backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengapa Orang Berkacamata Terkesan Lebih Pintar?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 30/06/2021

    Mengapa Orang Berkacamata Terkesan Lebih Pintar?

    Bagi kebanyakan orang, mereka yang berkacamata dianggap terlihat lebih pintar dibandingkan mereka yang tidak. Namun, apakah anggapan ini benar? Simak penjelasan ilmiahnya berikut ini.

    Alasan dibalik orang berkacamata terlihat lebih pintar

    memakai kacamata

    Pada tahun 2018, terdapat sebuah penelitian yang hendak mengidentifikasi mengapa kecerdasan dapat muncul pada gen tertentu. Penelitian tersebut melibatkan sekitar 300.000 peserta yang diharuskan menjawab soal agar para peneliti dapat menentukan tingkat kecerdasan mereka. 

    Para peserta yang mengikuti penelitian tersebut memiliki keturunan nenek moyang yang berasal dari negara-negara di Eropa dengan rentang usia 16-102 tahun. Pada kelompok ini terlihat bahwa mereka memiliki tingkat kecerdasan 28% lebih tinggi, dan membutuhkan kacamata atau lensa kontak. Selain itu, lebih dari 32% peserta menderita rabun jauh (miopi).

    Akan tetapi, penelitian ini masih sangat terbatas karena semua pesertanya berasal dari negara di Eropa. Akibatnya, sulit memperkirakan kecerdasan manusia yang berasal dari benua lain selain Eropa, seperti di Indonesia atau negara-negara di Asia Tenggara lainnya.

    Hal tersebut dikarenakan terdapat perbedaan antara orang Eropa dan Asia, mulai dari latar belakang budaya, wilayah geografis, dan iklim juga ikut berpengaruh. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dengan pasti mengapa orang berkacamata terlihat lebih pintar.

    Mengapa orang membutuhkan kacamata dalam kehidupannya?

    kacamata anti radiasi komputer

    Pada dasarnya, tidak semua orang berkacamata ingin terlihat pintar dan menggunakannya semata bagian dari fashion. Alasan utama mereka memakai benda tersebut adalah penglihatan yang buruk

    Banyak gangguan penglihatan yang membutuhkan kacamata, mulai dari rabun dekat, rabun jauh, hingga presbiopia atau penglihatan buram, terutama saat membaca karena faktor usia di atas 40 tahun.  Faktor penyebabnya pun beragam, tetapi karena kini sudah memasuki era komputer, kebanyakan orang mulai memakai kacamata karena terlalu sering menggunakan komputer.

    Maka itu, perlu dipahami buka berarti orang yang berkacamata pasti pintar atau memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

    Bila Anda mengalami beberapa gejala di bawah ini, mungkin Anda membutuhkan kacamata sebagai pendukung indera penglihatan Anda. 

    • Penglihatan buram dan kabur.
    • Sakit kepala.
    • Merasakan sakit pada daerah sekitar mata.
    • Sensitif terhadap cahaya terang.
    • Harus menyipitkan mata agar dapat melihat.
    • Penglihatan berbayang.
    • Memiliki kesulitan saat menyetir.

    Tips memilih kacamata

    gagang kacamata

    Jika Anda memang membutuhkan kacamata karena penglihatan yang semakin buruk, silakan pilih kacamata berdasarkan bentuk wajah Anda.

    • Pilih bingkai kacamata yang tidak menyentuh pipi dan bulu mata
    • Pastikan posisi mata Anda berada di tengah lensa
    • Cobalah untuk menyesuaikan kaitan bingkai kacamata di belakang telinga dan pangkal hidung untuk ukuran yang pas
    • Bila perlu, tambahkan nose pads pada kacamata untuk mencegah kacamata berubah posisi di hidung dan memberikan kenyamanan.

    Setelah berhasil menemukan kacamata yang tepat, pastikan untuk menggunakannya saat dibutuhkan saja. Jika saat beraktivitas, seperti berolahraga, penggunaan kacamata membatasi ruang gerak Anda, mungkin lensa kontak adalah pilihan yang tepat.

    Meski anggapan orang berkacamata lebih pintar masih dipercaya bahkan mulai ada penelitian ilmiah yang mendukung, bukan berarti Anda bisa memakainya sembarangan dan tak sesuai dengan kondisi Anda. Daripada itu, perbanyaklah wawasan Anda dari berbagai sumber.

    Menjaga kesehatan mata juga tetap baik karena tetap lebih nyaman jikah hidup tanpa gangguan penglihatan, bukan?

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 30/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan