Sementara trimester kedua bisa dikatakan sebagai saat yang tepat untuk melakukan hubungan intim saat hamil. Pasalnya, gejala morning sickness (mual dan muntah) umumnya sudah hilang. Karena itulah gairah seksual ibu hamil biasanya meningkat di trimester kedua, sehingga seks akan terasa lebih nikmat dan memuaskan bagi ibu hamil.
Pada trimester akhir, beberapa ibu hamil merasa tidak bergairah. Ini mungkin disebabkan karena berat badan naik, sakit punggung, dan kelelahan. Akan tetapi, sekali lagi ini bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Mitos 4: Orgasme dapat menyebabkan persalinan prematur
Fakta: Kemungkinan orgasme menyebabkan persalinan prematur akan sangat kecil dan jarang terjadi. Ketika Anda orgasme, tubuh Anda melepaskan hormon oksitosin, yang menyebabkan rahim berkontraksi, jadi biasa bagi seorang wanita mengalami kram setelah mencapai klimaks.
Kontraksi ini berlangsung kurang lebih 1-2 jam, dan ini bukan berarti kontrakasi melahirkan. Namun, pada usia kehamilan tua atau memasuki 38 minggu, orgasme memang bisa memicu persalinan jika kontraksi ini berlangsung cukup lama.
Mitos 5: Tidak boleh melakukan seks oral saat hamil
Fakta: Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya, selama pasangan Anda tidak meniupkan udara ke area genital Anda, melakukan oral seks saat hamil boleh-boleh saja dan dapat dikatakan aman.
Meniupkan udara ke dalam vagina dapat menyebabkan emboli udara, yaitu gelembung udara yang masuk ke dalam aliran darah dan menghambat pembuluh darah. Meskipun hal ini sangat jarang terjadi, tetapi risiko emboli udara lebih tinggi pada wanita hamil karena pembuluh darah di panggul melebar. Namun, selama Anda tak melakukannya, silakan saja melakukan seks oral saat hamil.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar