Bakteremia merupakan istilah medis yang menerangkan adanya bakteri di dalam darah. Meski sering disamakan dengan sepsis, dua kondisi ini berbeda. Tak seperti sepsis, bakteremia biasanya dapat diatasi dan bersifat sementara. Lebih lengkap, simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian bakteremia
Seperti yang telah disebutkan, bakteremia adalah kondisi ketika bakteri hidup di dalam darah. Kondisi ini biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya ketika Anda menjalani perawatan kebersihan mulut atau setelah melalui prosedur medis kecil.
Pada orang sehat, infeksi ini bersifat sementara dan tidak menimbulkan gejala lebih lanjut. Namun, ketika sistem kekebalan melemah, tubuh Anda mungkin akan kewalahan menghadapi kondisi ini.
Ketika tubuh tak mampu melawan, bakteremia dapat berkembang menjadi banyak bentuk septikemia (darah keracunan akibat bakteri). Kondisi yang mungkin muncul selanjutnya termasuk sepsis dan syok septik yang dapat membahayakan nyawa Anda.
Gejala bakteremia
Gejala utama yang muncul akibat kondisi ini adalah demam. Selain itu, Anda mungkin juga akan menggigil, dengan atau tanpa disertai gemetar.
Anda perlu menghubungi dokter jika mengalami gejala bakteremia dan baru menjalani prosedur medis atau perawatan mulut, seperti cabut gigi atau dirawat di rumah sakit.
Bakteremia yang telah berkembang menjadi septikemia biasanya akan menimbulkan gejala, seperti:
- Hipotensi
- Mental terganggu
- Cairan urine sedikit ketika buang air kecil
Ketika infeksi menyebar, organ lain dapat terganggu dan menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress syndrome (ARDS)) dan cedera ginjal akut (acute kidney injury (AKI)).
Penyebab bakteremia
Dikutip dari artikel yang dipublikasikan di National Center for Biotechnology Information, bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus adalah dua bakteri yang paling umum menyebabkan bakteremia. Beberapa kondisi infeksi yang dapat mengakibatkan bakteremia di antaranya:
- Infeksi paru-paru
- Infeksi saluran kemih
- Infeksi gigi
- Infeksi jaringan lunak, tapi lebih jarang terjadi
Terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami bakteremia. Salah satunya adalah usia di atas 60 tahun (lansia). Kelompok lansia lebih berisiko mengalami kondisi ini karena biasanya mereka mengidap berbagai penyakit penyerta (komorbid).
Selain itu, kondisi-kondisi di bawah ini mungkin dapat membuat Anda lebih rentan terkena kondisi ini:
- Mengalami kerusakan pada permukaan kulit akibat cedera, seperti luka bakar
- Menggunakan alat medis dalam jangka panjang, seperti kateter atau tabung endotrakeal (alat bantu napas yang dimasukkan ke dalam tenggorokan melalui mulut atau hidung
- Habis menjalani perawatan bedah, seperti mengeluarkan cairan dari jaringan tubuh yang terluka
- Mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh karena kehilangan banyak darah
- Melakukan prosedur kebersihan atau bedah gigi atau mulut
- Menjalani cuci darah
Diagnosis bakteri di dalam darah
Dalam menentukan diagnosis bakteremia, dokter akan mulai dengan menanyakan riwayat kesehatan dan memeriksa kondisi fisik Anda. Dokter kemudian akan meminta Anda melakukan pemeriksaan darah. Mayo Clinic menyebut bahwa kondisi ini dapat dikonfirmasi dengan prosedur tes darah.
Selain itu, tergantung kondisi Anda, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan di bawah ini dapat dilakukan untuk menemukan sumber infeksi atau keberadaan infeksi di organ tertentu.
- Rontgen dada untuk menemukan keberadaan infeksi di organ, seperti paru-paru dan tulang
- CT scan untuk menilai abses atau benjolan yang muncul setelah prosedur operasi
- Kultur urine untuk menentukan sumber infeksi
- Kultur luka untuk menentukan infeksi apa yang terjadi setelah operasi
- Kultur sputum (dahak) untuk pasien yang mengalami penyakit paru-paru
Bagi pasien cuci darah, selang atau kateter yang digunakan selama proses dialisis akan dicabut. Bekasnya kemudian akan dikultur dan diteliti di laboratorium untuk melihat kemungkinan adanya bakteri dalam darah.
Pengobatan bakteremia
Bakteremia dapat ditangani dengan pemberian antibiotik melalui saluran intravena atau infus di rumah sakit. Pemberian obat ini harus dilakukan segera. Tanpa perawatan yang tepat, bakteremia dapat menyebar ke daerah lain, seperti katup jantung atau jaringan lain.
Bakteremia yang tidak diobati dapat berkembang menjadi sepsis parah dan syok septik. Dua kondisi ini dapat mengancam jiwa Anda.
Pemberian antibiotik ditentukan berdasarkan kondisi Anda, seperti:
- Asal-usul Anda mendapatkan infeksi
- Perawatan kesehatan terakhir yang Anda dapatkan
- Prosedur bedah yang baru Anda lalui
- Apakah Anda resisten terhadap antibiotik
Durasi pengobatan bakteremia tidak bisa dipastikan. Namun, dalam kebanyakan kasus, pengobatan berlangsung selama 7-14 hari dengan cara parenteral (disuntikkan).
Obat-obatan yang diberikan secara oral (diminum) mungkin direkomendasikan jika pasien tidak demam selama setidaknya 48 jam dan memiliki kondisi kesehatan yang stabil.
Komplikasi bakteri di dalam darah
Jika tidak diobati dengan tepat atau tidak sama sekali, bakteremia mungkin akan menyebabkan komplikasi, seperti:
- Meningitis
- Endokarditis
- Osteomielitis
- Sepsis
- Selulitis
- Peritonitis
Berbagai penyakit di atas mungkin membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Selain itu, komplikasi paling fatal dari kondisi ini adalah kematian.
Pencegahan bakteremia
Anda dapat menurunkan risiko terkena bakteremia dengan melakukan cara-cara di bawah ini:
- Rawat luka atau goresan di kulit Anda, sehingga tidak terjadi infeksi. Pastikan luka tersebut bersih dengan mengoleskan obat antiseptik ke permukaan luka.
- Mendapatkan vaksin pneumonia dan flu.
- Segera ke dokter jika mengalami sakit gigi. Seperti yang telah disebutkan, kondisi ini sering terjadi setelah pelaksanaan prosedur medis gigi dan mulut.
Bakteremia dapat ditangani jika dideteksi sejak awal. Oleh karena itu, Anda perlu menghubungi dokter jika mengalami gejala-gejala yang mengkhawatirkan.