Penyakit demam berdarah masih mewabah di Indonesia. Apalagi memasuki musim hujan, nyamuk Aedes aegypti dapat berkembang biak dengan subur dan semakin gencar menyebarkan virusnya. Jika Anda sudah terinfeksi virus, penanganan yang paling tepat adalah meningkatkan asupan cairan. Kenapa pasien demam berdarah butuh banyak cairan dan seberapa banyak yang dianjurkan? Yuk, cari tahu jawabannya berikut ini.
Pentingnya cairan untuk pasien demam berdarah
Fase demam pada anak yang terinfeksi virus dengue, sering kali disertai dehidrasi. Suhu tubuh yang meningkat ditambah gejala terus muntah dan kurangnya keinginan untuk minum membuat kadar air di dalam tubuh akan terus berkurang. Jika pasien tidak minum banyak air, dehidrasi bisa terjadi.
Selain itu, pada fase kritis, pasien demam berdarah biasanya mengalami kebocoran plasma darah. Nah, kondisi ini menyebabkan plasma darah yang mengandung 91% air dan nutrisi lainnya keluar dari pembuluh darah. Akibatnya, darah jadi pekat dan alirannya semakin lambat. Seluruh sel di tubuh tentunya akan sulit menerima asupan oksigen, darah, dan nutrisi. Jika tidak segera ditangani, pasien bisa kehilangan nyawa.
Untungnya, tidak semua pasien mengalami kebocoran plasma saat fase kritis terjadi. Hal ini sangat tergantung pada respons imun dan kondisi tubuh masing-masing pasien.
Nah, berkurangnya cairan di dalam tubuh akibat demam dan kebocoran plasma ini sebenarnya bisa dicegah dengan minum banyak air putih dan cairan lainnya. Dr. dr. Leonard Nainggolan, Sp.PD-KPTI pun mengiyakan hal tersebut ketika ditemui Tim Hello Sehat di RSPAD Gatot Subroto, Senen, Jakarta Pusat pada Kamis (29/11).
“Mereka kekurangan air dan obatnya tentu air dan cairan lainnya. Misalnya cairan elektrolit, susu, air gula, jus buah, atau air tajin. Bukan air putih saja,’ jelas Dr. dr. Leonard Nainggolan, Sp.PD-KPTI, dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
Seberapa banyak pasien demam berdarah butuh asupan cairan?
Pengobatan pasien demam berdarah disesuaikan dengan kondisi setiap pasien. Jika pasien tidak mengalami kebocoran plasma, dehidrasi, atau gejala yang mengkhawatirkan, maka ia boleh melakukan rawat jalan. Sementara bila kondisi pasien sudah kritis atau berisiko mengalami kondisi yang membahayakan, maka akan dianjurkan untuk rawat inap.
Nah, pemenuhan kebutuhan cairan pasien rawat jalan bisa disesuaikan oleh pasiennya sendiri. Misalnya, kapan waktu minum air dan cairan apa saja yang akan diminum, bisa diatur sendiri oleh pasien di bawah pengawasan dokter. Sementara di rumah sakit, cairan akan ditambahkan dengan infus.
Namun, Anda pasti masih bingung seberapa banyak cairan yang boleh diminum, bukan? Dr. dr. Leonard Nainggolan, Sp.PD-KPTI menjawab, “Seberapa banyak? Ya, semampunya pasien. Lebih banyak lebih baik karena risiko kelebihan cairan cukup rendah.’
Bagi orang sehat, minimal asupan cairan dalam sehari itu delapan gelas. Maka, pada pasien DBD tentu saja butuh jauh lebih banyak lagi. Apalagi kalau mengalami perdarahan atau muntah-muntah. Daripada repot menghitung berapa banyak air, sebaiknya fokus pada rutin minum, jangan tunggu haus. Setiap beberapa menit, pastikan pasien mendapatkan asupan cairan.
Nah, supaya pasien tidak bosan minum cairan yang sama, Anda perlu mengakalinya. Jangan berikan jus buah yang sama terus menerus, ganti dengan buah lainnya. Sajikan dengan minuman, baik itu susu, teh, atau jus buah dengan suhu yang agak dingin sehingga minuman terasa lebih segar dan mendorong pasien untuk minum lebih banyak.