backup og meta

4 Cara Agar Tidak Lemas Akibat Muntah-muntah Saat DBD

4 Cara Agar Tidak Lemas Akibat Muntah-muntah Saat DBD

Gigitan nyamuk Aedes aegypti  yang membawa virus demam berdarah dengue (DBD) dapat datang kapan saja. Setelah tergigit oeh nyamuk pembaw virus, biasanya gejala pertama akan segera muncul. 

Ketika sudah terdiagnosis oleh dokter, pengidap DBD perlu segera mendapat perawatan dengan tujuan untuk meringankan gejala. Di antara beberapa gejala demam berdarah, mual dan muntah mungkin akan dirasakan pengidap demam berdarah. Gejala ini dapat dengan mudah mengakibatkan Anda merasa lemas atau lesu karena tubuh cepat kehilangan cairan. 

Lalu apakah ada cara yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah lemas karena muntah?

Mengatasi badan yang lemas akibat gejala demam berdarah

Mual dan muntah merupakan salah satu dari gejala dari (DBD). Ketika mual, Anda jadi malas makan bahkan kesulitan untuk mengonsumsi makanan tertentu. Padahal tubuh membutuhkan asupan nutrisi untuk membantu proses pemulihan. 

Parahnya lagi, muntah yang terlalu sering membuat pasien DBD lebih rentan kehilangan cairan. Kedua hal tersebut berakibat pada tubuh yang lemas.

Pengidap demam berdarah dapat melakukan beberapa hal berikut agar tubuh tidak lemas karena mual dan muntah.

1. Perbanyak istirahat

Terkadang mual dapat terasa lebih parah ketika tubuh banyak bergerak. Sebagian besar pengidap DBD memang akan lebih banyak istirahat dan salah satu manfaatnya adalah untuk mengurangi rasa mual.

2.  Minum cairan lebih banyak

Untuk memastikan tubuh memiliki kadar cairan yang cukup, minum 9 hingga 10 gelas air putih setiap hari. 

Ketika kekurangan cairan saat demam berdarah, Anda rentan mengalami dehidrasi yang ditandai dengan gejala seperti merasa lemas atau lesu. Oleh karena itu, mengonsumsi cairan penting agar tubuh tidak lemas saat DBD.

Jika Anda tidak begitu suka minum air putih, Anda bisa selingi dengan minum jus buah. Selain memenuhi kebutuhaan cairan harian, jus buah juga mengandung banyak vitamin. 

Salah satu jus buah yang bisa Anda minum adalah jus jambu biji. Pasalnya, sari buah ini mengandung vitamin C tinggi, bahkan hingga empat kali ipat lebih banyak dibanding jus jeruk. 

Kandungan vitamin C tinggi dapat meningkatkan sistem imun Anda dan membuat tubuh cepat pulih. 

3. Makan dalam porsi kecil

Bagi jam makan menjadi 6-8 kali sehari dalam porsi yang lebih kecil daripada 3 kali makan dengan porsi normal. 

Ketika mengalami gejala demam berdarah muntah, seringkali pasien menolak untuk makan karena makanan akan kembali keluar akibat sering muntah. Oleh karena itu, segera berikan makanan dalam porsi kecil setiap kali selesai muntah agar tubuh tetap mendapat asupan nutrisi.

4. Hindari makanan dengan rasa yang kuat

Makanan yang cenderung tawar lebih baik diberikan pada pasien DBD yang sedang mengalami gejala demam berdarah muntah. Konsumsi makanan yang tidak akan menyebabkan mual. Makanan yang dimaksud contohnya seperti:

  • Roti panggang
  • Ayam dan ikan kukus
  • Kentang
  • Nasi

Lalu pilih juga makanan yang memiliki kandungan air tinggi, seperti sup ayam. Jangan lupakan jus buah yang sama-sama dapat membantu menambah asupan nutrisi.

Gejala demam berdarah muntah paling sering terjadi

Sebuah penelitian menunjukan bahwa muntah merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada pengidap DBD. Dari 79 pasien yang menjadi bahan penelitian, muntah menjadi gejala yang memiliki persentase paling tinggi yaitu 44,56 persen.

Untuk meringankan gejala demam berdarah terutama rasa mual dan muntah, hindari beberapa jenis makanan ini:

  • Makanan olahan dan yang berlemak, seperti donat, sosis, makanan cepat saji, dan makanan kaleng.
  • Makanan dengan bau yang kuat
  • Kafein seperti pada kopi dan minuman ringan
  • Makanan pedas

Mual dan muntah merupakan bagian dari gejala demam berdarah yang tidak bisa dianggap sepele. Pengidap DBD sering mengalami kesulitan untuk makan akibat gejala tersebut. Hal ini juga berdampak pada tubuh yang lemas dan dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Nausea and Vomiting. (2004, July 9). Retrieved February 27, 2020, from https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-nausea-vomiting#1

Martin, L. J. (2018). When you have nausea and vomiting: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved February 27, 2020, from https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000122.htm

Cafasso, J. (2019). Vomiting: Causes, Treatment, and Prevention in Adults and Babies (V. R. Nwadike, Ed.). Retrieved February 27, 2020, from https://www.healthline.com/health/vomiting-causes-treatment#treatment

Vuong, N. L., Manh, D. H., Mai, N. T., Phuc, L. H., Luong, V. T., Quan, V. D., … Hirayama, K. (2016). Criteria of “persistent vomiting” in the WHO 2009 warning signs for dengue case classification. Tropical Medicine and Health44. https://doi.org/10.1186/s41182-016-0014-9 Retrieved February 27, 2020, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4940707/

Versi Terbaru

08/07/2020

Ditulis oleh Roby Rizki

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: nosiani


Artikel Terkait

Mengenali Bintik Merah Tanda Demam Berdarah (DBD)

Berbagai Gejala Demam Berdarah atau DBD yang Tidak Boleh Diabaikan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 08/07/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan