Suntik epidural terkadang dibutuhkan demi kelancaran persalinan. Ketika mendengar tentang bius epidural, beberapa orang mungkin masih khawatir tentang efek samping yang mungkin terjadi pada ibu atau bahkan janin. Agar Anda lebih tenang, yuk, simak apa saja efek bius epidural dalam uraian berikut!
Apa saja jenis bius epidural?
Ada dua jenis suntik epidural yang bisa diberikan untuk menghilangkan rasa sakit selama persalinan, yaitu epidural reguler dan kombinasi spinal-epidural.
Dokter akan menentukan jenis bius epidural berikut sesuai kondisi ibu hamil.
- Epidural reguler: suntik bius menggunakan kateter ke ruang epidural, yaitu area luar kantong cairan yang mengelilingi sumsum tulang belakang.
- Kombinasi spinal-epidural: suntik bius ke ruang spinal. Ini adalah area yang lebih dalam dibandingkan epidural sehingga efek obat bius lebih cepat terasa. Setelah itu, kateter akan dipasang untuk menambahkan epidural jika dibutuhkan.
[embed-health-tool-due-date]
Efek samping bius epidural pada ibu bersalin
Bius epidural termasuk prosedur yang minim efek samping, termasuk bagi ibu yang hendak menjalani persalinan. Berikut adalah beberapa efek bius epidural yang paling umum.
1. Penurunan tekanan darah

Efek bius epidural dapat menurunkan tekanan darah. Jika dibiarkan tanpa pemantauan, efek ini mungkin memperlambat detak jantung bayi dalam kandungan.
Sebagai upaya mengurangi risiko tersebut, dokter akan memberikan cairan ekstra melalui infus. Pada kasus yang jarang terjadi, dokter anestesi mungkin memberikan obat penstabil tekanan darah.
2. Sakit punggung
Setelah melahirkan, Anda mungkin merasakan sakit punggung. Selain karena pergeseran tulang dan ligamen menjelang persalinan, rasa sakit ini mungkin berasal dari suntikan epidural.
Sakit punggung karena bekas suntik epidural seharusnya bisa membaik dengan sendirinya. Segera hubungi dokter jika kondisi ini tidak membaik dalam hitungan hari.
3. Kehilangan kontrol kandung kemih
Laman National Health Services menyebutkan bahwa suntik epidural mungkin mengganggu kemampuan ibu dalam mengontrol kandung kemih atau keinginan buang air kecil.
Kondisi ini bisa terjadi karena suntikan di area epidural mungkin berpengaruh ke area sekitarnya, termasuk saraf kandung kemih.
Itu artinya, kontrol kandung kemih juga akan berangsur pulih ketika efek obat bius sudah habis.
4. Kulit gatal
Beberapa obat yang digunakan dalam bius epidural, termasuk opioid, dapat membuat kulit terasa gatal.
Pada kondisi tertentu, dokter bisa memberikan obat untuk meredakan gatal pada kulit atau mengganti kandungan obat bius epidural.
5. Mual
Rasa mual dapat muncul sebagai salah satu efek samping bius epidural. Keinginan untuk muntah mungkin semakin intens jika tekanan darah ibu hamil rendah.
Pada situasi tersebut, dokter bisa memberikan obat antimual atau melakukan upaya lain untuk meningkatkan tekanan darah.
6. Kerusakan saraf sementara
Pada kasus yang jarang, jarum atau tabung epidural bisa merusak saraf. Kondisi ini akan menyebabkan hilangnya sensasi atau kemampuan menggerakkan tubuh bagian bawah meski efek bius sudah hilang.
Kerusakan saraf biasanya membaik setelah beberapa hari atau minggu, tetapi tak jarang memakan waktu berbulan-bulan. Bicarakan dengan dokter jika Anda merasakannya.
Efek samping bius epidural pada bayi
Meski bius epidural disuntikkan ke sumsum tulang belakang, cairannya tetap bisa masuk ke dalam aliran darah ibu. Itu artinya, janin memiliki risiko terkena paparannya.
Pada umumnya, cairan bius epidural yang diberikan pada ibu hamil dan ikut mengalir ke plasenta tidak akan membahayakan janin.
Meski begitu, dokter mungkin mengingatkan Anda tentang beberapa risiko berikut.
1. Kekurangan asupan oksigen
Janin mungkin kekurangan asupan oksigen jika ibu yang menerima bius epidural mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan.
Pasalnya, janin akan mendapatkan asupan oksigen melalui darah ibunya. Oleh karena itu, dokter biasanya memasang infus berisi cairan pada ibu yang menerima suntik epidural.
2. Detak jantung tidak teratur

Studi yang diterbitkan dalam AJOG Global Reports (2024) menunjukkan bahwa bius epidural pada ibu hamil yang memiliki hipotensi tak terkontrol bisa menurunkan detak jantung janin.
Denyut jantung janin umumnya akan memburuk dalam waktu 60 menit setelah pemberian bius epidural. Pada kondisi ini, dokter mungkin menyarankan operasi caesar.
Karena risiko efek samping ini, dokter akan melakukan pemantauan detak jantung janin melalui monitor kardiotokografi (CTG) selama proses persalinan.
3. Kesulitan menyusu setelah lahir
American Pregnancy Association menyebutkan bahwa bius epidural mungkin membuat bayi kesulitan menempel ke payudara ibu saat menyusu.
Efek samping ini diperkirakan berasal dari morfin yang terkandung dalam cairan bius. Meski begitu, efek bius epidural yang satu ini masih perlu dikaji lebih lanjut.
Di samping beragam risikonya seperti di atas, dokter pasti sudah melakukan berbagai pertimbangan sebelum memberikan bius epidural bagi ibu yang akan melahirkan.
Pemberian bius epidural akan dilakukan jika manfaat yang ditawarkan lebih besar dibandingkan risikonya.
Oleh karena itu, pertimbangkan baik-baik segala usulan tindakan medis yang diberikan oleh dokter kandungan Anda.
Kesimpulan
- Ibu hamil yang akan melahirkan bisa menerima suntik epidural reguler maupun kombinasi spinal-epdirual. Keduanya sama-sama berfungsi untuk meminimalkan rasa sakit selama persalinan.
- Efek samping yang mungkin dialami ibu adalah penurunan tekanan darah, sakit punggung, kulit gatal, mual, dan kerusakan saraf sementara.
- Sementara itu, bayi yang baru dilahirkan mungkin mengalami kekurangan asupan oksigen, detak jantung tidak teratur, atau kesulitan menyusu.