backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Keracunan Sianida

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 01/03/2023

Keracunan Sianida

Racun sianida mungkin sudah tidak terdengar asing bagi kebanyakan orang, terlebih beberapa kasus keracunan berakhir dengan kematian.

Namun, sebenarnya bagaimana sianida dapat meracuni tubuh? Lalu apakah ada cara untuk mencegah terjadinya keracunan?

Apa itu racun sianida?

Sianida sebenarnya mengacu pada bahan kimia dengan kandungan ikatan karbon nitrogen (CN) dalam bentuk gas dan kristal.

Beberapa jenis sianida yang beracun adalah natrium sianida (NaCN), potasium sianida (KCN), hidrogen sianida (HCN), dan sianogen klorida (CNCl).

Ada pula jenis sianida tidak beracun. Jenis sianida ini disebut dengan gugus sianida nitril. Zat ini bisa ditemukan dalam beberapa jenis obat seperti simetidin dan citalopram.

Sianida meracuni tubuh dengan cara mengganggu kinerja sitokrom C oksidase pada sel dalam mengikat oksigen.

Padahal, oksigen berperan penting dalam menghasilkan energi untuk berbagai organ tubuh.

Dengan ketersediaan oksigen dalam darah yang terbatas, kinerja organ akan melemah. Semakin banyak sianida yang masuk ke dalam tubuh, semakin lemah pula kinerja organ.

Jika organ-organ tubuh tidak dapat bekerja secara optimal dalam jangka waktu yang lama, bukan tidak mungkin kondisi ini berakhir dengan kematian.

Penyebab keracunan sianida

bahaya asap keracunan sianida

Tidak hanya paparan secara langsung dari bubuk atau kristal sianida, Anda juga berisiko terpapar sianida jika berada dalam kondisi seperti berikut.

  • Menghirup asap hasil pembakaran sampah tekstil, plastik, dan kertas.
  • Merokok.
  • Menghirup asap dari pengolahan logam, emas, dan unit metalurgi lainnya.
  • Mengonsumsi aprikot, biji apel, biji plum, biji persik, atau olahan singkong.

Selain itu, Anda juga bisa terpapar racun sianida dari seseorang yang sudah keracunan sianida melalui kontak kulit.

Apakah sianida dalam singkong beracun?

Singkong dan beberapa jenis makanan memang mengandung sianida.
Namun, jumlahnya cenderung kecil dan akan semakin berkurang setelah diolah. Inilah mengapa Anda tetap tidak keracunan meski makan daun singkong.

Gejala keracunan sianida

Ketika racun sianida masuk ke dalam tubuh, gejala yang ditimbulkan mungkin berbeda-beda. Kondisi ini tergantung dengan jumlah sianida yang terhirup atau tertelan.

Berikut adalah gejala keracunan sianida dalam jumlah kecil.

  • Pusing.
  • Sakit kepala.
  • Mual dan muntah.
  • Detak jantung meningkat.
  • Kesulitan menahan buang air kecil.
  • Gelisah.
  • Merasa lemah.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Laju pernapasan meningkat.

Sementara itu, paparan sianida dalam jumlah besar bisa menimbulkan efek samping lebih serius seperti berikut.

  • Kejang.
  • Penurunan kesadaran.
  • Nyeri dada.
  • Meracau.
  • Napas berbau almon.
  • Tekanan darah menurun drastis.
  • Detak jantung melambat.
  • Gagal napas yang berdampak pada kematian.

Keracunan sianida juga kerap disertai dengan perubahan warna kulit menjadi kemerahan. Kondisi ini terjadi karena oksigen terperangkap di dalam darah dan tidak bisa masuk ke dalam sel tubuh.

Efek samping racun sianida bisa muncul dalam waktu yang singkat, sekitar 1–15 menit.

Oleh karena itu, jika Anda atau orang di sekitar Anda menunjukkan beberapa gejala seperti di atas, segera hubungi dokter.

Komplikasi racun sianida

menangani keracunan sianida

Melansir dari laman New York State Department of Health, paparan sianida dalam jumlah kecil umumnya tidak berbahaya karena racun akan dikeluarkan dari urine.

Namun, jika jumlah paparan cukup besar atau terjadi secara terus-menerus, sianida bisa mengakibatkan kerusakan saraf, jantung, dan otak.

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi saat seseorang terpapar sianida antara lain:

  • koma,
  • gagal jantung,
  • kebutaan,
  • kejang, dan
  • kematian.

Pengobatan keracunan sianida

Keracunan sianida hanya bisa diatasi dengan bantuan medis. 

Pada umumnya, pasien akan diberikan alat bantu pernapasan serta obat yang mengandung natrium nitrit dan natrium tiosulfat untuk mencegah efek keracunan yang lebih parah.

Dokter mungkin juga memberikan obat-obatan lain sesuai dengan gejala yang timbul.

Selain itu, dokter pada umumnya juga akan melakukan serangkaian tes untuk mengukur kadar sianida dalam tubuh. Tindakan ini juga dilakukan untuk menentukan pengobatan lanjutan.

Melansir dari laman Emergency Preparedness and Response, berikut merupakan pertolongan pertama dasar yang bisa Anda lakukan ketika berada di ruangan yang penuh sianida untuk meminimalkan keracunan.

  • Jauhi tempat yang terpapar sianida dan segera cari udara segar. Jika tidak memungkinkan, tiaraplah atau posisikan tubuh Anda semakin dekat ke tanah.
  • Lepas pakaian dengan cara memotong, bukan menariknya melalui kepala. Cuci, lalu buang dengan dimasukkan ke dalam kantong plastik.
  • Bersihkan mata dengan air mengalir selama 10–15 menit. Jika Anda memakai lensa kontak, lepaskan dan jangan dipakai lagi.
  • Lepaskan semua aksesori yang menempel pada tubuh. Cuci dengan sabun dan air sebelum kembali menggunakannya.

Jika Anda melihat seseorang sedang keracunan sianida, jangan pernah sekalipun memberinya napas buatan. Selain itu, cobalah untuk tidak menyentuh area tubuh yang terkontaminasi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 01/03/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan