backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

5 Dampak Negatif Mencukur Rambut Kemaluan bagi Pria

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 10/11/2022

    5 Dampak Negatif Mencukur Rambut Kemaluan bagi Pria

    Salah satu cara yang dilakukan pria untuk menjaga kebersihan tubuh dan organ reproduksi adalah dengan mencukur rambut kemaluan secara berkala. Namun, apakah dampak dari mencukur bulu kemaluan pria? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

    Risiko mencukur bulu kemaluan pria

    Tumbuhnya rambut di sekitar organ reproduksi pria menjadi salah satu tanda masa pubertas

    Ketika dewasa, rambut kemaluan ini bisa tumbuh lebat sehingga beberapa orang memilih untuk mencukurnya secara rutin.

    Mencukur rambut kemaluan memang seringnya dilakukan oleh wanita, tetapi pria juga boleh melakukannya.

    Sebelum mencoba, ada baiknya Anda memahami beberapa dampak dari mencukur bulu kemaluan pria. 

    1. Luka gores

    Risiko mencukur bulu kemaluan bagi pria yang pertama adalah menimbulkan cedera penis.

    Sebuah studi dari dalam American Journal of Men’s health (2017) mencoba mengamati kebiasaan merawat rambut kemaluan dengan citra tubuh dan aktivitas seksual.

    Penelitian ini melakukan survei nasional pada pria di Amerika Serikat yang berusia 18 – 65 tahun.

    Dari hasil penelitian melaporkan bahwa 25,6% peserta survei yang mencukur rambut kemaluan, mengalami luka pada kulit selama atau setelah mencukur bulu penis mereka.

    Dalam studi tersebut, luka gores merupakan cedera yang paling sering dilaporkan, diikuti dengan luka bakar (razor burn) dan ruam kulit.

    2. Infeksi

    Rambut kemaluan memiliki fungsi yang mirip dengan bulu mata atau rambut hidung. Rambut kemaluan juga menjebak kotoran, partikel kecil, dan mikroorganisme berbahaya.

    Selain itu, folikel (tempat tumbuhnya rambut) menghasilkan sebum, minyak yang berguna untuk mencegah bakteri berkembang biak.

    Mencukur bulu kemaluan mungkin dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi, seperti infeksi saluran kemih dan infeksi jamur.

    Mencukur bulu penis juga dapat mengiritasi kulit Anda yang bisa menimbulkan infeksi kulit seperti selulitis dan folikulitis.

    3. Bisul dan abses

    penyebab penis sakit

    Salah satu risiko mencukur bulu kemaluan lainnya adalah menyebabkan munculnya bisul di area organ reproduksi pria. Bisul bisa dipicu karena iritasi kulit, infeksi, atau rambut tumbuh ke dalam (ingrown hair). 

    Gejala bisul biasanya dimulai dengan benjolan merah yang berada di lapisan kulit teratas (epidermis). Bisul tersebut juga bisa berisi nanah.

    Seperti halnya bisul, abses dapat berkembang dari iritasi yang disebabkan oleh metode penghilangan rambut tertentu, seperti mencukur atau waxing.

    Abses adalah infeksi dalam di bawah kulit yang menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan kemerahan, terkadang juga disertai dengan nanah.

    4. Penyakit menular seksual

    Satu studi dari Sexually Transmitted Infections (2017) mencoba mengamati hubungan antara mencukur rambut kemaluan dengan penyakit menular seksual (PMS) pada pria dan wanita.

    Survei dilakukan pada 7.580 penduduk Amerika Serikat berusia 18 – 65 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang mengaku mencukur rambut kemaluan mereka pernah mengalami PMS. 

    Namun, faktor lain juga dapat berkontribusi lantaran responden aktif melakukan aktivitas seksual.

    Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan apakah mencukur bulu penis yang secara langsung berkontribusi pada risiko infeksi menular seksual.

    Beberapa PMS yang disebut bisa disebabkan oleh mencukur rambut kemaluan meliputi:

    5. Dermatitis kontak

    Dampak berikut dari mencukur rambut kemaluan bagi pria adalah menimbulkan dermatitis kontak. 

    Dermatitis kontak merupakan kondisi yang menyebabkan kulit meradang dan memerah selepas kontak langsung dengan iritan (zat pemicu iritasi) atau alergen (zat pemicu alergi).

    Zat penyebab alergi ini bisa dari produk perawatan wajah atau kosmetik kulit, produk perawatan tubuh, paparan tanaman, atau kontak antara kulit dengan pemicu alergi. 

    Nah, umumnya dermatitis kontak dapat terjadi setelah mencukur bulu penis lantaran menggunakan produk dan krim cukur yang menyebabkan kulit teriritasi atau alergi.  

    Dampak positif mencukur rambut kemaluan pria

    cara mencukur bulu kemaluan pria

    Selain dampak negatif, ada sedikit dampak positif dari mencukur rambut kemaluan bagi pria. Berikut beberapa dampak positifnya. 

    1. Meningkatkan daya tarik seksual

    Orang-orang suka mencukur bulu kemaluan karena alasan kenyamanan, rutinitas, dan kepercayaan diri.

    Sebuah studi dalam The journal of Sexual Medicine (2015) menganalisis praktik mencukur bulu kemaluan, pilihan gaya rambut kemaluan, dan pengaruhnya pada pria dan. 

    Studi dilakukan pada 1.110 peserta (671 wanita dan 439 pria) di dua universitas negeri besar asal Amerika Serikat. 

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria lebih menyukai mencukur rambut kemaluannya hingga habis dibandingkan wanita.

    Bagi peserta wanita, mencukur bulu kemaluan membuat mereka merasa lebih bersih, nyaman, diterima di lingkungan pertemanan, dan menarik secara seksual. 

    2. Menambah sensasi hubungan intim

    Beberapa orang percaya bahwa menghilangkan rambut kemaluan akan meningkatkan sensasi saat berhubungan intim. 

    Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara mencukur bulu kemaluan dan potensi meningkatnya fungsi seksual.

    Namun, ada kemungkinan faktor lain yang terlibat. Sebagai contoh, orang yang mencukur bulu kemaluan cenderung berusia muda, jadi masuk akal jika mereka juga melaporkan peningkatan fungsi seksual.

    Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami hubungan antara mencukur bulu kemaluan pria dengan sensasi seksual.

    Bulu kemaluan tidak selamanya mengganggu aktivitas seksual. Jika risih terhadap penampilannya, pastikan Anda mengikuti cara mencukur bulu kemaluan pria yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 10/11/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan