Definisi
Apa itu epiglotitis?
Epiglotitis adalah kondisi peradangan pada epiglotis yakni jaringan yang terdiri dari tulang rawan dan terletak di belakang lidah. Fungsi dari epiglotis adalah bekerja sebagai katup untuk mencegah makanan dan minuman masuk ke dalam saluran udara saat sedang menelan atau makan.
Peradangan yang terjadi pada epiglotis umumnya disebabkan oleh bakteri, tapi bisa juga diakibatkan oleh cedera pada tenggorokan.
Apabila epiglotis terinfeksi, lalu meradang dan membengkak, jalur pernapasan dapat terganggu. Epiglotitis dapat menyumbat saluran udara sehingga sulit untuk bernapas. Maka dari itu, kondisi ini memerlukan penanganan medis darurat karena berpotensi membahayakan nyawa.
Seberapa umumkah penyakit ini?
Epiglotitis lebih umum ditemukan pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun, tapi kondisi ini juga bisa dialami orang dewasa. Terutama orang dewasa yang memiliki sistem tubuh yang lemah seperti penderita HIV AIDS atau kanker.
Namun, epiglotitis adalah kondisi yang cukup jarang terjadi. Diperkirakan hanya sekitar 1 atau 2 dari 100.000 individu yang menderita kondisi ini. Perbandingan kasus kejadian kondisi ini pada pria dan wanita adalah 3 banding 1.
Tanda-tanda & gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala epiglotitis?
Umumnya, tanda-tanda dan gejala epiglotitis pada tiap individu tidak jauh berbeda meskipun dipicu oleh penyebab yang bervariasi. Namun, gejala yang muncul pada anak-anak dan orang dewasa mungkin akan berbeda.
Tingkat keparahan penyakit ini pada anak-anak dapat berkembang dengan cepat, bahkan hanya dalam hitungan jam saja. Sementara itu, perkembangan gejala pada orang dewasa dapat berlangsung hingga beberapa hari.
Tanda-tanda dan gejala epiglotitis pada anak termasuk:
- Sakit tenggorokan
- Sulit menundukan leher
- Kesulitan bernapas
- Pernapasan memendek
- Suara serak
- Produksi air liur berlebihan
- Sulit atau tenggorokan sakit saat menelan
- Demam tinggi
- Gelisah atau uring-uringan
Tidak seperti penyakit penyebab sakit tenggorokan pada umumnya, peradangan epiglotis tidak menyebabkan batuk. Tanda-tanda inflamasi atau peradangan dibagian belakang mulut juga tidak begitu terlihat. Namun, gejala kesulitan bernapas bisa bertambah parah dengan cepat.
Sementara gejala epiglotitis yang sering muncul pada orang dewasa meliputi:
- Demam
- Sulit bernapas
- Sulit menelan
- Suara serak atau parau
- Napas berbunyi
- Sakit tenggorokan parah
- Tidak bisa menghela napas
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Peradangan pada epiglotis dapat menghalangi saluran napas jika tidak segera ditangani. Selain kesulitan bernapas, tubuh berisiko kehilangan banyak pasokan oksigen. Ini merupakan kondisi kritis dan perlu pertolongan medis darurat. Segera dapatkan bantuan medis secepat mungkin.
Anda juga perlu waspada apabila Anda atau orang di sekitar Anda mengalami masalah pernapasan dan kesulitan menelan. Jika kondisi tersebut terjadi, segera kunjungi dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.
Penyebab
Apa penyebab epiglotitis?
Pada artikel ilmiah JAMA Network dijelaskan penyebab umum dari peradangan epiglotis adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib).
Bakteri ini juga merupakan penyebab utama dari penyakit infeksi berbahaya seperti pneumonia, meningitis, dan infeksi di aliran darah. Bakteri Hib dapat menular melalui percikan air liur yang dikeluarkan saat bersin atau batuk dan terhirup ke dalam saluran pernapasan.
Jenis bakteri lainnya yang dapat menyebabkan penyakit ini muncul adalah Streptococcus A, B, C, serta Streptococcus pneumoniae, masing-masing merupakan penyebab dari radang tenggorokan dan radang paru-paru (pneumonia).
Selain itu, virus penyebab herpes zoster, cacar air, serta virus penyebab infeksi pernapasan juga bisa menyebabkan kondisi ini. Begitu pula dengan jamur penyebab infeksi ragi atau ruam popok yang dapat memperparah peradangan pada epiglotis.
Selain penyakit, kondisi lain yang dapat memicu peradangan epiglotis adalah:
- Menggunakan kokain
- Menghirup asap kimia
- Menelan benda asing
- Lidah terbakar saat makan atau minum minuman panas
- Ccedera pada tenggorokan, misalnya luka tusuk atau luka tembak
Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk terkena epiglotitis?
Epiglotitis adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari usia dan golongan ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu munculnya peradangan epiglotis:
1. Usia
Anak-anak dan bayi yang berusia di bawah 1 tahun, terutama yang belum mendapatkan vaksin Hib, jauh lebih rentan terkena penyakit ini. Selain itu, peradangan epiglotis juga sering terjadi pada orang-orang berusia 85 tahun ke atas.
2. Jenis kelamin
Meskipun hingga saat ini alasannya belum diketahui secara pasti, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pasien laki-laki dibandingkan perempuan.
3. Beraktivitas di tempat yang kurang higienis
Paparan infeksi bakteri yang menyerang saluran pernapasan lebih mungkin terjadi di ruang publik yang kurang higienis, seperti sekolah atau tempat penitipan anak.
4. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
Daya tahan tubuh lemah dapat membuat tubuh kurang optimal melawan infeksi dari bakteri. Penyakit yang dapat melemahkan sistem imun tubuh, seperti HIV, diabetes, dan kanker membuat seseorang lebih rentan mengalami epiglotitis.
5. Makanan atau minuman yang terlalu panas
Sering mengonsumsi makanan atau minuman yang terlalu panas bisa melukai epiglotis. Oleh karena itu, risiko untuk mengalami peradangan dan infeksi pun jauh lebih tinggi.
Penting untuk diketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko di atas bukan berarti Anda pasti menderita penyakit epiglotitis.
Diagnosis
Bagaimana penyakit ini didiagnosis?
Epiglotitis adalah kondisi serius yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, dokter akan melakukan pemeriksaan langsung di ruang gawat darurat setelah melakukan penanganan medis.
Pada kebanyakan kasus, dokter akan merujuk anda untuk dirawat inap. Setelahnya, dokter dapat melakukan serangkaian tes yang meliputi:
- Rontgen tenggorokan dan dada untuk mengamati seberapa parah peradangan dan infeksi yang dialami.
- Pengambilan sampel jaringan tenggorokan (biopsi epiglotis) dan darah untuk menentukan penyebab infeksi, apakah dari virus atau bakteri.
- Pemeriksaan dalam tenggorokan dengan selang medis khusus.
Pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Bagaimana cara mengobati epiglotitis?
Penanganan untuk epiglotitis memerlukan bantuan medis langsung di rumah sakit.
Dokter akan memastikan saluran napas tetap terbuka agar tubuh mendapatkan kadar oksigen yang cukup. Maka dari itu, dokter memberikan bantuan pernapasan lewat intubasi dengan selang napas yang dipasang pada mulut.
Setelah pernapasan kembali stabil, dokter mungkin juga melakukan beberapa jenis penanganan yang meliputi:
- Memberikan ssupan cairan lewat infus untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh sampai Anda bisa kembali menelan.
- Antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri.
- Obat untuk sakit tenggorokan, khususnya obat antiperadangan seperti kortikosteroid, untuk mengurangi pembengkakan dalam tenggorokan.
Jika kondisi peradangan epligotis cukup serius, Anda mungkin perlu menjalani bedah trakeotomi untuk mencegah terjadinya gagal napas.
Meskipun dapat mengancam nyawa, peradangan epiglotis bisa secara efektif diatasi jika dilakukan penanganan medis sesegera mungkin.
Pencegahan
Apa saja perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mencegah epiglotitis?
Pencegahan epiglotitis bisa dilakukan dengan menghindari penularan bakteri penyebabnya.
Cara dan perubahan gaya hidup berikut dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya peradangan pada epiglotis:
- Memberikan anak Anda vaksin Hib sesegera mungkin. Pemberian vaksin dilakukan beberapa tahap untuk usia anak di bawah 18 bulan. Pastikan Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
- Rajin cuci tangan dengan air dan sabun atau gunakan hand sanitizer beralkohol untuk mencegah penyebaran penyakit.
- Hindari berbagi peralatan makan dengan orang lain, misalnya minum dari gelas yang sama.
- Jaga pola makan sehat, hindari/berhenti merokok, cukup istirahat, dan perhatikan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Silakan diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut sehingga memperoleh solusi terbaik untuk masalah Anda.