backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Sama Bahayanya, Ini Beda Sepsis dan SIRS yang Bisa Mengancam Jiwa

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 04/06/2021

    Sama Bahayanya, Ini Beda Sepsis dan SIRS yang Bisa Mengancam Jiwa

    Lebih baik, jangan menyepelekan infeksi apapun dan segera obati dengan tepat. Pasalnya, infeksi yang sepele pun bisa saja berubah jadi hal yang berbahaya. Salah satu masalah yang muncul ketika Anda mengalami infeksi yang tak kunjung sembuh adalah sepsis dan Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS). SIRS dan sepsis adalah masalah yang serius dan mengancam nyawa.

    Meski sama-sama berbahaya dan mirip gejalanya, SIRS dan sepsis memiliki perbedaan yang cukup banyak. Supaya tidak terkena keduanya, Anda sebaiknya ketahui apa itu SIRS dan sepsis, serta perbedaannya.

    SIRS terjadi ketika ada peradangan

    Systemic inflammatory response syndrome atau sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS) adalah respon tubuh ketika peradangan muncul.

    Singkatnya, SIRS hanya sebatas tanda dan gejala yang muncul setelah tubuh terserang suatu penyakit.

    Selain peradangan, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh infeksi, trauma, maupun iskemia pada pembuluh darah.

    Kombinasi dari beberapa faktor penyebab tersebut juga bisa menimbulkan SIRS dalam tubuh. Seseorang dinyatakan mengalami SIRS bila mengalami beberapa gejala seperti:

    • demam melebihi 38 derajat Celcius,
    • denyut jantung lebih dari 90 detakan per menit,
    • laju pernapasan lebih dari 20 napas per menit, dan
    • jumlah sel darah putih tidak normal.

    Sementara, sepsis adalah keracunan darah akibat infeksi

    Sedikit berbeda dengan SIRS, sepsis adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh terlalu berlebihan saat melawan infeksi. Ya, dalam hal ini sistem imun terlalu aktif dan malah menimbulkan masalah baru, yaitu keracunan darah.

    Saat tubuh mengalami peradangan, sistem imun akan mengeluarkan antibodinya.

    Nah, sayangnya antibodi ini diproduksi terlalu banyak dan masuk ke pembuluh darah, akhirnya menyebabkan darah keracunan.

    Kondisi ini menyebabkan pembuluh darah menyempit dan aliran darah tidak lancar.

    Penyempitan pembuluh darah menyebabkan organ-organ tubuh tidak mendapatkan pasokan makanan serta oksigen. Jika dibiarkan, organ akan rusak bahkan jaringan di dalamnya mati. Kondisi itu disebut dengan syok sepsis.

    Sepsis bisa langsung dikenali saat tubuh menunjukkan beberapa tanda dan gejala yang menyerupai SIRS, yakni:

    • demam tinggi diatas 38 derajat Celsius,
    • denyut jantung diatas 90 detakan per menit, dan
    • laju pernapasan diatas 20 napas dalam satu menit.

    gejala sepsis

    Jadi, apa perbedaan dari SIRS dan sepsis?

    Sebenarnya, SIRS dan sepsis adalah dua kondisi yang saling berkaitan satu sama lain, karena biasanya sepsis terjadi akibat adanya SIRS.

    Namun memang agak sulit untuk mengetahui perbedaan gejalanya. Nah, beberapa perbedaan yang sebaiknya Anda ketahui dari kedua kondisi ini, yaitu:

    1. SIRS tidak selalu terjadi akibat infeksi

    Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sepsis muncul ketika infeksi terjadi dan merangsang antibodi diproduksi terlalu banyak.

    Sementara sindrom respon inflamasi sistemik atau SIRS tidak hanya dikarenakan infeksi saja, tapi juga peradangan serta trauma pada tubuh, dilansir dari laman Medscape.

    Intinya, SIRS merupakan respon dari adanya masalah di dalam tubuh yang bisa terjadi akibat apa saja, tak hanya infeksi. Bisa saja

    2. Gejala sepsis bisa lebih parah

    Oleh karena sepsis umumnya berkembang lebih parah dibandingkan dengan SIRS, maka gejala yang ditimbulkan pun bisa berbeda.

    Gejala sepsis bisa berubah menjadi syok septik setelah berkembang lebih parah, dengan tanda-tanda seperti penurunan tekanan darah, ujung-ujung ekstremitas yang dingin, nadi yang melemah, dan lain sebagainya.

    Proses syok sepsis terjadi akibat menurunnya kelancaran aliran darah serta oksigen menuju organ-organ tubuh yang disebabkan pembuluh darah yang mengalami pelebaran (vasodilatasi).

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 04/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan