Biasanya, makanan yang berserat juga tinggi akan kandungan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang berfungsi untuk menangkal radikal bebas.
Radikal bebas menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh yang sehat. Paparan radikal bebas secara terus-menerus dapat memicu aktivitas sel kanker.
Dengan mengonsumsi antioksidan, tubuh akan terlindungi dari kanker. Efek anti-karsinogenik pada antioksidan juga bisa membantu memperlambat pertumbuhan sel kanker.
Beberapa jenis antioksidan yang baik untuk pasien kanker termasuk karotenoid dan flavonoid. Zat ini bisa ditemukan pada wortel, tomat, buah persik, kale, dan buah beri.
Konsumsi jus saja tidak cukup

Meski berpotensi membunuh sel kanker, kandungan serat dalam jus dan buah segar tetap berbeda. Jus tetap tidak bisa menggantikan asupan serat dari buah dan sayuran yang utuh.
Olahan jus, terutama yang dibuat menggunakan mesin juicer, dapat mengurangi kandungan serat dalam buah dan sayur. Pasalnya, pembuatan jus sering kali memisahkan cairan dari ampas dan kulit buahnya.
Tak hanya kandungan seratnya yang berkurang, kandungan protein dari buah dan sayur pun jadi lebih rendah.
Padahal, pasien kanker sangat membutuhkan protein untuk membantu pemulihan setelah menjalani terapi atau operasi. Protein juga dapat meningkatkan sistem imun yang penting guna menjaga kesehatan pengidap kanker.
Ditambah lagi, jus cenderung memiliki rasa yang sangat manis. Rasanya mungkin kurang cocok bagi pasien yang mengalami perubahan pada indera pengecap atau penciuman akibat efek samping pengobatan kanker.
Selain itu, jus dapat membuat pasien lebih cepat kenyang. Alhasil, ini akan mengganggu pemenuhan asupan gizi dari makanan lain yang seimbang.
Maka dari itu, jus sebaiknya tidak dijadikan sebagai menu utama dalam pola makan sehari-hari.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar