backup og meta

Bahaya Aborsi dengan Obat yang Perlu Diketahui

Melakukan aborsi dengan konsumsi obat sembarangan dan tanpa pengawasan dokter adalah tindakan yang berbahaya. Agar tidak salah langkah, ketahui seputar bahaya aborsi dengan obat melalui ulasan di bawah ini.

Bahaya Aborsi dengan Obat yang Perlu Diketahui

Apa bahaya aborsi dengan menggunakan obat?

Praktik aborsi di Indonesia adalah tindakan medis yang diatur dalam undang-undang. Aborsi hanya boleh dilakukan jika ada kondisi darurat medis yang membahayakan ibu atau janin serta bagi korban pemerkosaan.

Di luar itu, aborsi dianggap ilegal. Karena itulah, banyak wanita yang terhimpit situasi memilih jalan pintas melakukan aborsi ilegal yang tidak aman, salah satunya dengan cara minum obat-obatan.

Obat aborsi yang dijual sembarangan (tanpa resep dokter) sesungguhnya bukanlah obat yang diracik khusus untuk menggugurkan kandungan.

Obat-obatan ini justru bisa menimbulkan berbagai efek samping, bahkan mengancam nyawa.

Kasus kematian karena obat aborsi biasanya diakibatkan oleh perdarahan hebat yang tidak segera ditangani.

Penggunaan obat aborsi tanpa pengawasan dokter juga berisiko menimbulkan reaksi alergi serius atau syok anafilaktik. Ini adalah kondisi yang bisa menimbulkan hilang kesadaran hingga kematian.

Penting juga untuk diingat bahwa penggunaan obat-obatan tidak menjamin pengguguran janin secara sempurna. Padahal, rahim seorang wanita harus benar-benar bersih dari sisa jaringan janin yang tidak berkembang.

Dalam prosedur legal, dokter bisa melakukan kuret untuk mengangkat sisa jaringan setelah aborsi atau keguguran. Pasalnya, sisa jaringan di dalam rahim bisa menimbulkan infeksi.

Anda mungkin juga pernah mendengar tentang morning after pill. Meski serupa, ini adalah obat yang berbeda dari obat aborsi.

Jika obat aborsi bertujuan untuk mencegah perkembangan kehamilan, morning after pill adalah jenis kontrasepsi darurat.

Artinya, morning after pill bekerja untuk mencegah kehamilan dengan menghambat proses ovulasi setelah berhubungan seksual. Obat ini tidak akan menyebabkan keguguran pada janin yang sudah berkembang.

Karena itulah, aborsi hanya boleh dilakukan dengan pengawasan dokter. Dokter akan menentukan jenis obat aborsi yang Anda butuhkan, beserta resep, dan obat-obatan lain yang mungkin dibutuhkan selama proses pemulihan.

Anda mungkin pernah mendengar cerita keberhasilan tentang aborsi ilegal, tetapi perlu dicatat bahwa risikonya jauh lebih besar. Risiko ini terkadang baru muncul beberapa hari atau bulan setelahnya.

[embed-health-tool-due-date]

Apa efek samping aborsi dengan obat?

Jika dilakukan dengan pengawasan dokter, Yale Medicine menyebutkan bahwa obat aborsi umumnya tidak menimbulkan efek samping yang terlalu mengganggu.

Anda mungkin merasakan kram ketika janin mulai luruh dalam bentuk perdarahan. Namun, hal ini tentu tidak berlaku untuk aborsi yang dilakukan secara ilegal.

Efek tindakan aborsi ilegal yang paling umum adalah demam tinggi dan perdarahan hebat. Ada pula efek samping lain berupa:

  • mual,
  • muntah,
  • kram perut,
  • diare,
  • sembelit,
  • sakit kepala, dan
  • perut begah.

Pada kasus yang lebih serius, penggunaan obat penggugur kandungan yang berlebihan atau overdosis bisa akan menimbulkan efek samping berupa:

  • kejang,
  • tekanan darah rendah,
  • tremor.
  • gagal jantung,
  • denyut jantung melambat, dan
  • kesulitan bernapas.

Di Indonesia, penggunaan obat aborsi secara ilegal juga berisiko membuat Anda terjerat hukuman dengan tuntutan menghilangkan nyawa bayi yang baru dilahirkan.

Oleh karena itu, penting untuk benar-benar mempertimbangkan keputusan Anda sebelum melakukan aborsi dan lakukanlah dengan bantuan tenaga medis.

Melalui prosedur yang jelas, Anda akan melalui pemulihan pasca-aborsi dengan lebih nyaman dan terhindar dari tuntutan hukuman.

Hal ini tentu penting bagi diri Anda sendiri, sebab Anda masih layak menjalani kehidupan yang nyaman setelah aborsi.

Bila sudah siap, Anda juga bisa berttanya kepada penyedia layanan kesehatan atau dokter tentang kemungkinan hamil lagi setelah aborsi.

Kesimpulan

  • Melakukan aborsi dengan obat tetapi tanpa pengawasan dokter adalah tindakan berbahaya. Obat ini justru berisiko mengakibatkan perdarahan hebat yang mengancam nyawa.
  • Awalnya, obat penggugur kandungan mungkin menimbulkan mual, kram, diare, dan sakit kepala. Kondisi tersebut kemudian bisa memburuk menjadi tremor, tekanan darah rendah, hingga gagal jantung.
  • Jika ingin melakukan aborsi, pastikan untuk hanya melakukannya dengan dokter. Dengan begini, dokter juga bisa memantau Anda selama masa pemulihan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Rose, W. (2019, December 10). 11 abortion pill side effects that you should know about. White Rose Women’s Center. Retrieved 18 August 2025, from https://whiterosewomenscenter.org/abortion-pill-side-effects/

Medical abortion. (n.d.). Top-ranked Hospital in the Nation – Mayo Clinic. Retrieved 18 August 2025, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/medical-abortion/about/pac-20394687

Pernyataan Sikap. (n.d.). Komnas Perempuan | Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Retrieved 18 August 2025, from https://komnasperempuan.go.id/pernyataan-sikap-detail/pernyataan-sikap-komnas-perempuan-terhadap-ketentuan-aborsi-bagi-korban-tindak-pidana-kekerasan-seksual-dalam-pp-no-28-tahun-2024-tentang-kesehatan

Medication abortion: Your questions answered. (2023, September 11). Yale Medicine. Retrieved 18 August 2025, from https://www.yalemedicine.org/news/medication-abortion-your-questions-answered

Versi Terbaru

01/09/2025

Ditulis oleh Adhenda Madarina

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Jeruk Nipis Dapat Menggugurkan Kandungan, Mitos atau Fakta?

Pilihan Tindakan Medis untuk Menggugurkan Kandungan Saat Kehamilan Bermasalah


Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Adhenda Madarina · Diperbarui 01/09/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan