Jika diobati, pasien akan mengalami fase penyembuhan

Pada fase demam maupun fase kritis yang ditangani segera dengan baik, akan membuat kondisi pasien menjadi lebih baik. Ini dikenal dengan fase penyembuhan, yang artinya pasien berhasil melewati fase kritis. Pada fase ini, pasien biasanya akan mengalami demam lagi. Namun, Anda tidak perlu khawatir sebab trombosit akan perlahan naik dan normal kembali.
Selain trombosit yang kembali normal, fase penyembuhan juga ditandai dengan gejala nyeri perut yang mulai hilang, fungsi diuretik yang membaik, serta nafsu makan pasien juga meningkat. Jumlah sel darah putih dalam tubuh pasien juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah trombosit.
Bagaimana mengobati penyakit DBD?

Hingga kini belum ditemukan pengobatan khusus untuk menyembuhkan demam berdarah. Namun, upaya yang dilakukan tenaga medis untuk mengurangi gejala demam berdarah supaya tidak semakin parah adalah menjadi kebutuhan cairan tubuh pasien. Mengapa?
Gejala demam berdarah seperti demam tinggi mendadak, menyebabkan pasien mengeluarkan banyak keringat. Meningkatnya suhu tubuh tersebut bisa mengurangi kadar cairan air dalam tubuh.
Ditambah dengan gejala mual dan muntah, yang sebagian besar membuat makanan atau minuman yang sudah tertelan keluar dari tubuh. Apalagi jika kebocoran plasma terjadi. Plasma yang mengandung 91% air, darah, dan glukosa bisa keluar dari pembuluh darah. Inilah sebabnya pemenuhan kebutuhan cairan adalah kunci untuk memulihkan kesehatan pasien.
Nah, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, pasien tak hanya butuh air putih saja. Pasalnya, air putih tidak mengandung nutrisi lengkap yang bisa menggantikan plasma darah yang bocor. Pasien membutuhkan cairan elektrolit yang tidak hanya terdiri dari air saja, tapi juga natrium, kalium, klorin, magnesium, kalsium, dan mineral penting lainnya bagi tubuh.
Cairan elektrolit yang biasanya diberikan pada pasien, meliputi minuman bergula, minuman elektrolit, oralit, susu, jus buah, cairan infus, atau cucian air beras.
Perlukah pasien DBD dirawat di rumah sakit?

Meski penyakit demam berdarah termasuk penyakit yang berbahaya, tidak semua pasien yang mengalami penyakit ini harus dirawat inap (opname). Pasien harus lebih dulu menjalani tes kesehatan, seperti mengevaluasi gejala yang muncul dan tes darah.
Ketika hasil pemeriksaan kesehatan sudah muncul, barulah dokter menegakkan diagnosis bahwa pasien memang benar terkena DBD. Kemudian, berdasarkan evaluasi ini tersebut juga, dokter bisa menentukan bahwa pasien harus menjalani opname atau tidak.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) pasien dengan gejala demam berdarah yang serius wajib menjalani rawat inap. Pasalnya, masa-masa kritis akan dilewati pasien selama 24 hingga 48 jam. Ini merupakan penentu pasien dapat bertahan hidup atau tidak.
Nah, tanda-tanda pasien DBD yang harus mendapatkan rawat inap adalah pasien yang mengalami beberapa gejala dari fase kritis, seperti ruam di kulit, perdarahan, dan terus mual dan muntah. Di rumah sakit, pasien akan menerima cairan infus yang mengandung elektrolit, pemeriksaan tekanan darah secara berkala, hingga transfusi darah jika pasien membutuhkan darah akibat perdarahan.
Sebaliknya, untuk pasien yang tidak diwajibkan menjalani rawat inap, bukan berarti mereka bebas dari pengawasan dokter dan mengandalkan pengobatan rumahan. Pasien ini hanya disarankan untuk menjalani rawat jalan.
Pertimbangan dokter bagi pasien DBD untuk rawat inap

Selain kondisi kesehatan pasien, beberapa pertimbangan yang dokter ajukan pada keluarga pasien sebelum mengizinkan pasien DBD bisa melakukan rawat jalan, meliputi:
- Persediaan cairan elektrolit di rumah memadai
- Keluarga mampu mengecek suhu tubuh pasien dengan termometer dengan rutin
- Kepastian bahwa makanan yang dikonsumsi pasien dapat dicerna dengan mudah
- Kesanggupan anggota keluarga untuk menjaga pasien sepanjang hari
Jika anggota keluarga tidak memenuhi pertimbangan tersebut, biasanya dokter lebih menyarankan pasien untuk melakukan rawat inap. Termasuk jika pasien selalu menolak atau sulit untuk makan atau minum apa pun.
Selain itu, usia pasien pun turut menjadi pertimbangan dokter untuk menentukan rawat inap atau opname. Terutama pada anak-anak dan bayi. Mereka cenderung mengalami gejala demam berdarah yang lebih parah dibanding orang dewasa. Apalagi, anak-anak dan bayi sangat rentan mengalami dehidrasi.
Orang dewasa biasanya lebih mudah ditangani dan dibujuk untuk minum obat, istirahat yang cukup, minum cairan elektrolit, dan makan ketimbang anak-anak.
Cara mencegah penularan penyakit DBD

Penyakit DBD tidak ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien, melainkan gigitan nyamuk yang membawa virus. Jadi, kunci untuk mencegah penularan penyakit DBD adalah membasmi nyamuk pembawa virus. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, yakni:
1. Melakukan gerakan 3M
Gerakan 3M adalah upaya yang digalakkan oleh pemerintah untuk memusnahkan nyamuk pembawa virus dengue. Gerakan ini terdiri dari 3 tindakan, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
Nyamuk pembawa virus berkembang biak dengan baik pada genangan air yang tenang dan bersih. Itu artinya, nyamuk bisa berada di dalam rumah dan di lingkungan tempat tinggal Anda, misalnya bak mandi, vas bunga, tempat minum burung, atau kaleng dan botol yang tidak terpakai.
Supaya nyamuk tidak berkembang biak, Anda harus rajin menguras dan membersihkan wadah-wadah tersebut. Kemudian, tutup tempat penampungan air supaya nyamuk tidak dapat masuk ke dalamnya. Selanjutnya, pastikan lingkungan bebas sampah kaleng atau botol bekas dengan cara menguburnya di halaman belakang atau melakukan daur ulang.
2. Gunakan tanaman pengusir nyamuk
Selain gerakan 3 M, Anda juga bisa menggunakan menghiasi rumah dengan tanaman pengusir nyamuk, seperti lavender, tapak dara (geranium) bunga kenikir, daun mint, tanaman jeruk, dan sereh.
Tanaman tersebut memiliki aroma yang khas yang dibenci oleh nyamuk. Selain membuat rumah Anda tampak lebih cantik, tanaman tersebut juga mampu mengusir nyamuk dari rumah Anda.
3. Manfaatkan wadah yang menjadi sarang nyamuk
Jika Anda memiliki kolam kecil yang tidak terpakai, genangan air yang ada bisa menjadi sarang bagi nyamuk pembawa virus dengue. Supaya nyamuk tidak tinggal di sana, manfaatkan kembali kolam tersebut.
Caranya dengan membersihkan, mengisinya kembali dengan air bersih, dan masukkan ikan pemakan jentik nyamuk, seperti ikan cupang, ikan cere, atau ikan mas.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar