backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Jamur pada Kulit [Part 3]: Kandida, Jamur yang Bisa Melompat

Ditulis oleh dr. Lusiana, SpDV · Spesialis Kulit dan Kelamin · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Tanggal diperbarui 08/03/2021

    Jamur pada Kulit [Part 3]: Kandida, Jamur yang Bisa Melompat

    Kandidosis atau kandidiasis adalah penyakit infeksi jamur pada kulit yang cukup sering terjadi. Penyebabnya adalah jamur Candida spp. terutama Candida albicans yang merupakan mikroorganisme normal di kulit. Pada keadaan tertentu, misal pada imunitas yang rendah atau kondisi kulit yang lembab, Candida spp. dapat berubah menjadi patogen dan tumbuh secara berlebihan hingga menimbulkan bercak kulit. Berdasarkan lokasi yang terkena, kandidosis dibagi menjadi kandidosis kutis/kulit, kandidosis selaput lendir, dan kandidosis sistemik.

    Kelembaban dan faktor pencetus jamur kulit kandida

    Jamur pada Kulit Kandida, Jamur yang Bisa Melompat

    Penyakit jamur kulit terdapat di seluruh dunia dan dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur kandida sangat menyukai area tubuh yang lembab, misalnya pada area lipatan, seperti lipatan paha, bokong, ketiak, sela jari, dan di bawah payudara. 

    Selain itu, terdapat faktor predisposisi yang dapat meningkatkan potensi infeksi jamur. Faktor tersebut antara lain kegemukan, diabetes melitus, kehamilan, kebiasaan menggunakan pakaian ketat, atau pakaian yang tidak menyerap keringat dalam waktu yang cukup lama. Infeksi jamur kandida juga bisa terjadi di area popok pada bayi, terutama jika popok tersebut jarang diganti. 

    Pada area kewanitaan, kandida juga merupakan mikroorganisme yang paling sering menyebabkan keputihan. Tak jarang jamur kandida mengakibatkan timbulnya bercak putih pada lidah/rongga mulut (oral trush).  Jamur ini dapat pula menginfeksi kuku pada pasien dengan imunitas yang rendah.

    Kenapa disebut jamur yang bisa melompat

    Jamur pada Kulit Kandida, Jamur yang Bisa Melompat

    Tidak banyak yang tahu bahwa jamur kandida bisa melompat. Dari lesi/bercak utama, terdapat bagian jamur (spora) yang dapat melompat ke area sekitar sehingga membentuk lesi baru yang lebih kecil yang disebut sebagai lesi satelit. Oleh karena itu, secara klinis kita akan melihat lesi kandidosis ini berupa bercak merah basah dan gatal dengan titik atau bercak merah kecil di sekelilingnya. Kondisi tersebut membentuk gambaran ‘korimbiformis’ atau hen and chicks configuration, yaitu bentuk seperti induk ayam yang dikelilingi anak-anak ayam.

    Di sela jari, terutama jari kaki, lesi candida bisa berupa bercak merah gatal, basah, dan kadang dengan permukaan putih yang rapuh. Kondisi ini dikenal dengan istilah kutu air.

    Dapat menginfeksi kuku

    Jamur pada Kulit Kandida, Jamur yang Bisa Melompat

    Selain di kulit, jamur kandida juga dapat menginfeksi kuku. Infeksi pada kuku umumnya dialami oleh individu yang menggunakan tangannya bekerja di tempat basah atau lembab. Keluhan yang dirasakan seperti timbulnya kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada area sekitar kuku, dan terdapat perubahan pada lempeng kuku. Perubahan pada kuku antara lain perubahan warna menjadi putih kekuningan sampai coklat kehijauan, permukaan kuku rusak, rapuh, atau terdapat lekukan transversal dari lempeng kuku (Beau’s line). 

    Pengobatannya? 

    Sebaiknya dipastikan dahulu bahwa bercak tersebut memang benar kandidosis atau kadidiasis. Banyak penyebab bercak merah di kulit yang memiliki diagnosis dan pengobatan yang berbeda, seperti psoriasis inversa, dermatitis kontak, dishidrosis jika lokasi di tangan dan kaki, atau jenis dermatitis lainnya. Jika ragu, dokter dermatovenereologist biasanya melakukan pemeriksaan laboratorium kerokan kulit untuk memastikan etiologi penyebab.

    Setelah dipastikan mengalami penyakit kandidosis, maka terapi yang dianjurkan adalah menggunakan obat anti-jamur yang sesuai, yaitu golongan Azol. Jika infeksi berupa lesi minimal, maka dapat diberikan obat jamur topikal. Sementara jika lesi cukup luas dan atau sistemik, maka perlu obat jamur sistemik/oral. Hal yang juga penting diperhatikan adalah menjaui penyebab, pencetus, dan faktor predisposisi, misalnya hindari kondisi kulit terlalu lembab, jaga berat badan ideal, dan pertahankan imunitas dengan baik. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditulis oleh

    dr. Lusiana, SpDV

    Spesialis Kulit dan Kelamin · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Tanggal diperbarui 08/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan