backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Jerawat Tanda Hamil dan Haid, Apa Perbedaannya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 26/03/2024

    Jerawat Tanda Hamil dan Haid, Apa Perbedaannya?

    Haid dan hamil memang merupakan dua hal yang berbeda. Namun, karena keduanya sama-sama memengaruhi kondisi hormon, tak heran jika haid dan hamil memiliki beberapa tanda serupa, salah satunya adalah kemunculan jerawat.

    Meski begitu, jika dilihat dengan seksama, Anda bisa menemukan perbedaan di antara jerawat tanda hamil dan haid. Mengetahui perbedaan keduanya merupakan hal yang penting. Pasalnya, tidak semua jenis obat jerawat aman digunakan saat hamil.

    Perbedaan jerawat tanda hamil dan haid

    Perubahan hormon merupakan penyebab munculnya jerawat sebagai tanda kehamilan dan haid.

    Ketidakseimbangan hormon menjelang menstruasi dan pada awal kehamilan akan memicu produksi sebum (minyak) yang berlebih.

    Meski sebum memiliki fungsi untuk melembapkan kulit, jumlahnya yang terlalu banyak justru bisa menyumbat pori-pori. Inilah mengapa jerawat mudah tumbuh saat haid dan hamil.

    Maka dari itu, wajar bila Anda kesulitan untuk menentukan apakah jerawat yang muncul tersebut merupakan tanda bahwa Anda akan haid atau hamil.

    Namun, dengan memerhatikannya lebih dekat, berikut adalah beberapa perbedaan yang bisa Anda temukan.

    1. Jerawat kehamilan lebih besar dan terasa sakit

    kelebihan hormon androgen

    Dibandingkan dengan jerawat yang disebabkan oleh haid, UT Southwestern Medical Center  menyebutkan bahwa jerawat sebagai tanda kehamilan cenderung lebih besar dan terasa sakit saat disentuh.

    Peradangan yang ditandai dengan jerawat memerah juga lebih banyak ditemukan pada ibu hamil dibandingkan mereka yang sedang menstruasi.

    Sementara itu, ukuran jerawat haid biasanya lebih bervariasi. Tekstur jerawatnya pun bisa keras maupun lembut. Anda mungkin menemukan jerawat lembut yang kecil, tetapi berkumpul pada satu tempat tertentu.

    Perbedaan kondisi jerawat ini disebabkan oleh produksi sebum ibu hamil yang memang lebih banyak. Pasalnya, ada lebih banyak perubahan hormon selama kehamilan dibandingkan saat haid.

    2. Jerawat tanda kehamilan bertahan lebih lama

    Beda jerawat sebagai tanda hamil atau mau haid juga bisa terlihat dari kapan permasalahan kulit wajah ini keluar.

    Jerawat kehamilan bisa bertahan selama berbulan-bulan. Ibu hamil bisa menemukan jerawat sejak trimester pertama. Pasalnya, di sinilah perubahan hormon mulai terjadi.

    Beberapa ibu hamil memang merasakan bahwa kondisi wajahnya mulai membaik saat memasuki trimester kedua. Hal ini mungkin disebabkan oleh tubuh ibu hamil yang sudah terbiasa dengan perubahan hormon.

    Meski begitu, jerawat sering kali muncul kembali pada trimester tiga karena ketidakseimbangan hormon kembali meningkat mendekati waktu melahirkan.

    Sementara itu, jerawat sebelum haid biasanya muncul selama beberapa hari sejak masa pramenstruasi. Kondisi kulit wajah biasanya membaik pada akhir masa menstruasi atau bahkan saat haid baru dimulai.

    Dengan begitu, bisa dibilang bahwa jerawat tanda kehamilan memang bertahan lebih lama dibandingkan saat menstruasi.

    3. Gejala yang menyertainya berbeda

    Jika Anda masih kesulitan mengenali perbedaan jerawat sebagai tanda hamil dan haid, lihatlah dari gejala lain yang menyertai.

    Selain jerawat, kehamilan biasanya ditandai dengan mual, muntah, payudara sensitif, sering buang air kecil, dan tentu saja keterlambatan menstruasi.

    Sementara itu, bagi beberapa orang, haid biasanya disertai dengan kram perut, perubahan suasana hati, dan sembelit.

    Jika berbagai cara di atas masih tidak membantu Anda membedakan jerawat tanda kehamilan dan menstruasi, cobalah untuk menunggu beberapa hari.

    Apabila Anda melihat bercak darah keluar dari vagina setelah beberapa hari jerawatan, ini menandakan bahwa masalah pada kulit wajah Anda disebabkan oleh menstruasi.

    Sementara itu, apabila Anda tidak menemuinya, besar kemungkinan jerawat tersebut merupakan tanda kehamilan.

    Meski begitu, Anda tetap perlu memastikan kehamilan dengan testpack dan pemeriksaan ke dokter kandungan. Pasalnya, jerawat merupakan suatu permasalahan yang bisa timbul kapan saja.

    Cara mengatasi jerawat tanda hamil dan haid

    Dengan mengetahui perbedaan jerawat tanda haid dan hamil, Anda bisa menentukan metode pengobatan yang tepat.

    Pasalnya, ada beberapa kandungan obat jerawat yang sebaiknya dihindari ibu hamil, seperti isotretinoin, asam salisilat, dan tetrasiklin.

    Namun, melansir dari laman Mayo Clinic, ibu hamil masih bisa menggunakan obat-obatan yang mengandung erythromycin, clindamycin, benzoyl peroxide, dan azelaic acid.

    Selain itu, berikut adalah cara lain yang aman digunakan untuk mengatasi jerawat hamil dan menstruasi.

    • Gunakan obat alami, seperti madu, lidah buaya, atau oat.
    • Pakai masker saat beraktivitas di luar.
    • Pilih sabun muka untuk ibu hamil dengan formulasi lembut dan bebas alkohol.
    • Pastikan tangan bersih saat menyentuh wajah.
    • Gunakan sunscreen untuk menghindari paparan sinar matahari berlebih.
    • Keramas secara rutin.

    Pada dasarnya, jerawat yang disebabkan oleh perubahan hormon akan membaik dengan sendirinya setelah kondisi hormon kembali seperti semula.

    Meski begitu, tidak ada salahnya jika ibu hamil atau wanita yang sedang menstruasi berusaha untuk mengatasinya. Pastikan untuk melakukannya dengan cara yang tepat.

    Kesimpulan

    Jika dilihat sekilas, jerawat sebagai tanda hamil dan haid akan terlihat sama. Pasalnya, keduanya sama-sama disebabkan oleh perubahan hormon. Namun, jika dilihat lebih teliti, perbedaan jerawat tanda hamil dan haid bisa dilihat dari ukurannya, berapa lama jerawat muncul, dan gejala yang menyertainya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 26/03/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan