backup og meta

Membongkar 5 Mitos Seks Saat Hamil yang Salah, Tapi Banyak Dipercaya

Kehamilan bukanlah penghalang Anda dan pasangan untuk tetap berhubungan intim. Seks saat hamil tetap boleh dilakukan, kok. Meski begitu, banyak ibu hamil dan suami yang meragukan hal ini. Kebanyakan orang masih percaya mitos-mitos yang keliru soal hubungan intim saat hamil. Sehingga ibu hamil banyak yang memilih untuk menahan hasrat seksualnya ini. Berikut akan mengulas fakta dibalik mitos seks saat hamil yang masih dipercayai banyak ibu hamil.

Mitos 1: Seks saat hamil bisa bikin keguguran

Fakta: Hubungan seks saat hamil tidak akan menyebabkan keguguran. Bahkan selama trimester pertama, saat risiko keguguran lebih tinggi, Anda tetap boleh melakukan hubungan intim dengan suami sesering mungkin.

Namun, hati-hati jika Anda mengalami perdarahan, plasenta previa, atau memiliki riwayat persalinan prematur. Sebaiknya konsultasikan dulu pada dokter kandungan sebelum berhubungan intim saat hamil.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Mitos 2: Penetrasi yang dalam bisa membahayakan janin

Fakta: Penis manusia tidak cukup panjang atau besar untuk bisa mencapai plasenta. Selain itu, ada banyak perlindungan antara janin dan vagina Anda, termasuk leher rahim, kantung ketuban, dan rahim yang akan menghalangi penis mengganggu janin.

Leher rahim tertutup dan disegel dengan lendir tebal untuk melindungi bayi. Di dalam rahim, bayi juga menggantung di kantung ketuban, yang dirancang untuk membuatnya tetap aman dan nyaman. Bahkan ketika trimester 3 kehamilan, ketika kondisi serviks memungkinkan untuk berdilatasi (melebar), penetrasi seksual tetaplah aman dengan alasan yang sama.

Mitos 3: Kehamilan menurunkan gairah seksual

Fakta: Gairah seksual ibu hamil berbeda-beda pada setiap waktu, jadi tidak bisa disamaratakan bahwa kehamilan dapat menurunkan gairah seksual. Sah-sah saja kalau Anda tetap merasa bergairah saat hamil.

Saat trimester pertama, banyak wanita yang merasa mual, kelelahan, dan tidak mood. Kondisi tersebut yang terkadang membuat wanita tidak ingin melakukan hubungan intim dengan pasangan.

Sementara trimester kedua bisa dikatakan sebagai saat yang tepat untuk melakukan hubungan intim saat hamil. Pasalnya, gejala morning sickness (mual dan muntah) umumnya sudah hilang. Karena itulah gairah seksual ibu hamil biasanya meningkat di trimester kedua, sehingga seks akan terasa lebih nikmat dan memuaskan bagi ibu hamil.

Mitos 4: Orgasme dapat menyebabkan persalinan prematur

Mitos 5: Tidak boleh melakukan seks oral saat hamil

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

​​6 Not-Dumb Questions You Have About Pregnancy Sex https://www.womenshealthmag.com/sex-and-love/pregnancy-sex-questions diakses 6 April 2018.

5 Pregnancy Sex Myths — Busted https://www.thebump.com/a/five-pregnancy-sex-myths-busted diakses 6 April 2018.

The Biggest Myths About Sex and Pregnancy https://www.womenshealthmag.com/relationships/the-biggest-myths-about-sex-and-pregnancy diakses 6 April 2018.

Versi Terbaru

02/06/2021

Ditulis oleh Andisa Shabrina

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ajeng Pratiwi


Artikel Terkait

Posisi Seks Saat Hamil yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan

Amankah Kalau Wanita Berhubungan Seks Saat Hamil Muda?


Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None · Ditulis oleh Andisa Shabrina · Diperbarui 02/06/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan