Seiring bertambahnya usia, menjaga berat badan ideal semakin penting karena kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Apalagi jika sampai terjadi obesitas. Obesitas pada lansia tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga menurunkan kualitas hidupnya secara keseluruhan. Untuk itu, pahami selengkapnya tentang obesitas pada usia lanjut di bawah ini.
Apa penyebab obesitas pada lansia?
Obesitas pada usia lanjut semakin sering dijumpai dan bisa berdampak serius terhadap kualitas hidupnya.
Berat badan berlebih pada orang tua bukan sekadar soal penampilan, tetapi dapat memperburuk berbagai penyakit kronis yang sudah ada dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan lainnya.
Obesitas pada orang tua umumnya disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor.
Seiring bertambahnya usia, terjadi perubahan fisiologis dan gaya hidup yang berkontribusi terhadap penumpukan lemak tubuh. Berikut ini beberapa penyebab umumnya.
1. Perubahan komposisi tubuh
Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan massa otot dan peningkatan massa lemak tubuh. Hal ini disebabkan oleh penurunan tingkat metabolisme dan berkurangnya aktivitas fisik.
Ketika otot berkurang, tubuh cenderung menyimpan lebih banyak lemak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan obesitas sarcopenia, yaitu sebuah kondisi yang menggambarkan obesitas yang disertai dengan penurunan massa otot.
2. Penurunan aktivitas fisik
Lansia sering kali kurang bergerak karena keterbatasan fisik atau rasa sakit akibat kondisi medis seperti arthritis.
Penurunan aktivitas fisik ini menyebabkan penurunan pembakaran kalori, yang jika tidak diimbangi dengan diet seimbang, dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh.
3. Perubahan hormon
Pada usia lanjut, tubuh mengalami perubahan hormonal yang memengaruhi metabolisme dan penyimpanan lemak.
Penurunan kadar hormon seperti estrogen pada wanita pascamenopause dan testosteron pada pria dapat berkontribusi terhadap peningkatan lemak tubuh, terutama di bagian perut.
4. Pola makan tidak seimbang
Lansia yang mengonsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan kalori tetapi rendah serat dan nutrisi cenderung mengalami kenaikan berat badan.
Selain itu, kebiasaan makan emosional sebagai pelarian dari stres atau kesepian pada lansia juga bisa memicu obesitas.
5. Penggunaan obat-obatan tertentu
Beberapa obat yang sering dikonsumsi lansia seperti antidepresan, kortikosteroid, dan obat diabetes dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan atau retensi cairan.
Hal ini tentu saja dapat berdampak pada kenaikan berat badan, bahkan obesitas.
6. Faktor genetik
Melansir dari Obesity Medicine Association, obesitas ada kaitannya dengan faktor genetik. Gen dapat memengaruhi segala hal, mulai dari bagaimana memetabolisme zat gizi hingga tubuh menyimpan lemak.
Gangguan genetik seperti sindrom Bardet-Biedl bisa meningkatkan risiko obesitas karena memengaruhi metabolisme dan kontrol nafsu makan.
Apa dampak dari obesitas pada lansia?
Obesitas pada lansia tidak hanya berdampak pada penampilan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan serius.
Apa saja risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh obesitas pada lansia? Berikut di antaranya.
1. Penyakit kardiovaskular
Obesitas pada lansia meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Penumpukan lemak, terutama lemak visceral (lemak yang berada di sekitar organ internal), dapat memengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Selain itu, obesitas berhubungan dengan peningkatan tekanan darah dan kolesterol, yang lebih memperburuk kondisi ini.
2. Diabetes tipe 2
Obesitas meningkatkan risiko diabetes tipe 2 yang menyebabkan tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin.
Diabetes pada lansia dapat memperburuk pengelolaan gula darah dan berisiko menyebabkan komplikasi lebih lanjut.
3. Gangguan mobilitas dan keseimbangan
Obesitas juga berhubungan dengan penurunan fungsi otot dan koordinasi tubuh, yang dapat meningkatkan risiko jatuh dan cedera pada lansia.
Kondisi ini sering disebut sebagai obesitas sarcopenia, yang menggabungkan obesitas dan penurunan massa otot, serta mengurangi kualitas hidup secara signifikan.
4. Kanker
Obesitas pada lansia juga dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, kolorektal, dan prostat.
5. Gangguan tidur
Kondisi seperti asma dan sleep apnea lebih sering ditemukan pada lansia atau orang tua dengan obesitas.
Tidur yang buruk bisa menyebabkan kelelahan, masalah ingatan, serta penambahan berat badan.
6. Kesehatan mental
Banyak lansia dengan obesitas mengalami masalah citra tubuh dan harga diri yang rendah. Hal ini tentu bisa memengaruhi kepercayaan diri dan kesejahteraan emosional mereka.
Oleh karena itu, obesitas pada usia lanjut sering kali dikaitkan dengan meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Bagaimana cara mengatasi obesitas pada lansia?
Untuk mengatasi obesitas pada lansia, penting untuk mengadopsi pendekatan yang mencakup perubahan gaya hidup, dukungan medis, serta pemantauan kesehatan yang cermat.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil.
1. Nutrisi yang seimbang
Mengonsumsi makanan kaya nutrisi, seperti sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi di usia lanjut, tetapi juga mengatasi obesitas.
Pengurangan konsumsi lemak jenuh dan gula sangat penting untuk mengelola berat badan dan mencegah penambahan lemak tubuh. Makanan kaya protein juga membantu mempertahankan massa otot.
2. Latihan fisik teratur
Aktivitas fisik lansia yang teratur, seperti berjalan kaki, latihan kekuatan dengan beban ringan, dan latihan keseimbangan, dapat membantunya mengelola berat badan dan mencegah kehilangan otot.
Latihan ini tidak hanya membantu pembakaran kalori, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan.
3. Mengelola stres dan tidur
Stres dapat menyebabkan keinginan untuk makan berlebih, yang berkontribusi pada peningkatan berat badan.
Lansia juga harus memastikan mereka cukup tidur karena kurang tidur dapat memperburuk metabolisme dan meningkatkan rasa lapar.
4. Obat-obatan
Untuk lansia yang kesulitan mengelola obesitas dengan diet dan olahraga, obat-obatan penurun berat badan yang aman dapat dipertimbangkan.
Beberapa obat seperti orlistat atau liraglutide dapat membantu menurunkan berat badan, tetapi harus selalu dikonsultasikan kepada dokter.
5. Bariatrik
Meskipun bedah bariatrik sering digunakan pada individu dengan obesitas yang parah, prosedur ini dapat menjadi pilihan bagi lansia yang memenuhi kriteria medis tertentu.
Namun, penting untuk melakukan evaluasi medis yang cermat sebelum mempertimbangkan opsi ini.
6. Suplementasi dan pemantauan kesehatan
Upaya menurunkan berat badan atau diet pada lansia perlu dibarengi dengan perhatian khusus terhadap status gizi mereka.
Suplementasi dengan vitamin D, kalsium, dan protein dapat membantu mendukung kesehatan tulang dan otot.
Pemantauan oleh tenaga medis juga penting untuk memastikan bahwa penurunan berat badan dilakukan dengan cara yang sehat.
Adakah cara untuk mencegah obesitas pada lansia?
Mengingat obesitas dapat berdampak serius pada kesehatan orang tua, langkah-langkah pencegahan penting untuk dilakukan.
Jadi, apa yang harus dilakukan untuk mencegah obesitas pada lansia? Berikut beberapa di antaranya.
- Menerapkan pola makan sehat dengan mengatur menu makanan untuk lansia, seperti perbanyak konsumsi makanan kaya serat dan protein.
- Meningkatkan aktivitas fisik.
- Mengurangi konsumsi gula dan lemak jenuh.
- Menjaga hidrasi tubuh yang baik.
- Memantau berat badan secara teratur.
- Mengelola stres dengan baik.
- Memastikan waktu tidur lansia cukup.
Dengan perhatian yang cermat terhadap faktor-faktor penyebab obesitas, lansia dapat mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik dan mengurangi risiko komplikasi kesehatan yang serius.
Kesimpulan
- Obesitas pada lansia adalah kondisi yang memerlukan perhatian khusus karena dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, termasuk penyakit jantung, diabetes, kanker, dan gangguan kognitif.
- Penyebabnya beragam, mulai dari perubahan komposisi tubuh, kurangnya aktivitas fisik, hingga penggunaan obat-obatan.
- Mengatasi obesitas pada lansia memerlukan pendekatan yang melibatkan perubahan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, serta dukungan medis yang tepat.
[embed-health-tool-bmi]