Tulang belakang merupakan salah satu bagian tubuh manusia yang sangat penting. Selain berfungsi untuk menunjang postur seseorang, pada tulang belakang juga terdapat kumpulan serabut saraf pusat yang salah satunya berperan besar dalam mengatur sistem reproduksi.
Meskipun vital, ternyata bagian ini sering mengalami cedera atau trauma. Statistik menunjukkan bahwa cedera pada tulang belakang banyak menimpa laki-laki, terutama pada rentang usia subur. Penyebab yang paling umum antara lain kecelakaan lalu lintas dan terjatuh dari ketinggian.
Lantas bagaimana jika seorang pria di usia subur mengalami cedera tulang belakang? Apakah ia masih punya peluang punya anak? Atau cedera ini membuatnya tidak subur lagi? Cari tahu dalam ulasan berikut ini.
Bagian-bagian saraf di tulang belakang
Sebelum memahami dampak cedera tulang belakang pada kesuburan pria, ketahui dulu fungsi tulang belakang Anda. Tulang belakang manusia mengandung perpanjangan dari sistem saraf pusat yang bernama medulla spinalis. Kumpulan serat saraf ini mempunyai berbagai macam fungsi bergantung pada lokasinya di ruas tulang belakang. Terdapat tiga macam fungsi utama, yaitu:
1. Fungsi sensorik
Pada sepanjang bagian belakang medulla spinalis, terdapat kumpulan serabut saraf yang berguna untuk menerima rangsangan tertentu seperti perubahan suhu, rasa nyeri, dan lain-lain. Rangsangan ini akan dihantarkan ke atas menuju otak agar bisa diterjemahkan dan direspon.
2. Fungsi motorik
Fungsi ini terletak pada bagian depan dari medulla spinalis. Perintah dari otak untuk menggerakkan bagian tubuh tertentu akan dihantarkan melalui rangkaian serabut saraf ini.
3. Fungsi otonom
Fungsi otonom berguna untuk mengendalikan berbagai keadaan di dalam tubuh secara otomatis serta tidak bergantung pada perintah sadar seseorang. Dorongan untuk buang air kecil dan besar merupakan contoh dari fungsi otonom.
Bagaimana pengaruh cedera tulang belakang pada kesuburan pria?
Meskipun pada setiap cedera tulang belakang kasusnya berbeda-beda, ada kemungkinan pria jadi tidak subur. Ketidaksuburan seorang pria setelah mengalami cedera tulang belakang merupakan gabungan dari beberapa gangguan fungsi yang harusnya terjadi saat hubungan seksual. Berikut ini merupakan kumpulan fungsi yang terganggu dan bisa menyebabkan pria sulit punya anak setelah mengalami cedera tulang belakang.
1. Fungsi ereksi
Ketika menerima suatu rangsangan, tubuh otomatis akan meningkatkan aliran darah ke batang penis serta menahan aliran balik dari lokasi tersebut ke jantung, Akibatnya, penis menjadi tegang dan siap mengadakan ejakulasi. Mekanisme ini diatur oleh saraf dalam tulang belakang yang letaknya kira-kira setinggi punggung bawah.
Cedera pada bagian tulang belakang mungkin merusak saraf-saraf yang mengatur mekanisme tersebut. Akibatnya, Anda kesulitan mencapai ereksi (impotensi) sehingga jadi lebih sulit untuk melakukan pembuahan.
2. Fungsi ejakulasi
Terjadinya proses ejakulasi merupakan gabungan input dari stimulasi fisik dan psikologis. Secara fisik, ejakulasi diatur oleh segmen-segmen saraf yang ada di sekitar punggung bawah seseorang. Cedera pada segmen tersebut berakibat pada terganggunya proses ejakulasi seorang pria. Tanpa ejakulasi, pria tidak bisa membuahi sel telur wanita.
3. Kualitas sperma menurun
Trauma tulang belakang juga berakibat langsung terhadap produksi cairan mani dan sel sperma yang terkandung di dalamnya. Hal ini bisa menyebabkan pria sulit punya anak, atau justru meningkatkan risiko kelainan bawaan pada bayi yang akan dikandung oleh istri.
4. Terganggunya regulasi hormon reproduksi
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa gangguan pada medulla spinalis dapat memengaruhi keadaan normal berbagai hormon reproduksi manusia. Hal ini akan mengakibatkan terganggunya proses produksi dan pematangan sel sperma.
5. Kenaikan suhu pada testis
Akibat langsung dari cedera tulang belakang adalah kelemahan otot-otot tungkai sehingga Anda akan lebih banyak duduk. Fenomena ini dapat berdampak pada meningkatnya suhu di sekitar testis. Padahal, testis membutuhkan suhu 3-4 derajat Celsius lebih rendah dari suhu tubuh agar dapat memproduksi sperma dengan optimal.
6. Gangguan kelenjar aksesoris
Dalam sistem reproduksi pria, terdapat beberapa kelenjar tambahan yang berfungsi menyokong kehidupan sperma, misalnya kelenjar prostat. Pada laki-laki dengan cedera medulla spinalis, ditemukan pula disfungsi pada prostat sehingga cairan mani yang dihasilkan berkualitas kurang baik.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]