Anda mungkin tidak asing dengan istilah “banyak anak banyak rezeki”, tapi jangan lupakan program pemerintah “dua anak lebih sehat”. Meskipun keputusan untuk punya anak banyak ada di tangan pasangan suami-istri, tetap ada sejumlah hal yang perlu Anda pertimbangkan matang-matang.
Berapa jumlah anak yang ideal?
Jika merujuk pada anjuran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), setiap keluarga idealnya cukup memiliki dua orang anak.
Batasan untuk hamil dan melahirkan ini didasarkan pada risiko kematian ibu dan bayi yang lebih tinggi pada kelahiran anak ketiga dan seterusnya.
Hal serupa juga ditunjukkan dalam studi di Eropa yang diterbitkan dalam jurnal Population and Development Review.
Frekuensi kehamilan dan melahirkan berkaitan dengan risiko stres yang lebih tinggi, baik bagi orang tua maupun buah hatinya.
Belum lagi, orang tua harus bisa bersikap adil pada setiap buah hatinya supaya tidak ada yang merasa diabaikan.
Meski begitu, bukan berarti bahwa keluarga ideal tidak bisa terwujud ketika Anda memiliki lebih dari dua momongan.
Pada akhirnya, Anda dan pasanganlah yang bisa mendefinisikan bentuk keluarga ideal dan mengupayakannya.
Pertimbangan dalam menentukan jumlah anak
Tidak ada jawaban benar atau salah tentang jumlah anak dalam keluarga.
Namun, ada baiknya untuk mempertimbangkan berbagai hal berikut dalam menentukan jumlah anak.
1. Kesepakatan suami dan istri
Anak adalah tanggung jawab orang tua, yaitu ayah dan ibu. Oleh karena itu, pastikan bahwa jumlah keturunan yang Anda inginkan sudah disetujui oleh pasangan.
Memaksakan keinginan pribadi saat berumah tangga akan berpotensi menimbulkan konflik.
Ingat, konflik orang tua bisa berpengaruh pada perkembangan anak, terutama ketika mereka masih kecil.
Dengan kesepakatan bersama, program hamil dan tanggung jawab membesarkan momongan akan terasa lebih ringan.
2. Kondisi ekonomi
Tak dapat dipungkiri bahwa ekonomi adalah faktor penting untuk dipertimbangkan sebelum hamil. Terlebih, wanita sering kali harus berhenti bekerja setelah memiliki anak.
Maka dari itu, pastikan Anda dan pasangan telah mempersiapkan tabungan yang cukup jika berencana memiliki keturunan.
Saat ini, beberapa orang tua bahkan sudah menyiapkan asuransi kesehatan dan pendidikan sejak anak-anaknya masih kecil.
Meski ekonomi bukanlah segalanya dan beberapa program pemerintah sudah membantu meringankannya, kesiapan ekonomi adalah hal penting dalam membesarkan keturunan.
3. Kesehatan ibu
Tahukah Anda bahwa kehamilan pada usia tua memiliki risiko yang lebih besar?
Mengutip dari Mayo Clinic, wanita yang hamil di atas usia 35 tahun lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan dan melahirkan bayi dengan kelainan genetik.
Namun, bukan berarti Anda harus memaksakan untuk segera hamil anak kedua atau seterusnya sebelum berusia 35 tahun.
Ingat, hamil dengan jarak terlalu dekat juga membuat kehamilan lebih berisiko. Seperti halnya hamil di usia tua, hamil terlalu muda juga meningkatkan risiko masalah kesehatan.
4. Kesiapan mental
Selain materi, menjadi orang tua juga butuh persiapan mental. Jika istri Anda sempat mengalami depresi postpartum, lakukan pertimbangan yang matang sebelum mengusahakan momongan kedua.
Membesarkan buah hati memang tugas ibu dan ayah, tetapi fase hamil dan melahirkan akan lebih melelahkan bagi ibu.
Oleh karena itu, jangan pernah menganggap sepele masalah kesehatan yang dialami wanita saat hamil atau melahirkan.
5. Kondisi anak pertama
Saat merencanakan anak kedua atau seterusnya, jangan lupa untuk memberitahukannya kepada anak pertama.
Meski tak membantu secara langsung, kesiapan keturunan pertama Anda untuk menjadi kakak akan memudahkan kehamilan.
Jangan lupa untuk tetap memberikan perhatian penuh kepadanya. Pasalnya, perasaan terabaikan saat masih kecil mungkin menimbulkan trauma dan memengaruhi kepribadiannya saat dewasa.
Dengan segala pertimbangannya, keputusan dalam menentukan jumlah momongan tetap ada di tangan Anda dan pasangan.
Pada dasarnya, pertumbuhan anak-anak bisa lebih terjamin jika mereka memiliki orang tua yang siap secara mental dan finansial.
Kesimpulan
[embed-health-tool-ovulation]