backup og meta

Catat 6 Deretan Makanan yang Rentan Menyebabkan Keracunan

Catat 6 Deretan Makanan yang Rentan Menyebabkan Keracunan

Makanan memang dapat menyehatkan, tapi bisa juga menjadi perantara penyebaran penyakit. Bukan hanya sakit perut, mual, dan muntah, keracunan makanan bisa berujung pada kematian. Itulah sebabnya, Anda perlu memerhatikan makanan yang Anda konsumsi setiap hari. Berikut beberapa daftar makanan yang rentan jadi penyebab keracunan dan perlu Anda waspadai.

Makanan yang sering jadi penyebab keracunan

Keracunan makanan terjadi akibat makanan yang Anda konsumsi terkontaminasi dengan bakteri, virus, parasit, atau zat kimia berbahaya.

Pada kasus ringan, keracunan menimbulkan gejala seperti diare, sakit perut, muntah, dan mual. Namun, pada kasus yang parah keracunan dapat menyebabkan gagal ginjal, masalah pada saraf dan otak, dan berakhir dengan kematian.

Untuk mencegahnya, Anda perlu mengetahui makanan apa saja yang rentan terkontaminasi. Berikut deretan makanan yang sering kali menjadi penyebab keracunan.

1. Susu dan produk susu mentah

berhenti minum susu

Susu merupakan minuman yang menyehatkan. Kandungan nutrisinya dapat mendukung pertumbuhan dan menjaga kesehatan tulang. Sayangnya, susu yang mentah masih mengandung beberapa bakteri, seperti Listeria campylobacter, E. coli, dan salmonella.

Bakteri dari susu mentah ini menyebabkan proses kedaluwarsa jadi sangat cepat. Apalagi jika dibiarkan di udara terbuka.

Bukan hanya susu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, produk susu seperti keju mentah, es krim, dan yogurt dari susu mentah juga bisa menyebabkan keracunan.

Meski masuk dalam daftar makanan dan minuman penyebab keracunan, Anda tidak perlu khawatir. Anda tetap dapat menikmati susu dan olahannya, asal Anda memilih dengan tepat dan menyimpannya dengan benar.

Pilih susu yang sudah dipasteurisasi (melewati proses pemanasan untuk membunuh bakteri). Tutup rapat setelah kemasan susu dibuka dan simpan di dalam kulkas.

Pastikan produk susu yang Anda pilih juga telah melalui proses pengolahan dengan baik.

2. Sayur dan buah

porsi makan buah dan sayur sehari

Jangan kaget, sayur dan buah juga masuk dalam daftar makanan yang sering jadi penyebab keracunan. Namun, bukan berarti Anda harus menghindari konsumsi makanan yang bernutrisi ini.

Sayur dan buah yang menyebabkan keracunan, biasanya terkontaminasi dengan bakteri, seperti salmonella, Listeria campylobacter, dan E. coli.

Kontaminasi bisa berasal dari tanah, proses penyimpanan, distribusi di pasar, hingga sampai di dapur Anda.

Selain bakteri, sayur dan buah bisa juga meracuni tubuh karena masih mengandung residu pestisida (bahan kimia pembunuh hama).

Untuk mencegah keracunan makanan dari buah dan sayur, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, yaitu:

  • Beli sayur dan buah yang masih segar dan dijual di tempat yang bersih.
  • Cuci sayur dan buah dengan air mengalir sebelum dikonsumsi.
  • Buang bagian kulit atau bagian buah dan sayur yang sudah rusak.
  • Sebaiknya, sayur dikonsumsi dalam kondisi matang. Terutama, kol, toge, dan sayuran hijau lainnya.

3. Telur

kontaminasi Salmonella

Telur menjadi sumber protein yang paling ekonomis ketimbang daging ayam atau sapi. Sayangnya, telur bisa terpapar bakteri salmonella sehingga masuk dalam daftar makanan penyebab keracunan.

Telur dapat terpapar bakteri, baik itu dari hewan petelurnya maupun lingkungannya.

Untuk itu, belilah telur di tempat yang tepercaya dengan kondisi yang baik. Pastikan kulit telur tidak rusak, bernoda, dan bersih. Pastikan Anda menyimpannya di kulkas dan masaklah sampai matang bila hendak memakannya.

4. Daging mentah

kebanyakan makan daging

Makan daging sapi, ayam, atau unggas lainnya dalam keadaan mentah bisa membuat Anda keracunan.

Meski tinggi protein, daging tersebut juga bisa mengandung bakteri salmonella, E. coli, dan yersinia yang menjadi makanan penyebab keracunan.

Salah satu kunci untuk mencegah keracunan akibat makanan ini, pastikan Anda memasak dagingnya hingga matang. Simpan daging di tempat yang bersih dengan udara dingin, seperti kulkas untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Saat membeli, pastikan daging masih segar, yaitu tidak berair, warnanya merah bukan cokelat, baunya tidak busuk, dan teksturnya kenyal.

5. Tepung mentah

tepung tapioka
Sumber: Paleo Crash Course

Selain daging, makan tepung mentah juga bisa menyebabkan keracunan. Tepung bisa terpapar bakteri salmonella di ladang pertanian, bahkan sebelum biji dipanen.

Meski jarang, tepung mentah yang terkontaminasi bisa menjadi makanan penyebab keracunan.

Untuk mencegah keracunan tepung mentah, hindari mencicipi makanan mengandung tepung yang belum dimasak. Pastikan Anda menyimpan tepung di tempat yang bersih.

6. Seafood mentah

manfaat kerang

Udang, kepiting, kerang, tiram, dan kerang mentah lainnya juga dapat terkontaminasi dengan bakteri. Sayangnya, kerang yang terkontaminasi tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Itulah sebabnya, kondisi makan laut yang Anda beli haruslah segar. Setidaknya, ini menghindari berkembangnya bakteri pembusukan. Selain itu, sebaiknya makanan laut dicuci hingga bersih dan dikonsumsi dalam kondisi matang. Suhu panas dapat membunuh bakteri sehingga makanan jadi lebih aman dikonsumsi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Leah Groth. Live Strong. Food Poisoning Culprits: Sprouts and 7 Other Risky Foods. Accessed on June 17th, 2019.

Daisy Coyle, APD. Health Line. Top 9 Foods Most Likely to Cause Food Poisoning. Accessed on June 17th, 2019.

Food Safety (US). Food Poisoning. Accessed on June 17th, 2019.

Center for Disease Control and Prevention. Foods Linked to Food Poisoning. Accessed on June 17th, 2019.

Versi Terbaru

05/03/2021

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Ilham Aulia Fahmy


Artikel Terkait

Benarkah Minum Air Kelapa Bisa Mengobati Keracunan Makanan?

Tips Menyimpan Makanan di Rumah Agar Tahan Lama


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 05/03/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan