backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengeluh Terus Bikin Orang Gerah, Ini 6 Cara Agar Berhenti dari Kebiasaan Itu

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 20/06/2019

    Mengeluh Terus Bikin Orang Gerah, Ini 6 Cara Agar Berhenti dari Kebiasaan Itu

    Hampir semua orang pernah mengeluh, mungkin termasuk Anda. Ya, mengeluarkan keluh kesah memang hal yang wajar. Namun, jika ini jadi kebiasaan, justru bisa bikin orang-orang di sekitar Anda tidak simpatik, sehingga cenderung mengabaikan. Yuk, simak bagaimana caranya agar bisa berhenti mengeluh.

    Alasan kenapa orang susah berhenti mengeluh

    Mungkin Anda dikelilingi oleh orang-orang yang banyak mengeluh akan hidupnya. Atau bahkan Anda yang tidak sadar melakukan hal ini juga. Sebenarnya kenapa ya, orang sangat sering mengeluh mulai dari masalah di kantor, rumah tangga, sekolah, hingga hal-hal sepele yang terjadi di jalan? Berbagai alasannya ternyata bisa dilihat di sini.

    1. Menyalurkan stres

    krisis identitas

    Seperti yang dilansir oleh Psychology Today, sebagian besar orang mengeluh untuk melampiaskan kekesalan dan stres yang dialami. Masalah yang menumpuk dan membuat kepala ingin pecah biasanya disalurkan melalui keluh kesah kepada orang sekitar Anda.

    Terkadang, seseorang yang mengeluh tidak membutuhkan saran apapun dari orang yang mendengarnya. Mereka hanya ingin apa yang mereka alami hari itu didengarkan. Oleh karena itu, mengeluh sangat efektif untuk menyalurkan stres.

    2. Tidak mampu menyelesaikan masalah sendiri

    sedang stres

    Selain ingin didengarkan, terkadang orang yang mengeluh juga mencari saran dari orang-orang sekitarnya. Keluhannya seputar masalah pekerjaan yang tak kunjung tuntas atau bertengkar dengan pasangannya, tidak dapat diselesaikan sendirian. Oleh karena itu, kebanyakan orang mencari saran agar mereka tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

    3. Bagian dari kebiasaan di keluarga

    stres dalam keluarga

    Biasanya, hal ini terjadi akibat seringnya melihat orang tua Anda mengeluh tentang masalah apapun. Kebiasaan tersebut pada akhirnya terpatri dalam pikiran dan tanpa sadar membuat Anda sering mengeluh.

    Pada dasarnya, mereka tidak mengatakan bahwa apa yang mereka katakan adalah mengeluh, melainkan mengomentari apa yang sudah jelas. Nah, ketidaksadaran tersebut pun bisa membuat Anda atau orang lain menjadi sulit untuk berhenti mengeluh.

    4. Ingin mendapatkan perhatian

    sedang bersedih

    Selain menyalurkan stres, mengeluh juga dilakukan untuk mendapatkan perhatian. Misalnya, seorang anak yang prestasinya jauh lebih buruk dibandingkan saudaranya cenderung senang mengeluh. Mereka memilih jalan tersebut agar orang di sekitarnya bersimpati dan memberikan dukungan untuk mengatasi masalah yang dikeluhkan.

    Oleh karena itu, sulit sekali untuk menghentikan kebiasaan ini ketika berkeluh kesah untuk mendapatkan perhatian dari orang-orang sekitar.

    Tips jitu agar berhenti mengeluh

    Meski memang bisa jadi salah satu cara menyalurkan stres, tapi mengeluh sebenarnya tidak menyelesaikan masalah dan bukan cara pengelolaan stres yang bijak.

    Apalagi jika dilakukan terus-terusan, justru Anda hanya akan terjebak di situasi tersebut dan akhirnya kesulitan menemukan solusinya. 

    Nah, daripada berlarut-larut dengan keluh kesah yang tentu tidak akan ada habisnya, Anda bisa berusaha untuk berhenti mengeluh dan move on.

    1. Terus berpikir positif

    sikap optimis bikin panjang umur

    Berpikiran dan bersikap positif ternyata sangat berpengaruh dalam mengelola stres. Nah, jika Anda bisa mengendalikan stres dengan baik, bukannya keluh kesah yang akan memenuhi pikiran Anda, melainkan cara menyelesaikan masalah tersebut.

    Walaupun akan membutuhkan waktu tidak sebentar, Anda bisa memulainya dengan menerima masalah tersebut. Tahapan menerima masalah bukan berarti Anda langsung bisa menghilangkannya, melainkan untuk mengubah stres tersebut menjadi pikiran yang lebih positif.

    Misalnya, bersikap lebih optimis bahwa Anda dapat menyelesaikan masalah tersebut adalah langkah yang baik agar bisa berhenti mengeluh. Biasanya, dengan begitu Anda bisa dengan leluasa mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi.

    2. Beradaptasi

    anak pindah rumah baru

    Beradaptasi adalah sebuah sikap yang sangat diperlukan agar tidak berjalan di tempat dan menerima perubahan. Berkeluh kesah dan sedih memang tidak dilarang, tetapi kurang bijak juga Anda menjadikan hal itu kebiasaan. 

    Anda bisa memulainya dengan meluangkan waktu sendiri untuk bersedih dan berkeluh kesah. Misalnya, Anda harus pindah ke lingkungan baru yang jauh berbeda dengan tempat tinggal Anda yang lama. Kesulitan untuk menerima perubahan tersebut ternyata membuat Anda sedih dan sering mengeluhkan tentang masalah ini.

    Oleh karena itu, beradaptasi terhadap perubahan dan melihatnya sebagai tantangan adalah cara yang cukup ampuh untuk mengurangi kebiasaan mengeluh Anda.

    3. Jangan langsung “menghakimi’

    pasangan marah

    Semua orang tentu saja pernah melakukan kesalahan, termasuk Anda. Kesalahan tersebut bisa menjadi alasan Anda untuk menghakimi orang yang membuat masalah itu. Sikap menghakimi ini bisa berujung pada rasa kesal dan stres hingga akhirnya terjadilah urusan mengeluh tadi.

    Oleh karena itu, usahakan untuk tidak menghakimi orang lain pada situasi tertentu. Tidak lupa untuk menghargai apa yang telah Anda dan orang lain kerjakan. Penghargaan terhadap diri sendiri juga sangat berpengaruh terhadap tingkat stres Anda, lho.

    4. Bertanggung jawab

    punya banyak teman

    Mulailah untuk memikirkan diri sendiri dan proses dari pengambilan keputusan. Bertanggung jawab terhadap masalah Anda adalah bagian dari cara agar Anda bisa berhenti mengeluh.

    Bila perlu, pertahankan orang-orang yang menghargai diri Anda dan tidak memanfaatkan Anda. Selain itu, tinggalkan orang-orang yang membawa pengaruh buruk dengan keluhan mereka karena tentu saja berdampak pada kebiasaan ini.

    Sebenarnya, berhenti mengeluh terasa sulit dilakukan karena hal tersebut merupakan bagian dari jati diri manusia. Mungkin, mengurangi kebiasaan tersebut adalah langkah yang cukup cerdas agar Anda tidak memandang dunia dengan perasaan negatif lagi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 20/06/2019

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan