Sebagian besar masyarakat mengetahui dasar-dasar perawatan luka, seperti menghentikan perdarahan, memastikan luka dan kulit di sekitar luka bersih, dan menggunakan perban untuk menjaga agar kotoran tidak masuk ke dalam luka. Namun, masih ada banyak mitos dan kesalahpahaman terkait perawatan luka. Berikut adalah 5 mitos yang paling umum.
5 Mitos umum perawatan luka yang tidak boleh Anda percayai
Mitos 1: Anda harus menjaga luka tetap kering
Ini adalah salah satu mitos yang paling populer tentang penyembuhan luka. Pada pandangan awal, sepertinya masuk akal untuk menjaga luka tetap kering karena sayatan dan luka cenderung mengering ketika koreng terbentuk.
Namun, tahukah Anda bahwa menjaga luka dalam lingkungan yang lembap sebenarnya dapat mempercepat proses penyembuhan?
Luka yang dijaga agar tetap lembap dalam lingkungan yang lembap cenderung mengalami peradangan lebih sedikit dan sembuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan luka yang dijaga tetap kering.
Salah satu cara untuk menjaga luka tetap lembap adalah dengan mengoleskan petroleum jelly ke atasnya. Petroleum jelly membantu menjaga kelembapan luka dan juga berfungsi sebagai penghalang untuk mencegah infeksi. Hal ini dapat meningkatkan proses penyembuhan dan mengurangi bekas luka.
Anda juga dapat mempertimbangkan untuk menggunakan hidrogel. Hidrogel terbuat dari bahan sintetis yang membantu menjaga kelembapan lingkungan luka tanpa merusak jaringan yang terluka.
Dr. Carla menjelaskan bahwa untuk mempercepat penyembuhan, luka perlu dijaga dengan lembap. Anda bisa melihat luka sembuh dengan baik jika kulit di sekitar luka lembap, tidak ada tanda infeksi, dan luka tersebut perlahan-lahan menutup.
Perhatikan jika luka tidak terlihat sembuh dengan baik atau tampak terinfeksi, Anda perlu segera pergi ke dokter.
Mitos 2: Anda seharusnya menggunakan hidrogen peroksida atau alkohol untuk membersihkan luka
Mitos umum lainnya tentang perawatan luka adalah bahwa hidrogen peroksida atau alkohol adalah bahan yang baik digunakan untuk membersihkan luka.
Namun kenyataannya, penggunaan bahan kimia ini secara berlebihan untuk desinfeksi dapat menyebabkan luka sembuh dengan lambat.
Meskipun alkohol dan hidrogen peroksida dapat membunuh bakteri dan mikroorganisme lainnya, keduanya juga dapat memengaruhi proses penyembuhan dan memperlambat kesembuhan.
Alternatif yang baik adalah membersihkan luka menggunakan air bersih dan iodin. Keduanya efektif untuk membersihkan kotoran dan menjaga area tetap bersih dan bebas kuman.
Mitos 3: Mengoleskan pasta gigi pada luka bakar akan membuatnya lebih cepat sembuh
Mengoleskan pasta gigi pada luka bakar mungkin terdengar masuk akal, terutama karena pasta gigi memang memiliki efek mendinginkan kulit. Namun, sama seperti metode perawatan luka lainnya dalam daftar ini, yang juga merupakan mitos.
Mengoleskan pasta gigi pada kulit sebenarnya dapat merusaknya lebih banyak, atau bahkan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri.
Sebagai gantinya, penggunaan hidrogel mungkin juga membantu luka bakar ringan karena selain mempercepat penyembuhan, hidrogel juga memiliki efek pendinginan dan menenangkan.
Namun, jika luka bakarnya lebih parah, hal terbaik yang harus dilakukan adalah segera berkonsultasi dengan dokter.
[Mitos 4:] Lem super bisa menyembuhkan luka
Mitos tentang penggunaan lem super yang dijual bebas untuk menyembuhkan atau menutup luka adalah hal yang cukup umum.
Anda mungkin pernah melihat video atau postingan di media sosial yang membicarakannya sebagai pilihan dalam perawatan luka.
Namun, tidak bijaksana untuk langsung membeli lem super di toko dan menggunakannya jika Anda mengalami sayatan atau luka.
Lem super biasa dapat menyebabkan luka bakar kimia jika Anda mengoleskannya pada kulit, dan ini dapat membuat luka Anda semakin parah.
Hal ini karena lem super biasa tidak memiliki formulasi seperti yang dimiliki oleh sianoakrilat medis. Jika Anda membutuhkan lem super kelas medis, biarkan keputusan ini diambil oleh dokter Anda.
[Mitos 5: Memperban luka hanya akan menyebabkan infeksi bakteri
Terakhir, salah satu mitos yang paling umum adalah bahwa Anda tidak boleh menggunakan perban sebagai pembalut luka karena dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.
Para pendukung mitos ini mengatakan bahwa alih-alih membalut luka Anda, Anda harus membiarkannya “bernapas”. Namun, ini bukanlah metode yang ideal dalam penyembuhan luka.
Menggunakan perban yang bersih untuk menutupi luka membantu melindunginya dari bakteri dan kotoran lainnya, dan juga membantu menjaga kelembapan luka yang mempercepat proses penyembuhan.
Apa metode perawatan luka yang optimal?
Terdapat tiga langkah sederhana untuk mempromosikan penyembuhan luka yang cepat dan efektif.
Langkah pertama adalah mencuci luka dengan air bersih, kemudian membersihkan luka dan area sekitarnya dengan iodin atau antiseptik yang lembut.
Setelah itu, Anda dapat mempertimbangkan penggunaan petroleum jelly, hidrogel, atau salep antibiotik untuk menjaga kelembapan dan menjauhkannya dari kuman.
Menjaga luka dalam lingkungan yang lembap mendukung hidrasi serta penyembuhan. Terakhir, tutup dengan perban bersih untuk melindunginya dari bakteri dan kotoran. Pastikan untuk mengganti perban setiap hari, dan membersihkan serta mengoleskan kembali salep hingga luka sembuh.
Setelah luka sembuh, Anda dapat menghindari bekas luka yang tidak enak dilihat dengan mengoleskan gel silikon dengan CPX Silicone (siklopentasiloksan) dan Vitamin C Ester untuk mencerahkan, melembutkan, dan meratakan bekas luka.
Pernyataan: Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai saran medis spesifik. Untuk masalah luka dan bekas luka, konsultasikan dengan dokter Anda. Artikel ini didukung oleh Menarini.
[embed-health-tool-bmi]