backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

3 Hal yang Perlu Dilakukan Ketika Pasangan Diam Saat Marah

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 16/09/2022

    3 Hal yang Perlu Dilakukan Ketika Pasangan Diam Saat Marah

    Pasangan Anda “hobi” diam seribu bahasa saat sedang marah? Di satu sisi, Anda mungkin lega karena tidak perlu mendengarkan omelan yang membuat telinga panas. Namun, kalau kelamaan, Anda pasti bingung harus bagaimana menghadapi pasangan yang diam saat marah. Anda mungkin juga jadi sebal sendiri ketika sudah bicara panjang lebar, tapi omongan hanya masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kirinya. Tunggu dulu. Anda jangan sampai ikut diam ya! Ini yang perlu dilakukan.

    Cara menghadapi pasangan yang diam saat marah

    bercanda dengan pasangan kelewatan

    Ada banyak alasan yang mungkin membuat pasangan diam seribu bahasa saat marah pada Anda. Bisa karena takut mengeluarkan kata yang tak mengenakkan, bingung bagaimana harus bersikap, atau hanya sekadar malas bicara pada Anda.

    Apa pun alasannya, hal ini tentu sah-sah saja dan jadi hak pasangan Anda. Namun, agar hubungan kembali mencair, simak cara menghadapinya:

    1. Dekati pasangan dengan lembut

    Pendekatan yang lembut mungkin jadi salah satu cara efektif untuk memulai percakapan. Dekati pasangan Anda pelan-pelan, kemudian coba bicara padanya dengan intonasi lembut. Tanyakan padanya mengapa ia harus mendiamkan Anda.

    Kemudian, beri tahu bahwa Anda ingin berdiskusi untuk menyelesaikan masalah ini. Sampaikan permintaan maaf jika kesalahan terletak pada Anda.

    Jika pasangan ternyata masih tak juga merespon, beri ia waktu untuk mendinginkan hatinya terlebih dahulu. Jangan lupa nyatakan padanya bahwa setelah ia merasa lebih tenang, Anda ingin mengajaknya kembali untuk berdiskusi.

    2. Beritahukan perasaan Anda

    Saat pasangan sudah marah dan diam selama berjam-jam, bahkan berhari-hari, sampaikan perasaan Anda padanya.

    Katakan bahwa sikapnya itu sangat membuat Anda sedih dan bingung. Hal ini justru membuat Anda tak tahu apa yang harus dilakukan dan akan menunggu akan sampai mau berbicara padanya.

    Jika Anda merasa tidak bisa menyelesaikan masalah dengan cara ini, katakan juga sejelas mungkin padanya. Anda berhak menyuarakan pendapat Anda ketika sikapnya ini justru membuat keadaan makin memburuk.

    3. Beri pasangan waktu hingga ia sendiri yang menghampiri Anda

    Terkadang pasangan marah bukan karena Anda salah, tetapi bisa saja karena ia ingin Anda menuruti keinginannya. Diam kerap menjadi senjata yang kemudian diluncurkan agar Anda mau mengikuti aturan mainnya.

    Namun, jika Anda merasa keinginannya tidak masuk akal dan Anda enggan melakukannya, tak perlu pusing. Sesekali, Anda bisa mendiamkannya hingga ia sendiri yang nantinya akan melunak.

    Namun sebelum itu, Anda tetap perlu berusaha mengajak pasangan berbicara. Jika ternyata ia tidak menanggapi Anda dan tetap bersikeras pada pendiriannya, cobalah diamkan sejenak.

    Lakukan saja kegiatan Anda seperti biasa seolah tak ada apa-apa. Jika ia adalah suami Anda, tetap persiapkan kebutuhannya seperti biasa tanpa ada yang berubah. Sikap ini memberi tahu pasangan secara tak langsung bahwa diam bukanlah cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dari Anda.

    Hindari ini ketika pasangan diam saat marah

    pasangan marah

    Selain ada cara-cara yang perlu dilakukan, ada beberapa sikap yang sebaiknya Anda hindari, seperti:

    • Merespons sikap pasangan dengan amarah yang meledak-ledak. Hal ini tak akan menyelesaikan masalah tetapi justru bisa memperparahnya.
    • Mengemis atau memohon yang justru hanya akan membuat pasangan semakin mendiamkan Anda.
    • Meminta maaf hanya untuk mengakhiri hal ini padahal Anda tak melakukan kesalahan apa pun.
    • Mengancam pasangan akan mengakhiri hubungan.

    Intinya, komunikasikan pada pasangan dengan cara yang baik agar masalah tak semakin runyam dan bisa terselesaikan dengan baik.

    Anda juga bisa melakukan konseling kesehatan mental ke ahlinya jika membutuhkan bantuan terkait hal ini atau bila mengalami masalah psikologis lainnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 16/09/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan