Penurunan detak jantung alias bradikardia biasanya bersifat sementara dan tidak berbahaya. Akan tetapi, jika penyebab detak jantung lambat adalah gangguan pada jantung atau masalah kesehatan lainnya, Anda mungkin membutuhkan perawatan medis lebih lanjut.
Apa saja kondisi yang dapat memperlambat detak jantung Anda? Simak jawabannya dalam uraian berikut ini.
Penyebab detak jantung lambat
Detak jantung normal pada orang dewasa adalah 60–100 kali menit (BPM). Sementara itu, detak jantung kurang dari 60 BPM tergolong sebagai detak jantung lambat.
Penyebab gangguan irama jantung secara umum adalah gangguan pada node sinus dan hambatan pada aliran listrik jantung (blok jantung).
Gangguan pada node sinus menghambat sinyal listrik menuju serambi kanan. Sementara itu, blok jantung adalah kondisi ketika sinyal listrik yang dihasilkan di serambi kanan tidak tersalurkan dengan baik ke bilik.
Kedua kondisi di atas dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa di antaranya.
1. Penuaan
Sudah menjadi hukum alam bahwa penuaan menjadi salah satu faktor penurunan fungsi berbagai organ vital, termasuk jantung.
Pada sebuah studi terbitan Journal of Geriatric Cardiology, disebutkan bahwa aktivitas sistem kelistrikan jantung akan menurun seiring penuaan. Inilah yang membuat detak jantung lansia cenderung lebih lambat.
Meski penurunan denyut jantung pada lansia merupakan hal yang wajar, Anda sebaiknya tetap memeriksakannya ke dokter secara berkala.
Pasalnya, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh kerusakan pada jaringan jantung yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
2. Penyakit jantung
Detak jantung lambat belum tentu menandakan penyakit. Meski begitu, kondisi ini berkaitan dengan beberapa gangguan jantung, seperti kardiomiopati dan miokarditis.
Miokarditis atau peradangan pada otot jantung membuat darah tidak terpompa dengan baik. Akibatnya, denyut jantung akan terganggu dan terjadilah bradikardia.
Sementara itu, kardiomiopati yang disebabkan oleh kerusakan otot jantung akan memengaruhi sistem kelistrikan jantung. Alhasil, ritme denyut jantung mungkin melambat.
3. Hipotiroidisme
Penyebab detak jantung lambat yang berikutnya adalah hipotiroidisme atau rendahnya produksi hormon tiroid karena kelenjar tiroid kurang aktif.
Hipotiroidisme akan membuat proses metabolisme melambat. Itu artinya, tubuh membutuhkan lebih sedikit oksigen dan nutrisi.
Detak jantung pun akan menjadi lebih lambat karena tidak perlu bekerja seperti biasanya. Namun, kondisi ini bukanlah pertanda baik.
Pasalnya, menurut laman Harvard Health, hipotiroidisme dapat mengurangi kelenturan pembuluh darah arteri sehingga peredaran darah ke seluruh tubuh bisa terhambat.
4. Aktif olahraga
Penurunan denyut jantung tidak selalu menandakan hal yang buruk. Sebagai contoh, denyut jantung orang-orang yang aktif berolahraga memang cenderung lebih rendah.
Hal tersebut bisa terjadi karena jantung seseorang yang rajin berolahraga mampu bekerja dengan lebih efisien.
Yang mungkin perlu Anda khawatirkan adalah bradikardia yang disertai nyeri dada, sesak napas, dan perasaan ingin pingsan.
Hal tersebut mungkin menandakan bahwa detak jantung begitu lambat sehingga otak kekurangan pasokan darah kaya oksigen.
5. Obat-obatan
Anda sedang aktif mengonsumsi obat penurun tekanan darah tinggi, obat penenang, atau obat untuk gangguan irama jantung? Jika ya, wajar bila detak jantung Anda menjadi lebih lambat.
Pasalnya, penurunan denyut jantung merupakan salah satu efek samping yang bisa ditimbulkan oleh obat-obatan tersebut.
Anda sebenarnya tidak perlu khawatir selama obat-obatan tersebut dikonsumsi atas izin dokter. Akan tetapi, Anda bisa memberi tahu dokter jika merasa tidak nyaman.
Dokter dapat mengganti obat-obatan tersebut dengan obat lain yang memiliki manfaat serupa, tetapi dengan risiko efek samping yang lebih rendah.
6. Obstructive sleep apnea (OSA)
Salah satu gangguan tidur, yaitu obstructive sleep apnea, rupanya bisa menjadi salah satu penyebab denyut jantung lemah. OSA adalah kondisi saat Anda berhenti bernapas sementara ketika tidur.
Saat pernapasan Anda berhenti, kadar oksigen dalam darah akan ikut menurun. Sebagai respons dari kondisi ini, otak Anda akan membuat detak jantung menjadi lebih lambat.
Setelah pernapasan Anda kembali seperti semula, denyut jantung akan ikut meningkat dan bahkan bisa lebih tinggi dari kondisi normal.
Jika dibiarkan, aritmia atau gangguan irama jantung selama OSA bisa meningkatkan risiko gangguan kardiovaskular.
7. Ketidakseimbangan elektrolit
Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik di dalam tubuh yang bertugas untuk meningkatkan fungsi saraf dan otot, termasuk yang berada di jantung.
Contoh elektrolit dalam tubuh adalah kalsium, kalium, dan natrium. Ketika jumlahnya tidak seimbang, denyut jantung Anda bisa terganggu.
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan gangguan elektrolit adalah diare, muntah, gangguan makan, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Kesimpulan
Penyebab detak jantung lambat secara umum adalah gangguan pada node sinus dan hambatan pada aliran listrik jantung. Namun, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penuaan, hipotiroidisme, penyakit jantung, obstructive sleep apnea, dan ketidakseimbangan elektrolit.
[embed-health-tool-heart-rate]