaikan kembali mata beberapa orang yang memiliki esotropia ringan.
- Operasi. Beberapa orang mungkin memerlukan perawatan bedah untuk mengubah panjang otot di sekitar mata, meski hal ini tidak selalu berhasil membuat seseorang lepas dari kacamata atau lensa kontak.
Biasanya, operasi akan dilakukan pada anak bayi. Dalam beberapa kasus, bayi yang berusia kurang dari 5 bulan dan mengalami esotropia ringan akan sembuh dengan sendirinya.
[embed-health-tool-bmi]