backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan

3 Cara Mengatasi Gatal Selama Pemulihan Luka Bakar

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/03/2020

    3 Cara Mengatasi Gatal Selama Pemulihan Luka Bakar

    Seiring waktu, luka bakar yang sedang mengalami pemulihan akan terasa sangat gatal. Meski merupakan bagian yang alamiah dari proses pemulihan, rasa gatal pada area luka dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Simak informasi berikut untuk mengetahui cara mengatasi gatal pada luka bakar, baik secara alami maupun dengan obat.

    Cara mengatasi gatal selama pemulihan luka bakar

    obat topikal

    Hampir setiap orang yang memiliki luka bakar pernah merasakan gatal saat pemulihan. Rasa gatal biasanya terpusat pada bagian tengah luka, tepi luka, atau area donor kulit bila Anda menjalani prosedur skin graft untuk mengganti kulit yang hilang.

    Melansir Model Systems Knowledge Translation Center dan sejumlah sumber lainnya, berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan guna mengurangi gatal pada luka selama pemulihan:

    1. Cara mengatasi gatal luka bakar dengan berendam

    Cara paling sederhana untuk mengatasi gatal pada luka bakar adalah berendam. Jika bekas luka bakar boleh terkena air, cobalah merendam bagian tubuh yang terasa gatal dalam air bersuhu suam-suam kuku. Suhu ini paling pas untuk melembapkan kulit.

    Atau, cobalah mandi dengan oatmeal koloid yang dikhususkan untuk mengatasi masalah pada kulit. Bahan ini berikatan dengan kulit dan membentuk lapisan pelindung sehingga kulit selalu lembap serta terhindar dari peradangan.

    2. Menggunakan obat-obatan topikal

    Diflorasone adalah obat

    Obat topikal adalah obat yang dioleskan langsung pada kulit. Obat ini dapat berbentuk krim, gel, salep, ataupun losion dengan kegunaannya masing-masing. Beberapa obat topikal dijual bebas di apotek, tapi ada pula yang memerlukan resep dokter.

    Cara mengatasi gatal pada luka bakar dengan obat topikal memang efektif, tapi pastikan Anda telah berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan produk ini. Jenis obat topikal yang paling umum digunakan yakni:

    • Menthol dan camphor untuk memberikan sensasi dingin, lalu hangat sehingga Anda teralihkan dari rasa gatal.
    • Phenol untuk membersihkan area luka dari kuman dan bakteri.
    • Diphenhydramine dan doxepin untuk menghambat kerja histamin, yakni senyawa dalam tubuh yang memicu reaksi peradangan.
    • Obat-obatan topikal untuk melembapkan kulit.
    • Hidrokortison untuk menghambat peredangan dan menenangkan kulit. Obat ini sebaiknya digunakan dengan resep dokter.
    • Capsaicin untuk meredakan gatal yang membandel. Obat ini dapat menimbulkan sensasi terbakar, jadi oleskan sedikit dahulu untuk menguji reaksinya.

    3. Meminum obat-obatan oral

    Perempuan meminum obat sesusai aturan minum obat TBC

    Selain obat topikal, Anda juga dapat mengatasi gatal luka bakar dengan cara meminum obat secara langsung. Di antara beragam jenis obat oral untuk mengatasi gatal, jenis yang paling umum digunakan adalah antihistamin. Rasa gatal timbul ketika sel-sel saraf mengirimkan sinyal gatal dari kulit menuju otak. 

    Antihistamin bekerja dengan menghambat fungsi histamin dalam tubuh. Histamin merupakan senyawa yang menyebabkan reaksi alergi, peradangan, dan gatal. Antihistamin yang umum digunakan antara lain cetirizine, loratadine, dan hydroxyzine.

    Rasa gatal akibat luka bakar memang amat mengganggu. Untungnya, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi gatal selama pemulihan luka bakar. Anda pun bisa menggunakan obat topikal ataupun meminum obat secara langsung.

    Meski begitu, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat topikal ataupun oral, sekalipun itu adalah obat yang dijual bebas. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko efek samping yang dapat memperparah rasa gatal.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/03/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan