backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Tonometri

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 09/11/2021

Tonometri

Pengertian

Apa itu tonometri?

Tonometri adalah tes mata yang bertujuan untuk mengukur tekanan di dalam bola mata Anda, atau yang disebut dengan tekanan intraokular (TIO). Alat yang digunakan dalam pemeriksaan tonometri disebut dengan tonometer.

Umumnya, tes ini digunakan untuk memeriksa glaukoma, penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan akibat rusaknya saraf di bagian belakang mata (saraf optik).

Normalnya, cairan mata mengalir keluar melalui sudut drainase mata. Pada sebagian besar kasus glaukoma, kerusakan saraf optik terjadi karena menumpuknya cairan yang tidak bisa mengalir keluar dari mata dengan benar. Penumpukan itulah yang kemudian meningkatkan tekanan bola mata.

Tes tonometri dapat dilakukan setiap beberapa bulan atau tahun sekali sebagai bagian dari pemeriksaan mata rutin. Selain itu, karena tekanan intraokular dapat berubah sewaktu-waktu, tonometri bukan satu-satunya tes yang dilakukan untuk memeriksa glaukoma.

Jika TIO tinggi, pemeriksaan mata tambahan seperti oftalmoskopi (funduskopi), gonioskopi, dan uji lapangan visual mungkin diperlukan.

Apa saja jenis-jenis tonometri?

Berikut adalah 3 jenis pemeriksaan tonometri yang paling umum dilakukan:

1. Tonometri Goldmann

Pemeriksaan tonometri applanation Goldmann adalah jenis tes yang paling umum dilakukan sebagai standar pemeriksaan tekanan intraokular, dengan hasil yang paling akurat.

Tes ini meratakan bagian kornea Anda untuk mengukur tekanan mata dan menggunakan lampu celah mikroskop untuk melihat mata Anda dengan tonometer.

2. Tonometri elektronik

Tes ini juga memiliki akurasi yang tinggi, meski terkadang hasilnya berbeda dengan tonometri Goldmann. Pada tes ini, dokter akan menempatkan sebuah alat lembut dengan ujung membundar yang terlihat seperti pena langsung pada kornea mata. Pembacaan tekanan intraokular ditunjukkan pada panel komputer kecil.

3. Tonometri nonkontak (pneumotonometri)

Jenis tonometri ini tidak menyentuh mata Anda, tetapi menggunakan embusan udara untuk meratakan kornea. Jenis tonometri ini bukan cara terbaik untuk mengukur tekanan intraokular, tapi metode ini sering digunakan sebagai cara sederhana dan mudah untuk memeriksa tekanan intraokular, terutama pada anak-anak.

Kapan saya harus menjalani tonometri?

Umumnya, dokter akan menyarankan menjalani pemeriksaan tonometri apabila Anda diduga memiliki gejala-gejala glaukoma, seperti:

  • penurunan penglihatan, terutama di bagian pinggir mata
  • tunnel vision (mata seperti melihat dari terowongan)
  • sakit mata yang parah
  • penglihatan kabur
  • melihat lingkaran pelangi di sekitar lampu atau cahaya
  • mata memerah
  • Selain itu, Anda juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini jika Anda tergolong dalam orang-orang yang memiliki faktor risiko glaukoma.

    Menurut American Academy of Ophthalmology, berikut adalah faktor-faktor risiko dari glaukoma:

    • berusia lebih dari 40 tahun
    • memiliki anggota keluarga dengan glaukoma
    • keturunan Asia, Afrika, atau Hispanik
    • memiliki tekanan bola mata yang tidak normal
    • menderita rabun jauh atau rabun dekat
    • pernah mengalami trauma atau luka pada mata
    • mengonsumsi obat steroid jangka panjang
    • memiliki kornea yang tipis di bagian tengah mata
    • memiliki saraf optik yang menipis
    • menderita diabetes, migrain, tekanan darah tinggi, atau penyakit lainnya

    Proses

    Apa yang harus saya lakukan sebelum menjalani tonometri?

    Anda tidak perlu melakukan persiapan khusus sebelum menjalani pemeriksaan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:

    • Jika Anda mengenakan lensa kontak, lepaskanlah sebelum pemeriksaan.
    • Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit mata, seperti ulkus kornea atau infeksi mata.
    • Beri tahu pula ke dokter apabila ada riwayat penyakit glaukoma dalam keluarga Anda.
    • Selalu beri tahu tim medis dan dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda konsumsi.

    Bagaimana proses tonometri?

    Proses pemeriksaan tonometri hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Berikut langkah-langkahnya:

    1. Anda akan diberikan obat tetes mata untuk membius mata, sehingga Anda tidak akan merasakan tonometer yang menempel selama tes berlangsung.
    2. Sebuah strip kertas yang mengandung zat pewarna akan menyentuh mata Anda atau Anda akan diberikan obat tetes mata yang mengandung pewarna. Pewarna bertujuan untuk memudahkan dokter melihat kornea Anda.
    3. Letakkan dagu Anda pada penopang dan menatap langsung ke mikroskop (slit lamp) sesuai arahan dokter.
    4. Pada metode Goldmann, dokter akan menggunakan probe tonometer yang ditempelkan dengan lembut ke mata, untuk mengukur tekanan intraokuler pada mata Anda.
    5. Cara yang serupa juga berlaku pada metode elektronik. Bedanya, hasil pengukuran TIO akan terpampang di panel atau layar monitor.

    Pada metode nonkontak atau pneumotonometri, proses yang dilakukan sedikit berbeda. Pada metode ini, Anda tidak akan membutuhkan obat bius tetes. Langkah-langkah pneumotonometri, yaitu:

  • Letakkan dagu pada penopang dan menatap lurus ke dalam mesin sesuai arahan dokter.
  • Kepulan udara akan ditiupkan di mata Anda dalam waktu singkat. Anda akan mendengar suara embusan dan merasakan sensasi sejuk atau tekanan ringan pada mata.
  • Tonometer mencatat TIO dari perubahan cahaya yang dipantulkan dari kornea. Pengujian dapat dilakukan beberapa kali untuk masing-masing mata.
  • Apa yang harus saya lakukan setelah menjalani pemeriksaan ini?

    Anda mungkin akan merasakan gatal pada kornea setelah menjalani tonometri. Namun, biasanya ini akan hilang dalam 24 jam. Beberapa orang mungkin menjadi cemas ketika tonometer menyentuh mata. Pada metode pneumotonometri, hanya embusan udara menyentuh mata.

    Hubungi dokter Anda jika Anda merasa sakit mata selama tes atau selama 48 jam setelah tes.

    Penjelasan dari hasil tes

    Apa arti hasil tes yang saya dapat?

    Tekanan bola mata atau intraokular yang normal mungkin berbeda pada setiap orang, dan biasanya lebih tinggi setelah Anda bangun. Namun, berdasarkan Glaucoma Research Foundation, ukuran normal tekanan bola mata (intraokular) pada umumnya adalah di antara 10-20 milimeter merkuri (mmHg). Tekanan bola mata yang terlalu rendah atau tinggi berpotensi merusak penglihatan Anda.

    Peningkatan tekanan intraokular tidak selalu berarti Anda pasti mengidap glaukoma. Orang-orang yang memiliki hasil TIO lebih tinggi dari 20 mmHg tetapi tidak memiliki kerusakan saraf optik mungkin memiliki kondisi yang disebut hipertensi okular. Meski begitu, hipertensi okular ini bisa saja berkembang menjadi glaukoma sewaktu-waktu.

    Glaukoma terjadi ketika tekanan intraokular yang tinggi telah merusak saraf optik pada mata. Kerusakan saraf inilah yang mengakibatkan turunnya kualitas penglihatan. Apabila pasien tidak segera ditangani dengan pengobatan glaukoma yang tepat, kondisi ini berpotensi mengakibatkan kebutaan total.

    Efek samping

    Apa saja efek samping yang mungkin terjadi setelah menjalani tonometri?

    Umumnya, tonometri adalah pemeriksaan yang aman dan minim risiko. Namun, apabila Anda menjalani pemeriksaan dengan metode Goldmann, kemungkinan akan terdapat lecet di kornea Anda (abrasi kornea). Luka lecet ini biasanya dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

    Akan tetapi, apabila Anda merasakan ketidaknyamanan pada mata yang tidak kunjung hilang setelah menjalani pemeriksaan tersebut, segera beri tahu dokter Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 09/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan