Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan hama serangga. Pestisida akan menyerang sistem saraf serangga untuk membunuh atau mengusir hama. Jika pestisida bisa menyerang serangga sampai mati karena racunnya ini, bagaimana dengan janin di dalam kandungan ibu? Apa mungkin paparan pestisida memengaruhi perkembangan janin selama masa kehamilan?
Bagaimana cara pestisida masuk ke dalam tubuh?
Selain masuk ke dalam sistem saraf hama atau serangga, pestisida juga bisa masuk ke dalam tubuh manusia, termasuk dalam tubuh ibu hamil. Ada berbagai cara pestisida masuk ke dalam tubuh.
Pertama, pestisida bisa masuk saat manusia bernapas (dihirup). Kedua, pestisida juga bisa masuk ke dalam tubuh jika ada kontak langsung dengan kulit.
Ketiga, pestisida bisa masuk jika tertelan. Terkadang orang tidak menyadari setelah memegang pestisida mereka menggunakan tangannya untuk makan. Di sinilah pestisida bisa tertelan dengan mudah. Pestisida yang sudah mencemari makanan seperti di sayur dan buah juga bisa masuk ke dalam tubuh.
Apakah pestisida memengaruhi perkembangan janin?
Sabrina Llop, seorang peneliti dari High Public Health Research Center Valencia di Spanyol menyatakan bahwa janin sangat mudah terkena dampak berbahaya dari pestisida melalui ibunya. Janin belum memiliki sistem detoksifikasi atau pembersihan racun dalam tubuh yang berkembang dan matang. Mereka juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum kuat terhadap paparan zat berbahaya dari luar.
Selain itu, di dalam kandungan, otak, sistem saraf, dan organ tubuh janin berkembang dengan cepat dan lebih sensitif terhadap efek racun termasuk pestisida. Maka dari itu, paparan beracun lebih mudah mengganggu perkembangan janin dalam kehamilan.
Apa saja dampak yang bisa ditimbulkan dari paparan pestisida pada janin?
Pestisida memengaruhi perkembangan janin secara negatif. Pengaruhnya antara lain pada ukuran bayi yang dilahirkan, kondisi cacat lahir, prematur, bahkan bisa memengaruhi kemampuan otak anak.
Dalam Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia tahun 2013, Setiyobudi dan rekannya selaku para peneliti menyatakan bahwa ada hubungan yang erat antara penggunaan pestisida dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR). Semakin lama seorang ibu saat hamil terpapar pestisida, maka kemungkinan janin mengalami BBLR pun semakin tinggi.
Dilansir dari laman Merlion Fetal Health, janin yang terpapar bahan kimia berbahaya melalui ibunya lebih rentan mengalami kerusakan seperti kondisi bibir sumbing, cacat jantung, dan cacat lahir lainnya karena perkembangan otak dan tulang belakang yang tidak sempurna.
Selain itu, paparan pestisida dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya lahir prematur. Bayi yang lahir prematur memiliki sistem tubuh tidak sebaik bayi yang lahir cukup bulan. Kelahiran prematur juga memiliki risiko bayi lahir mati (stillborn) yang lebih tinggi.
Tidak sampai di sini, ternyata paparan pestisida yang terlalu sering saat masih dalam kandungan dapat memengaruhi perkembangan otak janin saat usia anak-anak. Dilansir dalam laman Live Scinece, seorang peneliti kesehatan ibu hamil dan anak di University of California Berkley menyatakan, paparan pestisida bisa memengaruhi nilai IQ.
Saat dalam kandungan, anak yang mengalami paparan pestisida dalam kategori sering pada penelitian ini memiliki nilai IQ lebih rendah hingga 7 poin dibandingkan dengan anak yang mengalami paparan pestisida dalam kategori paling jarang dalam penelitian ini.
Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mengurangi segala paparan dari pestisida untuk menjaga kondisi janin di dalam kandungannya.
Sumber-sumber pestisida
Selain dalam lingkup pertanian, sumber pestisida juga dapat ditemukan dalam produk-produk di rumah tangga atau makanan dan minuman, contohnya:
- Semprotan pembunuh serangga (insektisida)
- Makanan (seperti sayur dan buah yang terpapar pestisida)
- Produk pembunuh gulma (herbisida)
- Produk pembunuh hewan pengerat seperti racun tikus
- Produk pembersih hewan contohnya sampo binatang antikutu
- Produk pembasmi jamur (fungisida)
Dilansir dari laman Science Daily, ternyata masih banyak wanita hamil yang tidak memerhatikan bahaya paparan pestisida. Terdapat 2.500 wanita di Spanyol yang terlibat dalam penelitian dalam jurnal Science of the Total Environment tentang penggunaan pestisida di rumah tangga.
Hasilnya menyatakan bahwa ternyata 54% wanita hamil dalam studi ini masih sering menggunakan produk pembunuh serangga di dalam rumahnya secara tidak berhati-hati. Kondisi ini cukup membahayakan bagi seorang ibu hamil yang seharusnya berusaha untuk menghindari paparan pestisida saat masa kehamilannya.
Bagaimana cara mengurangi paparan pestisida?
- Tutup atau keluarkan makanan, piring, dan segala alat makan dari ruangan yang akan disemprotkan pestisida.
- Jika memungkinkan, mintalah orang lain untuk menyemprotkan pestisida yang ingin Anda gunakan di dalam rumah untuk membunuh serangga. Kemudian, tinggalkan rumah atau kamar yang baru disemprot pestisida sampai paling tidak baunya hilang.
- Jika pasangan Anda atau orang di rumah Anda ada yang bekerja di tempat yang terpapar oleh pestisida, sebaiknya jangan membawa baju yang terpapar pestisida ke rumah atau jangan dicuci bersamaan dengan baju keluarga di rumah, khususnya baju anak dan ibu hamil.
- Buka jendela agar sirkulasi udara di dalam rumah berjalan lancar, terutama setelah menggunakan semprotan penghilang serangga.
- Pakai sarung tangan karet ketika Anda harus berkebun untuk mencegah kontak kulit dengan pupuk, atau bahan-bahan cocok tanam lainnya yang mengandung pestisida.
- Cuci bersih sayur dan buah dengan benar di bawah air mengalir.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]