backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Teknik Pernapasan yang Tepat saat Lari Agar Tidak Terengah-engah

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 05/07/2021

    Teknik Pernapasan yang Tepat saat Lari Agar Tidak Terengah-engah

    Apakah Anda tahu lari butuh teknik pernapasan yang tepat? Ya, dengan teknik pernapasan yang tepat Anda akan dapat manfaat maksimal dari olahraga yang satu ini. Jadi, tak sekadar capek dan berkeringat tetapi olahraga lari bisa jadi latihan yang membantu menjaga kebugaran tubuh secara maksimal. Berikut ulasan mengenai teknik pernapasan saat lari yang sebaiknya digunakan.

    Teknik pernapasan saat lari yang tepat

    agar kuat lari

    Jika Anda terbiasa untuk bernapas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut saat lari, sebaiknya ubah mulai sekarang. Meski teknik pernapasan ini sangat disarankan dalam yoga dan beberapa seni bela diri, tidak untuk olahraga lari. Memang boleh, tetapi teknik pernapasan ini bukan yang terbaik dan disarankan untuk olahraga aerobik intensitas tinggi seperti berlari.

    Anda justru harus bernapas melalui mulut dan hidung saat berlari secara bersamaan. Ini karena otot membutuhkan oksigen untuk terus bekerja dengan baik. Bernapas melalui hidung saja tak cukup untuk memberikan asupan oksigen yang dibutuhkan tubuh. Anda butuh pernapasan mulut juga untuk mengambil lebih banyak oksigen yang dibutuhkan.

    Embuskan napas dengan maksimal, jangan tanggung-tanggung sehingga karbon dikoksida yang dikeluarkan pun akan lebih banyak. Hal ini membantu Anda untuk bisa menarik napas lebih dalam. Dengan menggunakan teknik pernapasan saat lari yang tepat Anda tak akan mudah kehabisan napas dan terengah-engah.

    Gunakan teknik pernapasan perut

    sakit perut bagian atas

    Saat lari, usahakan untuk menggunakan teknik pernapasan perut atau diafragma, bukan dari dada. Pernapasan perut membuat Anda mengambil lebih banyak udara dibandingkan pernapasan dada. Teknik pernapasan dada justru bisa membuat Anda mulai merasa seperti tersedak karena tak mendapat cukup udara.

    Menurut John Henwood, seorang pelatih lari di New York, pernapasan perut membuat Anda bisa bernapas lebih dalam. Hal ini nantinya akan membuat tubuh Anda rileks dan fokus saat berlari.

    Jika Anda masih kesulitan dan belum begitu paham teknik pernapasan perut cobalah untuk melatihnya sebelum berlari. Caranya mudah, berbaringlah dengan posisis telentang. Posisikan diri Anda dengan santai dan bahu menempel di lantai atau kasur. Saat bernapas, biarkan perut naik dan saat mengembuskannya biarkan perut dalam kondisi turun.

    Lalu dalam kondisi berdiri, Anda bisa mempraktikannya sambil berdiri dengan tegap. Pastikan postur tubuh lurus dengan bahu yang tegak dan tak membungkuk ke depan. Posisi kepala juga harus sejajar dengan tubuh, tidak terlalu condong ke depan. Ini karena Anda tak akan bisa menarik napas dalam jika tubuh dalam keadaan bungkuk.

    lari atau jalan kaki

    Selanjutnya, tarik napas melalui hidung dan rasakan perut mengembang naik. Kemudian, embuskan napas keluar melalui mulut dengan posisi perut kembali kempes atau turun. Agar lebih mudah, Anda bisa mencoba teknik ini dengan meletakkan tangan di perut. Kemudian rasakan pergerakan naik turunnya.

    Ketika perut mengembang artinya diafragma sedang bergerak ke bawah untuk memberi ruang bagi paru-paru supaya terisi penuh dengan oksigen. Nantinya saat lari, ambil napas dari mulut dan juga hidung secara bersamaan untuk mendapatkan asupan oksigen lebih banyak. Jika Anda sudah mampu melakukannya dalam keadaan diam, coba praktikkan perlahan saat lari dan rasakan perbedaannya.

    Untuk memudahkan, ketika memulai cobalah lari dengan kecepatan yang membuat Anda mudah bernapas. Kemudian, gunakan “tes bicara” untuk mengetahui apakah langkah Anda sudah sesuai. Anda harus dapat berbicara hingga kalimat penuh tanpa terengah-enggah. Intinya, jangan memaksakan diri. Perlambat lari Anda atau berjalan jika Anda mulai merasa kehabisan napas.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 05/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan