backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Bolehkah Penderita Kolesterol Tinggi Minum Kopi? Ini Penjelasannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 08/09/2021

    Bolehkah Penderita Kolesterol Tinggi Minum Kopi? Ini Penjelasannya

    Sebagian orang setuju bahwa segelas kopi di pagi hari menjadi suntikan energi terbaik sebelum menjalani aktivitas yang padat. Namun, konsumsi kopi secara kurang bijak juga berpotensi menimbulkan efek samping, seperti kurang tidur dan sakit perut. Beberapa studi menunjukkan bahwa kopi dinilai kurang baik untuk penderita kolesterol tinggi. Apa benar demikian? Untuk menjawab pertanyaan bolehkah penderita kolesterol minum kopi, baca penjelasan lengkapnya di bawah ini.

    Bolehkah penderita kolesterol minum kopi?

    Kopi adalah salah satu minuman paling populer di berbagai belahan dunia. Rasanya yang pahit dan khas membuatnya digemari banyak orang, terlebih karena kandungan kafein di dalamnya yang memberikan energi serta meningkatkan fokus.

    Namun, ternyata kopi tidak cocok dikonsumsi semua kalangan. Selain tak semua orang menyukai kopi, beberapa tak dapat meminumnya karena kondisi medis yang dimiliki.

    Usut punya usut, kopi dikatakan sebagai minuman yang berpotensi meningkatkan kolesterol. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, bolehkah penderita kolesterol minum kopi?

    Kolesterol sendiri merupakan zat menyerupai plak yang terdapat secara alami di tubuh manusia. Selain dihasilkan tubuh, kolesterol juga bisa didapat dari makanan atau minuman tertentu.

    Di dalam tubuh, terdapat kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Penderita kolesterol dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman sehat untuk mencegah kenaikan kadar kolesterol jahat.

    Apakah kopi berpengaruh pada angka kolesterol baik dan jahat di dalam tubuh? Jawabannya, bisa jadi. Namun, ada banyak sekali faktor yang berperan dalam hal ini.

    Metode brewing kopi

    Potensi Manfaat Kopi Pada Penderita Prediabetes dan Diabetes Saat Pandemi COVID-19

    Untuk menjawab bolehkah penderita kolesterol minum kopi, Anda perlu melihat terlebih dahulu apa jenis kopi yang digunakan serta cara menyajikannya.

    Di seluruh dunia, ada berbagai varian kopi dengan rasa dan komposisi yang mungkin berbeda-beda. Namun, pada dasarnya, minuman kopi diolah dengan 2 cara, yaitu disaring (filtered) dan tidak disaring (unfiltered).

    Kopi jenis filtered disajikan dengan cara menuang air panas di atas kopi bubuk yang diletakkan di atas filter berupa kertas atau kain khusus.

    Sementara itu, kopi unfiltered atau yang disebut juga dengan “kopi rebus” tidak memerlukan filter. Jenis kopi yang tergolong unfiltered adalah espresso, kopi French press, dan Moka pot.

    Beberapa studi menunjukkan bahwa meminum kopi yang tidak disaring lebih berbahaya untuk kolesterol dibanding dengan yang disaring. Salah satunya adalah studi dari European Journal of Clinical Nutrition, yang menjelaskan bahwa konsumsi kopi unfiltered berpotensi meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.

    Peningkatan kolesterol tersebut juga berbanding lurus dengan penambahan jumlah gelas kopi yang dikonsumsi.

    Sementara itu, studi lain dari International Journal of General Medicine menyatakan bahwa efek peningkat kolesterol pada kopi unfiltered dapat diperburuk dengan kebiasaan aktif merokok. Jika 2 kebiasaan tersebut digabungkan, tak hanya kadar kolesterol jahat yang naik, tetapi juga kadar kolesterol baik di dalam darah akan menurun.

    Meski demikian, belum diketahui secara jelas bagaimana kopi, khususnya yang tidak disaring, bisa memicu kenaikan kolesterol.

    Namun, para ahli meyakini bahwa senyawa dalam kopi yang berdampak secara langsung meningkatkan kolesterol adalah cafestol dan kahweol. Kedua senyawa tersebut lebih banyak ditemukan pada kopi yang tidak disaring.

    Selain itu, ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan untuk menjawab bolehkah penderita kolesterol minum kopi, seperti pola makan, olahraga, faktor genetik, serta gaya hidup.

    Campuran yang digunakan untuk kopi

    efek minum kopi terhadap hubungan intim

    Tak hanya metode pembuatannya, boleh atau tidaknya penderita kolesterol minum kopi juga bergantung pada campuran di dalam kopi itu sendiri.

    Kopi sering kali disajikan dalam berbagai macam jenis minuman, mulai dari latte, cappuccino, frappe, hingga mochaccino. Hal yang perlu menjadi sorotan adalah campuran yang digunakan dalam aneka jenis minuman tersebut, mulai dari susu, gula, hingga krim di dalamnya.

    Pasalnya, berbagai bahan tambahan tersebut yang lebih berpotensi meningkatkan risiko kolesterol tinggi serta komplikasi yang mengikutinya, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah.

    Selain memikirkan efek kopi terhadap kolesterol dalam darah, pastikan Anda juga mempertimbangkan bahan tambahan lain di dalamnya.

    Tips aman minum kopi untuk penderita kolesterol

    Lalu, bolehkah penderita kolesterol tetap minum kopi seperti biasa? Boleh, selama Anda memerhatikan cara pembuatan, bahan yang dicampurkan, serta batas minum kopi yang dianjurkan.

    Pastikan Anda selalu pilih kopi yang dibuat dengan metode filtered atau disaring. Bila tidak memungkinkan, Anda masih boleh minum kopi yang tak disaring, namun hati-hati dengan bahan tambahan dan porsinya.

    Baik kopi disaring maupun tidak disaring, ada baiknya Anda minum kopi yang tidak diberi banyak bahan tambahan. Kopi hitam dengan gula secukupnya cenderung lebih aman untuk menjaga kadar kolesterol Anda.

    Mengenai porsi, makanan dan minuman apa pun tidak baik dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini juga berlaku pada kopi. Dengan konsumsi yang masih dalam batas wajar, Anda tak hanya menghindari risiko kenaikan kolesterol, namun juga lebih mungkin mendapatkan manfaat dari kopi itu sendiri.

    Menurut sebuah studi dari British Medical Journal, sebaiknya Anda tidak minum kopi lebih dari 3-4 gelas sehari.

    Catatan

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 08/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan