3. Tes fungsi tiroid

Hipotiroidisme adalah kondisi di mana tubuh Anda tidak memiliki hormon tiroid yang cukup untuk janin tumbuh normal. Selain itu, bila Anda terdeteksi mengalami hipertiroidisme atau banyaknya hormon tiroid di dalam tubuh, ini bisa membahayakan bayi. Hormon tiroid yang berlebih bisa melewati plasenta bayi dan menyebabkan risiko tiroid janin yang membesar pula.
Masalah tiroid dapat ditemukan melalui tes darah sederhana. Tes darah sederhana juga bisa mengetahui adanya kondisi HIV, hepatitis B atau C, hingga sipilis yang dapat ditularkan ke calon buah hati Anda.
4. Cek obat-obatan

Sebelum merencanakan kehamilan, ada baiknya Anda memastikan bahwa obat yang Anda minum selama program hamil itu cocok dan tidak memiliki efek samping tertentu.
Pasalnya, ada beberapa obat yang mudah bereaksi dengan kondisi tertentu atau obat lain. Misalnya obat tekanan darah tinggi dan obat epilepsi. Jadi, pastikan dulu dengan dokter bahwa obat-obatan yang Anda konsumsi selama program hamil tetap aman dan tidak akan menimbulkan efek samping yang berbahaya.
5. Pap smear

Bagi wanita yang sudah menikah dan sudah melakukan hubungan seks, sangat disarankan rutin menjalani tes pap smear. Salah satu tes kesehatan sebelum hamil ini berfungsi untuk mendeteksi virus HPV yang bisa jadi penyebab kanker serviks (leher rahim) pada wanita. Kanker serviks sendiri adalah salah satu jenis kanker yang cukup sering menyerang wanita.
Bila setelah melakukan pap smear ditemukan kelainan di rahim dan vagina, nantinya dokter akan melakukan biopsi. Nah, biopsi ini lebih baik dilakukan sebelum kehamilan terjadi. Karena bila ibu hamil menjalani biopsi, Anda bisa berisiko mengalami nyeri, kram, atau bahkan perdarahan.
6. Tes penyakit kelamin

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan para wanita, terutama calon ibu, melakukan tes penyakit kelamin sebagai salah satu kelengkapan check-up prakehamilan. Pasalnya, penyakit kelamin seperti klamidia atau sipilis sering tidak terdeteksi di awal-awal.
Hal ini juga bisa mempersulit kehamilan karena klamidia bisa menyebabkan adanya jaringan parut pada tuba falopi di rahim. Penyakit kelamin tertentu juga bisa menghambat pembuahan sehingga peluang Anda hamil jadi lebih kecil.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar