backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Gejala Kerusakan Otak Akibat Cedera Pada Kepala

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 08/01/2021

    Gejala Kerusakan Otak Akibat Cedera Pada Kepala

    Cedera kepala merupakan masalah kesehatan global yang dapat menyebabkan kematian serta kecacatan pada seseorang. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2013, terdapat 100 ribu orang yang meninggal dunia akibat mengalami kasus cedera kepala dan kerusakan otak. 

    Cedera kepala adalah cedera yang paling sering dialami oleh korban kecelakaan lalu lintas. Di Indonesia diketahui bahwa sebanyak 70% korban kecelakaan lalu lintas adalah pengendara sepeda motor yang berusia sekitar 15 hingga 55 tahun.Tingkat kecacatan serta angkat kematian yang diakibatkan oleh cedera kepala dan kerusakan otak tersebut masih cukup tinggi yaitu sebesar 25%.

    BACA JUGA: 8 Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Merusak Otak

    Apa itu cedera kepala?

    Cedera kepala adalah kondisi yang cedera yang terjadi pada tulang tengkorak, jaringan lunak kepala, serta otak. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kecacatan, gangguan mental, bahkan kematian. Terdapat dua tipe dari cedera kepala yang sering terjadi, yaitu:

    Traumatic Brain Injury atau cedera intracranial, adalah cedera yang diakibatkan oleh tekanan yang berasal dari luar, misalnya pukulan atau benturan, yang bisa menyebabkan otak bergerak dan bergeser di dalam tengkorak atau bahkan menyebabkan kerusakan tengkorak. Sedangkan kerusakan tengkorak bisa mengakibatkan kerusakan otak.

    Acquired Brain Injury, atau cedera otak dari dalam merupakan cedera yang diakibatkan oleh tekanan dari dalam otak. Hal ini terjadi pada tingkat sel dan paling sering disebabkan oleh tumor serta penyakit sistem saraf lainnya, seperti penyakit stroke.

    BACA JUGA: Hati-hati, Menyundul Bola Bisa Mengganggu Fungsi Otak

    Apa penyebab cedera kepala?

    Ketika otak kekurangan oksigen dalam waktu yang lama, maka kerusakan otak dapat terjadi. Kerusakan ini dapat muncul akibat cedera kepala ataupun berbagai penyakit sistem saraf lainnya. Penyebab cedera otak traumatis yaitu:

    • Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama yang menyebabkan tingginya kejadian cedera kepala di Indonesia. Selain itu, cedera kepala sering kali disebabkan akibat para pengendara tidak mematuhi peraturan lalu lintas, seperti tidak menggunakan helm pada pengendara motor dan seat belt pada pengendara mobil.
    • Cedera ketika berolahraga. Olahraga yang berisiko menyebabkan cedera kepala adalah sepak bola, tinju, hoki, baseball, skateboarding, dan berbagai jenis olahraga lain yang bersifat high-impact atau olahraga yang ekstrem.
    • Jatuh, seperti jatuh dari tempat tidur, jatuh di kamar mandi, atau jatuh ketika naik tangga adalah kejadian yang paling sering menyebabkan cedera kepala pada orang dewasa maupun anak-anak.
    • Kekerasan fisik, sebanyak 20% cedera kepala disebabkan oleh kekerasan, seperti terkena peluru, atau pukulan dan benturan keras pada kepala.

    Selain itu, terdapat penyebab lain dari cedera otak, seperti:

    • Keracunan oleh suatu obat atau zat yang beracun
    • Infeksi pada sistem saraf
    • Tenggelam dan tersedak
    • Stroke
    • Serangan jantung
    • Aneurisma
    • Penyakit neurologis
    • Penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

    Apa saja gejala yang terjadi jika cedera kepala sudah menyebabkan kerusakan otak?

    Berikut adalah gejala dan tanda yang muncul ketika seseorang mengalami kerusakan otak, entah itu akibat cedera kepala yang traumatis atau kerusakan yang terjadi karena adanya gangguan pada internal otak. Gejala ini dibagi menjadi empat gangguan besar, yaitu:

    Gejala kognitif yaitu berupa gangguan dalam mengolah suatu informasi, sulit dalam berekspresi, sulit untuk memahami orang lain, tidak bisa fokus, tidak mampu untuk memahami konsep-konsep yang abstrak, kehilangan ingatan, dan susah dalam mengambil keputusan.

    Gejala persepsi, yaitu perubahan kemampuan penglihatan, pendengaran, serta indera peraba, gangguan dalam mencium bau dan merasakan rasa, memiliki masalah keseimbangan, dan sensitif terhadap rasa sakit.

    Gejala fisik yang ditimbulkan adalah rasa lelah yang ekstrim, tremor, susah untuk berbicara, gangguan tidur, kejang-kejang, dan sensitif terhadap cahaya.

    Gejala emosi dan perilaku yang muncul dari kerusakan otak meliputi, mudah marah dan stress, memiliki emosi yang tinggi atau bahkan tidak memiliki emosi sama sekali, sifat agresif meningkat.

    Bagaimana pengobatan bagi orang yang mengalami cedera otak?

    Pengobatan serta penanganan cedera otak dilakukan tergantung dengan tingkat keparahan cederanya. Cedera kepala yang ringan biasanya jarang menimbulkan gejala.

    Jika Anda mengalami cedera kepala ringan dan merasakan nyeri maka Anda dianjurkan untuk mengonsumsi acetaminophen untuk mengurangi rasa sakitnya. Tetapi Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi obat nonstreroidal, seperti aspirin atau ibuprofen karena dapat menyebabkan perdarahan semakin parah. Sedangkan untuk cedera kepala yang parah biasanya dilakukan berbagai pengobatan seperti operasi, rehabilitasi, serta mengonsumsi beberapa obat-obatan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 08/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan