backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

3 Dampak Merugikan yang Muncul Saat Anda Benci Kepada Diri Sendiri

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 10/12/2019

    3 Dampak Merugikan yang Muncul Saat Anda Benci Kepada Diri Sendiri

    Perasaan benci terhadap diri sendiri merupakan emosi yang mengganggap diri Anda tidak cukup baik dan bernilai di dunia ini. Emosi ini mungkin sering kali muncul ketika Anda membandingkan diri dengan orang lain yang terlihat lebih mahir atau bahagia di kehidupannya. Di balik perasaan tersebut, ada bahaya tersembunyi yang dapat memengaruhi hidup Anda dan orang lain. Apa saja bahaya tersebut?

    Dampak yang muncul akibat benci terhadap diri sendiri

    Kebencian merupakan salah satu bentuk emosi yang cukup kuat dan bisa bertahan lama pada seseorang, bahkan kepada diri sendiri.

    Bentuk emosi ini termasuk racun dalam kehidupan Anda yang bisa memengaruhi kesehatan fisik dan jiwa. Berikut dampak yang muncul mulai dari makan berlebihan sampai merusak hubungan:

    1. Makan secara berlebihan

    penyebab makan berlebihan

    Salah satu bahaya yang bisa ditimbulkan dari kebencian terhadap diri sendiri adalah makan berlebihan. 

    Seperti yang dilansir dari Psychology Today, orang yang mempunyai kelainan makan, seperti makan berlebihan atau anoreksia ternyata memiliki alasan tertentu.

    Misalnya, Anda tidak terlalu peduli dengan kesehatan, penampilan, dan gaya hidup. Makanan digunakan sebagai media untuk menambah rasa benci dan menghukum diri sendiri. 

    Alih-alih menggunakannya sebagai asupan energi untuk tubuh, makanan digunakan sebagai pelampiasan akan kebencian tersebut. 

    Suara-suara di kepala Anda mungkin mensugesti Anda untuk menghukum diri dengan makan berlebihan. Perilaku ini mungkin dilakukan karena Anda merasa tidak bernilai dan berguna.

    2. Tidak percaya diri dan insecure

    pola pikir tidak bahagia sedih depresi stres pusing

    Selain makan berlebihan, benci terhadap diri sendiri juga menyebabkan perasaan insecure dan tidak percaya diri terus muncul. 

    Pasalnya, perasaan benci ini dapat muncul akibat terlalu sering mengkritik diri sendiri.

    Akibatnya, ketika Anda terlalu sering mendengarkan kritikan tersebut, perasaan tidak aman dan ketidakpercayaan diri pun akan terus timbul. 

    Misalnya, ketika Anda menerima pujian, Anda merasa tidak berhak mendapatkan pujian tersebut karena kurang percaya diri.

    Padahal, usaha dan kerja keras Anda selama inilah yang membuat orang lain memberikan pujian tersebut. 

    3. Merusak hubungan dengan yang mencintai Anda

    menjalin hubungan

    Salah satu dampak yang cukup berbahaya saat Anda benci terhadap diri sendiri adalah rusaknya hubungan dengan orang yang menyayangi Anda. 

    Pada saat Anda membenci diri sendiri, secara tidak langsung perasaan bahwa Anda tidak berhak menerima kasih sayang dari orang lain pun muncul.

    Kebencian tersebut akan terus tumbuh, sehingga Anda kesulitan menerima cinta dari orang lain. 

    Dampak ini mungkin disebabkan oleh salah satu faktor yang menyebabkan Anda membenci diri sendiri, misalnya trauma masa kecil. 

    Contoh, anak yang mengalami kekerasan emosional dari orangtua atau keluarganya biasanya merasa tidak berharga.

    Hal ini mungkin disebabkan oleh ucapan yang terlontar dari mulut orangtuanya sendiri, seperti merasa menyesal karena telah melahirkan anak seperti ini. 

    Akibatnya, kata-kata tersebut terus terngiang dalam pikirannya dan berkembang menjadi kebencian terhadap dirinya sendiri.

    Pada akhirnya, orang yang membenci diri sendiri mungkin terjebak dalam lingkaran setan.

    Tidak dapat menerima kasih sayang dari orang lain, sehingga cenderung memilih teman atau pasangan yang sering tidak menghargainya. 

    Mulai sekarang, cobalah untuk mengurangi perasaan benci terhadap diri sendiri karena hanya akan memperburuk kualitas hidup Anda.

    Jika Anda merasa kesulitan untuk mengurangi dan menghentikannya, sebaiknya konsultasikan dengan terapis atau ahlinya untuk mendapat solusi terbaik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 10/12/2019

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan