backup og meta

Detak Jantung Lambat Bisa Disebabkan 7 Kondisi Ini

Detak Jantung Lambat Bisa Disebabkan 7 Kondisi Ini

Penurunan detak jantung alias bradikardia biasanya bersifat sementara dan tidak berbahaya. Akan tetapi, jika penyebab detak jantung lambat adalah gangguan pada jantung atau masalah kesehatan lainnya, Anda mungkin membutuhkan perawatan medis lebih lanjut.

Apa saja kondisi yang dapat memperlambat detak jantung Anda? Simak jawabannya dalam uraian berikut ini.

Penyebab detak jantung lambat

Detak jantung normal pada orang dewasa adalah 60–100 kali menit (BPM). Sementara itu, detak jantung kurang dari 60 BPM tergolong sebagai detak jantung lambat.

Penyebab gangguan irama jantung secara umum adalah gangguan pada node sinus dan hambatan pada aliran listrik jantung (blok jantung).

Gangguan pada node sinus menghambat sinyal listrik menuju serambi kanan. Sementara itu, blok jantung adalah kondisi ketika sinyal listrik yang dihasilkan di serambi kanan tidak tersalurkan dengan baik ke bilik.

Kedua kondisi di atas dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Penuaan

penyakit terbanyak di Indonesia

Sudah menjadi hukum alam bahwa penuaan menjadi salah satu faktor penurunan fungsi berbagai organ vital, termasuk jantung.

Pada sebuah studi terbitan Journal of Geriatric Cardiology, disebutkan bahwa aktivitas sistem kelistrikan jantung akan menurun seiring penuaan. Inilah yang membuat detak jantung lansia cenderung lebih lambat.

Meski penurunan denyut jantung pada lansia merupakan hal yang wajar, Anda sebaiknya tetap memeriksakannya ke dokter secara berkala.

Pasalnya, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh kerusakan pada jaringan jantung yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

2. Penyakit jantung

Detak jantung lambat belum tentu menandakan penyakit. Meski begitu, kondisi ini berkaitan dengan beberapa gangguan jantung, seperti kardiomiopati dan miokarditis.

Miokarditis atau peradangan pada otot jantung membuat darah tidak terpompa dengan baik. Akibatnya, denyut jantung akan terganggu dan terjadilah bradikardia.

Sementara itu, kardiomiopati yang disebabkan oleh kerusakan otot jantung akan memengaruhi sistem kelistrikan jantung. Alhasil, ritme denyut jantung mungkin melambat.

3. Hipotiroidisme

Penyebab detak jantung lambat yang berikutnya adalah hipotiroidisme atau rendahnya produksi hormon tiroid karena kelenjar tiroid kurang aktif.

Hipotiroidisme akan membuat proses metabolisme melambat. Itu artinya, tubuh membutuhkan lebih sedikit oksigen dan nutrisi.

Detak jantung pun akan menjadi lebih lambat karena tidak perlu bekerja seperti biasanya. Namun, kondisi ini bukanlah pertanda baik.

Pasalnya, menurut laman Harvard Health, hipotiroidisme dapat mengurangi kelenturan pembuluh darah arteri sehingga peredaran darah ke seluruh tubuh bisa terhambat.

4. Aktif olahraga

Penurunan denyut jantung tidak selalu menandakan hal yang buruk. Sebagai contoh, denyut jantung orang-orang yang aktif berolahraga memang cenderung lebih rendah.

Hal tersebut bisa terjadi karena jantung seseorang yang rajin berolahraga mampu bekerja dengan lebih efisien.

Yang mungkin perlu Anda khawatirkan adalah bradikardia yang disertai nyeri dada, sesak napas, dan perasaan ingin pingsan.

Hal tersebut mungkin menandakan bahwa detak jantung begitu lambat sehingga otak kekurangan pasokan darah kaya oksigen.

5. Obat-obatan

Anda sedang aktif mengonsumsi obat penurun tekanan darah tinggi, obat penenang, atau obat untuk gangguan irama jantung? Jika ya, wajar bila detak jantung Anda menjadi lebih lambat.

Pasalnya, penurunan denyut jantung merupakan salah satu efek samping yang bisa ditimbulkan oleh obat-obatan tersebut.

Anda sebenarnya tidak perlu khawatir selama obat-obatan tersebut dikonsumsi atas izin dokter. Akan tetapi, Anda bisa memberi tahu dokter jika merasa tidak nyaman.

Dokter dapat mengganti obat-obatan tersebut dengan obat lain yang memiliki manfaat serupa, tetapi dengan risiko efek samping yang lebih rendah.

6. Obstructive sleep apnea (OSA)

Salah satu gangguan tidur, yaitu obstructive sleep apnea, rupanya bisa menjadi salah satu penyebab denyut jantung lemah. OSA adalah kondisi saat Anda berhenti bernapas sementara ketika tidur.

Saat pernapasan Anda berhenti, kadar oksigen dalam darah akan ikut menurun. Sebagai respons dari kondisi ini, otak Anda akan membuat detak jantung menjadi lebih lambat.

Setelah pernapasan Anda kembali seperti semula, denyut jantung akan ikut meningkat dan bahkan bisa lebih tinggi dari kondisi normal.

Jika dibiarkan, aritmia atau gangguan irama jantung selama OSA bisa meningkatkan risiko gangguan kardiovaskular.

7. Ketidakseimbangan elektrolit

Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik di dalam tubuh yang bertugas untuk meningkatkan fungsi saraf dan otot, termasuk yang berada di jantung.

Contoh elektrolit dalam tubuh adalah kalsium, kalium, dan natrium. Ketika jumlahnya tidak seimbang, denyut jantung Anda bisa terganggu.

Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan gangguan elektrolit adalah diare, muntah, gangguan makan, dan penggunaan obat-obatan tertentu.

Kesimpulan

Penyebab detak jantung lambat secara umum adalah gangguan pada node sinus dan hambatan pada aliran listrik jantung. Namun, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penuaan, hipotiroidisme, penyakit jantung, obstructive sleep apnea, dan ketidakseimbangan elektrolit.

[embed-health-tool-heart-rate]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

American Heart Association | To be a relentless force for a world of longer, healthier lives. (n.d.). www.heart.org. Retrieved 04 June 2024 from https://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/Arrhythmia/AboutArrhythmia/Bradycardia-Slow-Heart-Rate_UCM_302016_Article.jsp.

Bradycardia. (2023, August 24). Trusted Health Advice | healthdirect. Retrieved 04 June 2024 from https://www.healthdirect.gov.au/bradycardia.

Amir, M., Renata, A., & Ratana, L. T. (2021). Symptomatic sinus bradycardia due to electrolyte imbalances in syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH) related COVID-19: A case report. BMC Infectious Diseases21(1). Retrieved 04 June 2024 from https://doi.org/10.1186/s12879-021-06143-2.

Rich, W., Goyal, P. (2016). Electrophysiology and heart rhythm disorders in older adults. Journal of Geriatric Cardiology. Retrieved 04 June 2024 from https://doi.org/10.11909/j.issn.1671-5411.2016.08.001

Sasa, Y., Nakai, T., Ikeya, Y., Kogawa, R., Otsuka, N., Kurokawa, S., Nagashima, K., Iida, K., Okumura, Y., & Kunimoto, S. (2022). Bradyarrhythmia suspected to be associated with sleep apnea syndrome. International Heart Journal63(2), 393-397. Retrieved 04 June 2024 from https://doi.org/10.1536/ihj.21-517.

Bradycardia – Symptoms and causes. (2022, May 7). Mayo Clinic. Retrieved 04 June 2024 from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bradycardia/symptoms-causes/syc-20355474.

Thyroid hormone: How it affects your heart. (2023, August 8). Harvard Health. Retrieved 04 June 2024 from https://www.health.harvard.edu/heart-health/thyroid-hormone-how-it-affects-your-heart.

Versi Terbaru

14/06/2024

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Edria


Artikel Terkait

Apakah Seseorang yang Mengalami Aritmia Jantung Bisa Sembuh?

Mengenal Pulsatile Tinnitus, Ketika Detak Jantung Terdengar Jelas di Telinga


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 14/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan