backup og meta

Fakta Mengenai Garam dan Hipertensi yang Masih Sering Disalahpahami

Fakta Mengenai Garam dan Hipertensi yang Masih Sering Disalahpahami

Konsumsi garam sering dikaitkan dengan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi. Akibatnya, muncul anggapan bahwa orang dengan hipertensi sebaiknya tidak mengonsumsi garam sama sekali. Namun, apakah benar demikian? Simak penjelasan berikut ini tentang hubungan garam dan hipertensi.

Apakah orang dengan hipertensi tidak boleh makan garam?

Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami kandungan dalam garam atau natrium klorida.

Mengutip situs resmi RSUD Sumatera Selatan, garam terdiri dari 40% natrium dan 60% klorida.

Kedua zat ini termasuk elektrolit yang sangat penting untuk tubuh, seperti dalam mengatur volume dan tekanan darah.

Tubuh manusia tetap membutuhkan asupan garam setiap hari, bahkan jika memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).

Namun, bagi orang dengan hipertensi, jumlah garam yang dikonsumsi perlu lebih diperhatikan untuk menjaga tekanan darah tetap aman.

Perlu Anda Ketahui

Jika tubuh menerima terlalu banyak natrium, keseimbangan antara natrium dan kalium bisa terganggu, yang dapat memicu peningkatan tekanan darah dan memperberat kerja ginjal dalam membuang cairan berlebih dari tubuh.

Jadi, penting bagi penderita hipertensi untuk mengontrol jumlah garam yang dikonsumsi, bukan berarti harus menghindari garam sepenuhnya, asalkan tetap dalam batas yang aman.

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, asupan natrium bagi pasien hipertensi sebaiknya dibatasi hingga 1,5 gram per hari, atau sekitar 3,5–4 gram garam per hari.

Pembatasan ini dapat membantu efektivitas pengobatan hipertensi dan menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Bagaimana membatasi asupan garam bagi orang dengan hipertensi?

Oang dengan hipertensi masih diperbolehkan mengonsumsi makanan yang mengandung garam, asalkan jumlahnya tidak berlebihan dan sesuai dengan batas yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan.

Artinya, Anda tidak perlu benar-benar berhenti mengonsumsi garam. Sebaiknya, kurangi konsumsi garam secara bertahap untuk membantu mencegah risiko hipertensi yang lebih serius.

Untuk membantu membatasi asupan garam bagi penderita hipertensi, berikut beberapa langkah yang bisa Anda coba.

Menjaga berat badan ideal

Berat badan berlebih bisa meningkatkan risiko hipertensi, sehingga pastikan untuk selalu menjaga berat badan ideal Anda.

Kelebihan berat badan memberi tekanan ekstra pada dinding arteri, yang bisa memperburuk kondisi hipertensi.

Rutin berolahraga

Olahraga teratur tidak hanya membantu mengontrol berat badan, tapi juga menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, sehingga risiko hipertensi bisa lebih rendah.

Pilih jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan Anda, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau yoga secara rutin.

Hindari konsumsi minuman beralkohol dan kafein, serta merokok

Meskipun tampak sepele, kebiasaan mengonsumsi alkohol, kafein, dan merokok dapat memengaruhi tekanan darah.

Jika kebiasaan ini dibiarkan terus-menerus, bisa berdampak buruk pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit serius, seperti serangan jantung dan stroke.

Tepat memilih makanan sehat

Untuk mengurangi risiko hipertensi, penting untuk memprioritaskan makanan sehat, seperti sayur dan buah-buahan yang rendah lemak, rendah garam, dan kaya serat.

Mengingat anjuran bagi orang dengan hipertensi untuk tidak mengonsumsi lebih dari satu sendok teh garam setiap hari, ini saatnya mengevaluasi bahan masakan yang Anda gunakan.

Sebagai alternatif pengganti bahan masakan yang tinggi garam, Anda bisa mencoba penyedap rasa yang lebih rendah garam untuk menambah cita rasa makanan tanpa khawatir.

Dengan cara ini, Anda tetap bisa mengurangi penggunaan garam tanpa mengorbankan rasa, sehingga risiko hipertensi pun bisa lebih terkendali.

Dalam memilih bahan masakan rendah garam, Masako® Light bisa menjadi pilihan yang tepat. Masako Light mengandung 25% lebih sedikit garam, sehingga cocok digunakan sebagai perasa tambahan saat memasak.

Untuk menikmati makanan lezat tanpa khawatir tekanan darah meningkat, gunakan Masako® Light dengan kandungan garam yang lebih rendah. Lebih sedikit garam, tetap nikmat!

[embed-health-tool-heart-rate]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hindari Makanan Asin Untuk Cegah Hipertensi. Retrieved from https://rsud.sumselprov.go.id/media/detil/hindari-makanan-asin-untuk-cegah-hipertensi#:~:text=Makanan%20asin%20selalu%20dianjurkan%20untuk,sehingga%20dapat%20meningkatkan%20tekanan%20darah 

Is monosodium glutamate (MSG) safe to consume? (2016). Retrieved from https://www.sfa.gov.sg/food-for-thought/article/detail/is-monosodium-glutamate-(msg)-safe-to-consume 

Is MSG really bad for you? (2022). Retrieved from https://health.clevelandclinic.org/is-msg-really-harmful 

Kiat Aman Konsumsi Garam bagi Penderita Hipertensi. (2022). Retrieved from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/189/kiat-aman-konsumsi-garam-bagi-penderita-hipertensi 

Low Sodium Diet and Lifestyle Changes for High Blood Pressure. Retrieved from https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/low-sodium-diet-and-lifestyle-changes-for-high-blood-pressure#:~:text=If%20you%20have%20high%20blood%20pressure%2C%20reducing%20sodium%20with%20a,about%201%20teaspoon%20of%20salt 

The rotten science behind the MSG scare. (2023). Retrieved from https://www.sciencehistory.org/stories/magazine/the-rotten-science-behind-the-msg-scare/ 

Shaking the salt habit to lower high blood pressure. (2017). Retrieved from https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/changes-you-can-make-to-manage-high-blood-pressure/shaking-the-salt-habit-to-lower-high-blood-pressure

Versi Terbaru

19/11/2024

Ditulis oleh Fatin Nur Jauhara

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Riska Herliafifah


Artikel Terkait

Hipertensi Resisten

7 Bahaya Tubuh Kekurangan Garam yang Bisa Terjadi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Fatin Nur Jauhara · Tanggal diperbarui 19/11/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan