backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Ada Rencana Berenang Saat Pandemi COVID-19? Begini Risiko Penularannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 31/03/2021

    Ada Rencana Berenang Saat Pandemi COVID-19? Begini Risiko Penularannya

    ght: 400;”>Baca semua artikel tentang coronavirus (COVID-19di sini.

    Musim kemarau telah tiba dan keinginan untuk berenang di kolam renang maupun pantai pun meningkat. Namun, masyarakat, termasuk para orangtua, tentu merasa khawatir apakah berenang di kolam saat pandemi COVID-19 aman atau tidak. Berikut ini beberapa informasi sebagai bahan pertimbangan berenang ketika pandemi. 

    Pertimbangan berenang saat pandemi COVID-19

    ruam kulit akibat klorin

    Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa penyebaran COVID-19 bisa terjadi di air di kolam renang dan jenis kolam lainnya.

    Hal tersebut dikarenakan biasanya kolam renang telah dicampur dengan disinfektan untuk membersihkan air, seperti klorin dan bromin yang disebut dapat membunuh virus.

    Walaupun demikian, risiko penularan COVID-19 ketika berada di kolam, danau, dan pantai masih ada. Salah satu pertimbangannya adalah kontak dekat yang terjadi ketika berada di air atau di luar kolam renang. 

    Menurut dr. Daniel Pastula, ahli penyakit menular di UC Health, berenang saat pandemi COVID-19 berisiko tinggi ketika tidak menjaga jarak dari orang lain. Intinya, risiko penyebaran virus tidak terjadi di air, melainkan saat berkerumun. Terlebih lagi, Anda mungkin akan lebih sulit memakai masker dalam keadaan basah kuyup. 

    Selain itu, Anda juga perlu melihat apakah pemerintah telah mengizinkan kolam renang umum dibuka kembali. Jika diperbolehkan dan Anda tetap ingin berenang di tengah pandemi, jangan lupa untuk mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan agar lebih aman. 

    [covid_19]

    Klorin dapat membunuh virus di air, tetapi…

    gaya renang aman untuk lansai

    Salah satu pertimbangan berenang saat COVID-19 adalah sebagian dari Anda mungkin merasa aman karena disinfektan membunuh virus di air. Secara teori sebenarnya beraktivitas di kolam renang ketika pandemi cukup aman jika Anda berenang sendirian. 

    Walaupun demikian, tingkat risiko penularan virus akan meningkat ketika Anda bepergian ke kolam renang umum yang ramai. Pasalnya, Anda harus tetap berasumsi bahwa setiap orang sangat mungkin terkena COVID-19. 

    Apa pun yang mereka sentuh mungkin akan terkontaminasi. Sementara itu, masuk dan keluar dari kolam tanpa menyentuh permukaan atau berinteraksi dengan orang lain akan lebih sulit.

    Tidak ada yang dapat menjamin Anda tidak tertular virus ketika memegang kenop pintu, loker, dan permukaan lainnya yang disentuh orang lain. 

    Menurut penelitian yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, virus COVID-19 dapat bertahan di permukaan keras, seperti plastik dan baja. Walaupun risiko penularan COVID-19 dari permukaan cukup rendah, permasalahannya adalah jumlah orang yang akan Anda temui di kolam renang. 

    Penularan COVID-19 Bisa Terjadi Melalui Sentuhan Barang di Sekitar Anda

    Lalu, tidak sedikit orang yang merasa kebal dari virus COVID-19. Penyangkalan tersebut akhirnya membuat mereka tetap melanjutkan aktivitas tanpa mengindahkan gejala yang muncul. Hal ini membuat tingkat risiko penularan virus lebih besar karena tidak waspada, termasuk di kolam renang. 

    Lantas, apakah aman berenang di danau atau pantai?

    berenang di laut

    Apabila berenang di kolam renang umum masih memiliki risiko penularan COVID-19 yang perlu diwaspadai, bagaimana dengan berenang di danau atau pantai?

    Pada dasarnya, berenang saat pandemi COVID-19 di danau seharusnya aman karena virus tidak dapat menyebar di air. Namun, masyarakat tetap perlu menjaga jarak dengan orang lain dan menjaga kebersihan tangan

    Bagi yang ingin berkunjung ke pantai dan berenang di laut, Anda perlu meningkatkan kewaspadaan mengingat akan ada ombak yang dapat menenggelamkan seseorang.

    Selain itu, masyarakat mungkin sudah diperbolehkan untuk mengunjungi pantai di beberapa daerah. Namun, pemerintah tetap meminta mereka untuk tidak berkerumun.

    Beramai-ramai mendatangi pantai justru hanya akan meningkatkan risiko penularan virus. Pasalnya, ketika di dekat seseorang yang menunjukkan gejala COVID-19 atau tidak memiliki gejala sama sekali, ada kemungkinan Anda menghirup droplet (cipratan air liur) yang terkontaminasi. 

    Maka dari itu, salah satu cara yang perlu dilakukan ketika bepergian adalah menggunakan masker demi mengurangi risiko penularan virus. Hal ini pun berlaku ketika Anda pergi ke pantai atau danau. 

    Tips berenang di kolam umum saat pandemi COVID-19

    penularan hiv di kolam

    Apabila Anda masih tetap ingin pergi ke kolam umum dan pemerintah sudah memperbolehkan, berikut beberapa tips agar tetap aman saat berenang saat COVID-19.

    • Berfokus terhadap physical distancing dan kebersihan ketika di dekat air.
    • Berkunjung di jam-jam yang tidak ramai, awal atau pengujung hari.
    • Mengurangi menyentuh barang yang bukan milik diri sendiri.
    • Menggunakan disinfektan untuk membersihkan kursi dan meja.
    • Tidak berbagi sunscreen atau barang lainnya dengan orang lain.

    Berenang kala pandemi COVID-19 sebenarnya cukup aman jika Anda melakukannya di kolam renang milik sendiri atau kolam yang tidak dikunjungi banyak orang.

    Dengan begitu, Anda dapat menjaga jarak dari orang lain setidaknya 2-3 meter. Hal ini dilakukan demi mengurangi risiko penularan yang dapat terjadi lewat permukaan dan barang yang terkontaminasi. 

    Apabila Anda merasa khawatir, sebaiknya tidak perlu memaksakan diri. Namun, jangan lupa untuk berolahraga meskipun hanya di rumah agar tubuh tetap sehat dan bugar menghadapi pandemi COVID-19.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 31/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan